TEMPO.CO, Jakarta - Dalam program makan siang gratis kedepannya akan mengganti susu sapi dengan susu ikan. Penggantian susu sapi menjadi susu ikan adalah upaya memenuhi kebutuhan susu dengan keterbatasan susu sapi selama program unggulan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berjalan.
Produk susu ikan masih belum banyak diketahui masyarakat Indonesia. Banyak yang bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan produk susu ikan.
“Emang ikan punya susu gaes? Berubah-ubah terus (program) makan gratismu Pak @prabowo,” cuit akun X (Twitter) @petrus*********, Selasa, 10 September 2024. Lantas, apa perbedaan antara susu ikan dengan susu sapi?
Serba Serbi Susu Ikan atau Surikan
Mengandung Banyak Nutrisi
Menurut Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Ali Khomsan, omega 3 surikan atau susu ikan lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Omega 3 berfungsi untuk mendukung perkembangan fungsi otak pada anak-anak.
"Susu ikan terbuat dari ikan yang diambil konsentrat proteinnya, kemudian protein itu dicampur dengan zat-zat lain, sehingga menghasilkan produk semacam susu," jelasnya.
Selain omega 3, susu ikan juga memiliki 9 jenis asam amino esensial seperti isoleucine, leucine, lysine, phenylalanine, tryptophan, threonine, valine, tyrosine, alanine, arginine, aspartic acid, glutamic acid, glycine, proline, serine, dan histidine. Keunggulan lainnya adalah Surikan juga mengandung protein, karbohidrat, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, kalsium, zat besi, dan seng.
Keunggulan lainnya dari susu ikan atau yang bisa juga disebut sebagai surikan adalah tidak mengandung laktosa seperti susu sapi. Meskipun begitu, kandungan nutrisi dari surikan juga tidak diperlu diragukan. Meskipun tidak memiliki kandungan laktosa yang menimbulkan alergen di beberapa orang, susu ikan juga memiliki potensi memicu alergen pada beberapa orang.
Masih Belum Umum
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, susu ikan masih belum banyak diketahui banyak orang. Dengan begitu menurut Dietisien dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Fitri Hudayani hal tersebut harus kembali diperhatikan jika ingin memasukan surikan sebagai menu dalam program makan siang gratis.
“Karena produk ini masih belum banyak dikenal dan dikonsumsi, maka perlu pertimbangan apakah mudah diperoleh jika akan dimasukkan ke dalam daftar menu sehari-hari, sehingga dapat terjaga konsistensinya,” ucapnya, Selasa, 10 September 2024, seperti dikutip dari Antara.
Selain berkenaan dengan jumlah ketersediaan yang belum mencukupi,Fitri juga mengatakan rasa dan aroma dari susu ikan ini dikhawatirkan belum dapat diterima oleh masyarakat terutama anak-anak sebagai pasarnya.
Solusi yang diberikan oleh Protein Initiative atau PT Berikan Teknologi Indonesia adalah membuat susu ikan seperti produk olahan susu sapi, seperti pasteurisasi dan ultra high temperature (UHT) sudah banyak beredar di pasaran dengan cara memberikan tiga varian rasa seperti vanila, cokelat, dan stroberi.
Harga Cukup Tinggi
Dilansir dari kanal e-commerce Tokopedia Forayya Official Shop, Rabu, 11 September 2024, harga yang dipasang untuk produk susu ikan ini cukup mahal yaitu Rp122.550 per kemasan kotak, baik untuk rasa cokelat maupun stroberi. Susu ikan berbentuk bubuk itu dikemas dalam ukuran 350 gram.
Jika dibandingkan dengan susu sapi kemasan yang ada di pasaran tentu saja harga susu ikan dinilai mahal. Susu sapi kemasan yang ada dipasaran dibandrol dengan harga yang bervariasi mulai seribuan rupiah hingga susu formula yang dipatok dengan harga ratusan ribu rupiah.
ADINDA ALYA IZDIHAR | KHUMAR MAHENDRA | SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan editor: