Jogja Fashion Trend 2024, Desainer Diminta Tak Abaikan Pasar dan Buat Buat Busana Wearable

Senin, 12 Agustus 2024 11:44 WIB

Sejumlah karya yang ditampilkan pada puncak perhelatan Jogja Fashion Trend 2024 Minggu (11/8). Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Malam puncak perhelatan Jogja Fashion Trend (JFT) 2024 yang dipusatkan di Pakuwon Mall Sleman Yogyakarta berlangsung meriah, Minggu 11 Agustus 2024.Event yang digelar lima hari atau sejak 7 Agustus 2024 itu menampilkan karya dari 139 desainer berbagai daerah di Indonesia.

Pada malam puncak perhelatan itu, ribuan pengunjung tampak memadati venue utama para model beraksi dengan karya para desainer kenamaan yang terbagi dalam dua sesi.

Sesi sore diisi pameran karya bertema Executive & Exclusive Show dari Afif Syakur dan Phillip Iswardono. Sedangkan sesi malam, menampikan tema Urban dan Mens Wear dengan desainer Elgan by Nyudi, Studio Nala by Larasati, AGB by Afif Grurub, dan lainnya.

Busana yang Wearable

Desainer yang juga Creative Director JFT 2024 Phillip Iswardono dalam malam terakhir perhelatan itu menyerukan agar para desainer tak mengabaikan peluang pasar dalam menciptakan karya-karya fashion di masa mendatang.

"Kami mendorong para desainer mau melihat dan mengikuti pasar, ciptakan karya busana yang wearable (bisa dipakai)," kata Phillip, Minggu.

Advertising
Advertising

Menurut Phillip, sejak kebangkitan dunia fashion global delapan tahun terakhir, pasar membutuhkan karya-karya yang tak hanya indah saat dikenakan model di atas catwalk. Namun juga karya yang bisa mereka gunakan untuk mobilitas mereka dalam keseharian.

"Karena tak jarang, masih ada pula desainer yang membuat rancangan busana avant garde," kata dia.

Busana ini cenderung bersifat nyleneh, eksperimental, atau baru dikenalkan sesuai imajinasi desainer, sehingga rancangan itu tidak mudah dipakai atau pasarnya sangat terbatas.

"Misalnya saja sekarang mungkin orang sudah jenuh dengan busana yang ketat, sulit dipakai, pasar mulai mencari busana yang lebih longgar dan easy going," kata dia.

Dalam ajang Jogja Fashion Tren, para desainer juga diedukasi soal pasar.

Imajinasi Desainer

Meski diimbau tak mengabaikan pasar, Phillip melanjutkan, bukan berarti imajinasi desainer harus seragam dan tidak boleh berkembang. Jadi lewat ajang itu, para desainer juga diberi sesi untuk mengenalkan rancangan karya yang mereka imajinasikan akan menjadi tren pada dua tahun ke depan.

"Desainer itu juga harus bisa seperti layaknya forecaster (prakirawan cuaca), kira-kira cuaca atau tren ke depan seperti apa dengan melihat kebiasaan saat ini," kata dia.

Dalam perhelatan pamungkas itu para desainer pun turut membidik tren atau kultur dunia yang dikombinasikan dengan potensi nusantara.

Misalnya Nyudi Dwijo Susilo, desainer yang menampilkan tema Seoul in the Sun mengungkapkan, karyanya yang diperagakan terinspirasi dari gaya atau penampilan anak-anak muda di Seoul, Korea Selatan saat musim panas tiba. Busana yang cenderung santai namun bisa sekaligus tampak elegan.

"Jadi saya membuat busana dengan unsur Korean Look yang menggunakan sentuhan batik motif kontemporer, terdiri dari celana, atasan dan luaran," kata Nyudi, Minggu.

Untuk material yang digunakan ia memanfaatkan kain batik cap serta linen dengan siluet tipe oversize.

"Desain busana anak muda ini saya kemas secara premium untuk memberi nilai lebih penggunanya, " kata dia.

Wastra Nusantara

Project Director Jogja Fashion Trend 2024 Afif Syakur mengatakan event ini didorong menciptakan berbagai macam busana yang cocok dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari kebaya, busana sehari-hari hingga busana pesta. Alhasil, para desainer pun tergerak menggali potensi wastra di Tanah Air.

"Keanekaragaman karya yang ditampilkan para desainer di ajang ini sekaligus menjadikan Yogyakarta sebagai pintu gerbang pertemuan aneka wastra Nusantara," kata dia.

Pilihan Editor: Jogja Fashion Trend, Ajang Desainer Lokal Bidik Pasar Turis Asing

Berita terkait

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

1 jam lalu

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

Tim dari UNS Surakarta, Politeknik Negeri Bali, ITS Surabaya, dan Universitas Hasyim Asy'ari Jombang juarai Kontes Robot Terbang Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

1 hari lalu

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

Sebuah bus wisata menabrak pengendara motor hingga tewas, saat libur panjang Maulid Nabi di Kota Yogyakarta, Minggu 15 September 2024.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

Ribuan wisatawan memadati jalannya prosesi Garebeg atau Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta Senin 16 September 2024.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

2 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

Libur panjang akhir pekan Maulid Nabi berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

2 hari lalu

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

Para pelaku perhotelan Yogyakarta berharap bisa menaikkan okupansi mereka setelah pada Agustus lalu sempat drop di bawah target.

Baca Selengkapnya

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

2 hari lalu

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

Sebelum Grebeg Maulud ini digelar, Keraton Yogyakarta menggelar prosesi awalan mulai dari Miyos Gangsa, Numplak Wajik, dan Kondur Gangsa.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

3 hari lalu

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

4 hari lalu

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

Simfoni Gumuk Pasir bukan hanya sekadar festival musik, tetapi juga perayaan seni, alam dan budaya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

5 hari lalu

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

Pasar Beringharjo yang menjadi surganya wisatawan berburu produk kerajinan di Yogyakarta kini hadir di marketplace.

Baca Selengkapnya

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

5 hari lalu

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

Kawasan Malioboro tempat PKL berjualan merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya