Ketahui Anafilaksis, Reaksi Alergi yang Bisa Mengancam Nyawa Anda

Jumat, 5 Juli 2024 08:01 WIB

Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda alergi terhadap suatu zat, sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi berlebihan terhadap alergen dengan melepaskan bahan kimia yang menyebabkan gejala alergi. Biasanya, gejala-gejala ini terbatas pada satu area tubuh.

Namun, beberapa orang rentan mengalami reaksi anafilaksis yang jauh lebih serius dan mempengaruhi lebih dari satu bagian tubuh secara bersamaan. Bagi sebagian orang dengan alergi parah, paparan alergen dapat menyebabkan reaksi yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai anafilaksis.

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang sangat serius dan jika tidak segera ditangani secara medis, dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu anafilaksis, mengenali gejala-gejalanya, dan mengetahui cara penanganannya.

Apa itu Anafilaksis?

Menurut American College of Allergy, Asthma and Immunology, anafilaksis terjadi ketika pelepasan bahan kimia yang berlebihan menyebabkan seseorang mengalami syok. Pemicu anafilaksis yang paling umum pada anak-anak adalah alergi makanan, seperti kacang tanah dan kacang pohon, ikan, kerang, gandum, kedelai, wijen, dan susu.

Advertising
Advertising

Selain alergi makanan, beberapa orang dapat mengalami anafilaksis akibat sengatan serangga atau obat-obatan tertentu. Kondisi anafilaksis bisa terjadi dalam hitungan detik atau menit setelah terpapar alergen. Parahnya, reaksi alergi ini dapat mengancam jiwa karena dapat menyebabkan pernapasan atau detak jantung terhenti.

Gejala Anafilaksis

Gejala anafilaksis biasanya muncul dalam beberapa menit setelah terpapar alergen, meskipun kadang-kadang dapat terjadi setengah jam atau lebih setelah paparan. Dalam kasus yang jarang terjadi, anafilaksis bisa muncul beberapa jam kemudian. Gejala atau tanda-tanda anafilaksis meliputi:

  • Reaksi kulit seperti gatal-gatal, kemerahan, atau pucat.
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).
  • Penyempitan saluran udara dan pembengkakan lidah atau tenggorokan.
  • Denyut nadi lemah dan cepat.
  • Mual, muntah, atau diare.
  • Pusing atau pingsan.

Penanganan Anafilaksis

Seseorang yang mengalami anafilaksis memerlukan perawatan medis segera. Jika memungkinkan, suntikan epinefrin harus diberikan secepatnya selama perjalanan ke ruang gawat darurat rumah sakit. Terkadang, dua suntikan mungkin diperlukan untuk mengendalikan gejala secara efektif. Tanpa penanganan yang tepat, anafilaksis dapat berakibat fatal. Berikut beberapa langkah penting untuk mengurangi risiko anafilaksis:

1. Kenali Pemicu Alergi

Langkah pertama yang sangat penting adalah mengenali apa yang memicu reaksi anafilaksis. Pemicu yang paling umum termasuk alergi makanan, lateks, obat-obatan, dan sengatan serangga. Misalnya, jika Anda alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, kacang tanah, atau ikan laut, sangat penting untuk menghindari mengonsumsinya.

Membaca label makanan dengan hati-hati dan bertanya tentang bahan-bahan makanan saat makan di luar dapat membantu menghindari paparan yang tidak disengaja.

2. Konsultasi dengan Spesialis Alergi

Mengunjungi spesialis alergi adalah langkah penting lainnya. Ahli alergi dilatih khusus untuk membantu mengendalikan gejala alergi, melakukan tes diagnostik, dan meninjau pilihan pengobatan yang tepat.

Mereka dapat memberikan panduan tentang bagaimana menghindari pemicu anafilaksis dan meresepkan epinefrin otomatis (epipen) yang harus selalu dibawa oleh penderita alergi parah. Ahli alergi juga dapat memberikan rencana tindakan darurat yang rinci, termasuk kapan dan bagaimana menggunakan epinefrin dan langkah-langkah lain yang perlu diambil saat terjadi reaksi anafilaksis.

