Apa Itu Skizofrenia? Kenali Gejalanya

Rabu, 24 Juli 2024 07:50 WIB

Ilustrasi skizofrenia (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang mempengaruhi sekitar 1% populasi dunia. Gangguan ini memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Orang dengan skizofrenia mungkin tampak seperti kehilangan kontak dengan realitas, yang dapat sangat menakutkan bagi mereka dan orang di sekitarnya.

Dilansir dari Healthline, gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia dewasa muda dan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama.

1. Gejala Positif
- Delusi: Ini adalah keyakinan palsu yang tidak berdasarkan kenyataan. Misalnya, seseorang mungkin percaya bahwa mereka sedang diawasi atau dikendalikan oleh kekuatan luar. Delusi bisa sangat kuat dan sulit diubah bahkan dengan bukti yang berlawanan.
- Halusinasi: Halusinasi adalah pengalaman sensorik yang tidak nyata, seperti mendengar suara-suara yang tidak ada. Halusinasi paling umum adalah suara-suara yang mungkin berbicara kepada orang tersebut atau tentang mereka.
- Pikiran yang Tidak Teratur: Cara berpikir yang kacau dan tidak logis, seringkali ditunjukkan melalui bicara yang kacau dan sulit dipahami. Orang dengan skizofrenia mungkin melompat dari satu topik ke topik lain tanpa ada hubungan yang jelas.
- Perilaku yang Tidak Teratur atau Katatonik: Perilaku ini bisa sangat gelisah atau, sebaliknya, menunjukkan ketidakaktifan yang ekstrem (katatonia). Orang dengan perilaku katatonik mungkin tidak bergerak atau berbicara selama waktu yang lama.

2. Gejala Negatif
- Kurangnya Ekspresi Emosi: Orang dengan skizofrenia mungkin tidak menunjukkan emosi yang biasanya ditunjukkan oleh orang sehat. Wajah mereka mungkin tampak datar, dan mereka mungkin tidak merespons dengan tepat terhadap situasi emosional.
- Kehilangan Minat atau Motivasi: Mereka mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Mereka mungkin tampak tidak peduli atau malas, meskipun ini adalah bagian dari gangguan dan bukan karena kurangnya keinginan.
- Menarik Diri dari Hubungan Sosial: Menghindari interaksi sosial dan kegiatan sosial. Ini bisa membuat mereka tampak sebagai orang yang tidak peduli atau tidak ramah.

3. Gejala Kognitif
- Masalah dengan Perhatian: Kesulitan untuk berkonsentrasi atau tetap fokus. Mereka mungkin mudah terganggu dan memiliki kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
- Masalah Memori: Kesulitan untuk mengingat informasi baru atau mengingat informasi yang dipelajari sebelumnya.
- Masalah dengan Fungsi Eksekutif: Kesulitan dalam memahami informasi dan membuat keputusan. Fungsi eksekutif melibatkan kemampuan untuk merencanakan, mengatur, dan mengatur perilaku menuju tujuan.

Advertising
Advertising

Namun, beberapa langkah bisa diambil untuk mengurangi risiko dan memanajemen gejala agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik, yang dikutip dari Healthline.

1. Mengurangi Stres
Stres dapat memicu atau memperburuk gejala skizofrenia. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi manajemen stres yang efektif. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dalam bisa sangat membantu. Selain itu, olahraga rutin juga dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

2. Penggunaan Obat yang Tepat
Obat antipsikotik adalah bagian penting dari pengobatan skizofrenia. Mengikuti resep dan saran dokter dalam penggunaan obat-obatan ini sangat penting untuk mengelola gejala. Obat antipsikotik membantu menstabilkan bahan kimia di otak yang mempengaruhi pikiran dan perilaku.

3. Terapi Psikologis
Selain obat, terapi psikologis seperti terapi kognitif-behavioral (CBT) dapat membantu individu mengelola gejala dan meningkatkan fungsi sehari-hari. CBT dapat membantu orang dengan skizofrenia mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Terapi ini juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan pemecahan masalah.

4. Dukungan Keluarga dan Sosial
Dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan dapat memberikan stabilitas emosional dan sosial yang penting. Mendapatkan dukungan dari orang-orang yang memahami kondisi mereka dapat membantu mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan kualitas hidup.

5. Hindari Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat seperti narkoba dan alkohol dapat memperburuk gejala skizofrenia dan mempengaruhi efektivitas pengobatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari penggunaan zat-zat ini.

HEALTHLINE
Pilihan editor: Pemuda Skizofrenia Divonis 16 Tahun Bui, Kuasa Hukum Laporkan Hakim PN Jakbar ke MA dan KY

Berita terkait

Perfeksionis Ingin Segala Sesuatu Berjalan Sempurna, Berikut Dampak Negatifnya

29 hari lalu

Perfeksionis Ingin Segala Sesuatu Berjalan Sempurna, Berikut Dampak Negatifnya

Meskipun dapat memotivasi, sikap perfeksionis yang tidak terkendali juga berdampak buruk terhadap kesehatan psikologis dan hubungan sosial.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Tinggi Tolak Banding Pemuda Skizofrenia yang Divonis 16 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Bakal Kasasi

31 hari lalu

Pengadilan Tinggi Tolak Banding Pemuda Skizofrenia yang Divonis 16 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Bakal Kasasi

Kuasa hukum pemuda skizofrenia itu sangat kecewa karena putusan tersebut tidak mempertimbangkan Pasal 44 KUHP.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta jadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Tertinggi, Apa Pemicunya?

41 hari lalu

Yogyakarta jadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Tertinggi, Apa Pemicunya?

Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi gangguan kesehatan mental berat di Yogyakarta mencapai 9,3 persen.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Minta Pemuda Skizofrenia Dibantarkan ke RSJ Bukan Dipenjara

44 hari lalu

Kuasa Hukum Minta Pemuda Skizofrenia Dibantarkan ke RSJ Bukan Dipenjara

Kuasa hukum meminta pemuda skizofrenia pelaku penikaman untuk dirawat di RSJ dan bukan di penjara.

Baca Selengkapnya

Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

55 hari lalu

Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

Psikiater memaparkan peran dan kepekaan orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi kekerasan pada anak dan menghindari kecemasan.

Baca Selengkapnya

Pengacara Andi Andoyo Pengidap Skizofrenia Laporkan Jaksa Kejari Jakbar ke Jaksa Agung

59 hari lalu

Pengacara Andi Andoyo Pengidap Skizofrenia Laporkan Jaksa Kejari Jakbar ke Jaksa Agung

Menurut Luhut, tujuan pelaporan ini untuk memberi keadlian bagi kliennya, Andi Andoyo, yang mengidap gangguan jiwa skizofrenia paranoid.

Baca Selengkapnya

Makna Memaafkan Buat Diri Sendiri, Bermanfaat Menenangkan Hati

59 hari lalu

Makna Memaafkan Buat Diri Sendiri, Bermanfaat Menenangkan Hati

Konsep memaafkan ternyata sangat membantu kita menurunkan gejala depresi dan gejala kecemasan, dan meningkatkan harapan.

Baca Selengkapnya

Pemuda Skizofrenia Dihukum 16 Tahun Penjara, Kriminolog Ungkap Dilema Hakim dan Negara yang Abai

17 Juli 2024

Pemuda Skizofrenia Dihukum 16 Tahun Penjara, Kriminolog Ungkap Dilema Hakim dan Negara yang Abai

Andi Andoyo, pemuda skizofrenia dihukum 16 tahun penjara karena menikam seorang wanita di Central Park Mall Jakarta Barat.

Baca Selengkapnya

Pemuda Skizofrenia Divonis 16 Tahun Bui, Kuasa Hukum Laporkan Hakim PN Jakbar ke MA dan KY

16 Juli 2024

Pemuda Skizofrenia Divonis 16 Tahun Bui, Kuasa Hukum Laporkan Hakim PN Jakbar ke MA dan KY

Kuasa hukum pemuda pengidap skizofrenia itu menjelaskan tiga dasar pelaporan terhadap hakim itu ke MA dan Komisi Yudisial.

Baca Selengkapnya

Pemuda Skizofrenia Banding Usai Divonis 16 Tahun Penjara dalam Kasus Pembunuhan di Central Park

14 Juli 2024

Pemuda Skizofrenia Banding Usai Divonis 16 Tahun Penjara dalam Kasus Pembunuhan di Central Park

Andi Andoyo, pengidap skizofrenia paranoid, dinyatakan terbukti bersalah membunuh wanita di mal Central Park

Baca Selengkapnya