3. Monitoring dan Follow-Up

Setelah mengalami reaksi anafilaksis, penting untuk melakukan tindak lanjut dengan profesional kesehatan untuk memantau kondisi Anda dan menyesuaikan rencana pengelolaan alergi jika diperlukan. Mengidentifikasi pemicu baru dan mengevaluasi efektivitas penanganan saat ini dapat membantu mencegah reaksi di masa depan.

Dengan memahami pemicu anafilaksis, menghindarinya, berkonsultasi dengan spesialis, dan mempersiapkan diri serta lingkungan sekitar, Anda dapat mengurangi risiko terkena anafilaksis dan memastikan penanganan yang cepat dan efektif jika terjadi reaksi.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I RINDI ARISKA I HARIS SETYAWAN

Pilihan Editor: Apa Itu Anafilaksis atau Alergi Parah yang Mematikan Ketajui Gejala dan Penyebabnya

Berita terkait

Mengenal Kegunaan Lesitin Kedelai pada Makanan dan Siapa yang Harus Menghindari

20 hari lalu

Mengenal Kegunaan Lesitin Kedelai pada Makanan dan Siapa yang Harus Menghindari

Lesitin kedelai tak hanya berguna pada makanan kemasan tapi juga diklaim sebagai suplemen diet. Namun, zat ini tak cocok untuk semua orang.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Jon Bon Jovi, Terbaru Selamatkan Upaya Percobaan Bunuh Diri

21 hari lalu

Fakta Menarik Jon Bon Jovi, Terbaru Selamatkan Upaya Percobaan Bunuh Diri

Jon Bon Jovi menjadi pahlawan lantaran menyelamatkan perempuan yang ingin mencoba bunuh diri di jembatan Nashville,

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Gatal pada Vagina

21 hari lalu

Ragam Penyebab Gatal pada Vagina

Beberapa penyebab gatal pada vagina juga disebabkan kebiasaan sehari-hari. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Punya Alergi Tapi Ingin Miliki Hewan Peliharaan, Begini Solusinya

22 hari lalu

Punya Alergi Tapi Ingin Miliki Hewan Peliharaan, Begini Solusinya

Bagi Anda pecinta hewan peliharaan, tetapi memiliki alergi. Berikut cara mengatasi alergi tersebut.

Baca Selengkapnya

Arti Warna Gelang Medis yang Digunakan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

22 hari lalu

Arti Warna Gelang Medis yang Digunakan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

Setiap pasien rawat inap di rumah sakit biasanya dipakaikan gelang medis yang memiliki warna berbeda-beda antar pasien. Ini artinya.

Baca Selengkapnya

Pakar Diet Sebut Plus Minus Susu Ikan

25 hari lalu

Pakar Diet Sebut Plus Minus Susu Ikan

Susu yang dibuat dari ekstrak daging ikan bisa menjadi pilihan sumber protein hewani. Simak juga plus dan minusnya.

Baca Selengkapnya

Meski Tinggi Nutrisi, Tak Semua Orang Boleh Makan Biji Wijen. Ini Alasannya

31 hari lalu

Meski Tinggi Nutrisi, Tak Semua Orang Boleh Makan Biji Wijen. Ini Alasannya

Biji wijen kaya vitamin, mineral, dan lemak sehat. Namun tak semua orang boleh mengonsumsinya karena alasan tertentu.

Baca Selengkapnya

Pengadilan AS Putuskan TikTok Harus Hadapi Tuntutan Hukum atas Kematian Anak 10 Tahun

38 hari lalu

Pengadilan AS Putuskan TikTok Harus Hadapi Tuntutan Hukum atas Kematian Anak 10 Tahun

Pengadilan banding AS terima gugatan terhadap TikTok oleh ibu dari seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang meninggal akibat tantangan viral

Baca Selengkapnya

5 Orang yang Sebaiknya Menghindari Makan Pepaya

39 hari lalu

5 Orang yang Sebaiknya Menghindari Makan Pepaya

Pepaya dapat menimbulkan efek samping bagi orang dengan kondisi tertentu, seperti alergi, penyakit batu ginjal, atau hipoglikemia.

Baca Selengkapnya

Orang yang Disarankan Tidak Makan Nanas

43 hari lalu

Orang yang Disarankan Tidak Makan Nanas

Nanas mengandung nutrisi yang menghasilkan beragam manfaat kesehatan. Namun, beberapa orang dengan kondisi tertentu sebaiknya tidak memakan buah ini.

Baca Selengkapnya