Bandung Lautan Asep Tak Jadi Digelar, Berikut Profil Paguyuban Asep Dunia dari Grup Facebook sampai Gelar Konferensi

Senin, 30 September 2024 20:30 WIB

Paguyuban Asep Sedunia. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan orang bernama Asep mengaku kecewa tak jadinya kegiatan Bandung Lautan Asep yang semula akan digelar di Taman Kiara Artha Kota Bandung, Sabtu, 28 September 2024. Mereka mendaat undangan dari aplikasi perpesanan WhatsApp, setiba di lokasi tak ada kegiata yang disebut itu.Para Asep pun kecewa.

Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama Asep. Nama ikonik khas Sunda ini tak jarang kita temui di mana pun. Namun, tahukah Anda bahwa saking banyaknya penyandang nama tersebut sampai terdapat satua komunitas perkumpulannya?

Dikutip dari Antara, Paguyuban Asep Dunia atau PAD merupakan gerakan sosial yang pada awalnya lahir di dunia maya sejak tahun 2008. Paguyuban Asep ini pertama kali digagas oleh Asep Iwan Gunawan yang penasaran membuat sebuah group: "How Many Asep There Are in Facebook?"

Pada 1 Agustus 2010, atas inisiatif Asep Kambali, dan didukung oleh Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep Rahmat dan Asep Dudi, PAD lahir menjadi gerakan sosial yang masif dan konkret.

"PAD merupakan wadah silaturahmi dan aktualisasi diri orang-orang yang bernama Asep di seluruh Dunia. Kita menyadari, bahwa persoalan bangsa ini sangatlah kompleks. Maka para pemilik nama Asep yang tergabung dalam PAD hadir dengan membawa misi pelestarian budaya," ujar Asep Kambali dikutip dari Antara.

Advertising
Advertising

Nama Asep sendiri dalam istilah bahasa Sunda, berasal dari kata Kasep, yang berarti ganteng. Nama Asep sering kali mempunyai turunannya seperti Acep, Atep, dan Cecep. Nama Asep tak hanya digunakan oleh masyarakat suku Sunda, tapi nama ini ternyata sudah tersebar di berbagai daerah di luar Jawa Barat.

Ini sangat menarik dan mengejutkan, diantara ratusan pendaftar Konferensi Asia Afrika atau KAA yang memiliki nama Asep, ternyata ada beberapa pemilik nama Asep berjenis kelamin perempuan. Bahkan, ada beberapa nama Asep yang mendaftar, tetapi mereka bukan berasal dari suku Sunda dan tidak berdomisili di Jawa Barat,” kata Asep Tutuy Turyana.

Paguyuban ini juga tak rutin melakukan Konferensi Asep Asep setiap tahunnya. Konperensi ini pertama kali digelar pada 2015 di bawah inisiasi Asep Kambali.

“Konperensi ini terinspirasi dari Konf erensi Asia Afrika yang telah membawa perubahan bagi dunia. Oleh sebab itu Konperensi Asep Asep yang juga disingkat KAA ini diharapkan dapat membawa perubahan positif seperti Konperensi Asia Afrika tersebut,” ujar Asep Kambali.

Paguyuban yang berawal dari grup Facebook ini semakin besar dan banyak menggelar acara formal. Dari pertemuan kecil yang dihadiri belasan orang bernama Asep, kata Asep Tutuy, tercetus berbagai macam ide atau masukan mengenai permasalahan terkini yang dihadapi bangsa ini.

"Awalnya hanya silaturahmi biasa, namun di sana ada ide-ide atau gagasan dari para Asep. Kami ingin para Asep ini keberadaannya bisa lebih dirasakan dan bermanfaat oleh yang lainnya," ujarnya.

Paguyuban ini juga sempat menggelar beasiswa sekolah dengan salah satu syaratnya ialah peserta harus bernama Asep. Hal ini ditujukan untuk menarik minat orang tua supaya menamai anaknya Asep yang sudah mulai jarang digunakan.


LINDA LESTARI I ANTON SEPTIAN

Pilihan Editor: Nama Asep Makin Langka,Paguyuban Asep Siapkan Beasiswa

Berita terkait

KPK Tahan 4 Tersangka Korupsi Bandung Smart City

4 hari lalu

KPK Tahan 4 Tersangka Korupsi Bandung Smart City

KPK menahan empat tersangka kasus korupsi pengadaan kamera pengawas dan penyedia servis internet proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Lima Tersangka Kasus Korupsi Bandung Smart City

4 hari lalu

KPK Periksa Lima Tersangka Kasus Korupsi Bandung Smart City

KPK memeriksa lima tersangka kasus korupsi pengadaan kamera pengawas dan internet service provider di Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Ketidakberdayaan PBB Menghentikan Serangan Israel di Gaza

6 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Ketidakberdayaan PBB Menghentikan Serangan Israel di Gaza

Retno Marsudi menyoroti ketidakberdayaan PBB untuk menghentikan serangan Israel terhadap rakyat Palestina selama 11 bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Polisi Tetap Bersiaga Amankan Laga Persib Vs Persija Meski The Jak Dilarang Menonton

7 hari lalu

Polisi Tetap Bersiaga Amankan Laga Persib Vs Persija Meski The Jak Dilarang Menonton

2.500 personel gabungan dari TNI, Polri dan Pemerintah Kabupaten Bandung disiagakan untuk mengamankan laga Persib Vs Persija di Si Jalak Harupat.

Baca Selengkapnya

Gaya Kim Go Eun saat berada di Kebun Kopi Ciwidey Bandung

8 hari lalu

Gaya Kim Go Eun saat berada di Kebun Kopi Ciwidey Bandung

Majalah Elle Korea merilis potret Kim Go Eun saat berada di Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Kota Terbaik di Indonesia untuk Kuliah Versi QS Best Student Cities 2025

11 hari lalu

4 Kota Terbaik di Indonesia untuk Kuliah Versi QS Best Student Cities 2025

Berikut beberapa kota di Indonesia yang masuk ke dalam daftar QS Best Student Cities 2025 sebagai kota terbaik untuk kuliah.

Baca Selengkapnya

Gempa Bandung: Ini yang Dibutuhkan Korban Menurut BNPB

11 hari lalu

Gempa Bandung: Ini yang Dibutuhkan Korban Menurut BNPB

Menurut BNPB, korban gempa Bandung membutuhkan bantuan seperti pakaian bayi, selimut, makanan pengganti ASI dan siap saji, tenda, matras, air mineral.

Baca Selengkapnya

Kerugian Gempa Bandung dan Sekitarnya Mencapai Rp385 Miliar, 21 Ribu Orang Terdampak

11 hari lalu

Kerugian Gempa Bandung dan Sekitarnya Mencapai Rp385 Miliar, 21 Ribu Orang Terdampak

BPBD Jawa Barat menyebut total masyarakat terdampak gempa di Bandung, Bandung Barat, Purwakarta, dan Bogor mencapai 21.709 jiwa.

Baca Selengkapnya

Gempa Bandung: Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana, Whoosh Kembali Beroperasi

11 hari lalu

Gempa Bandung: Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana, Whoosh Kembali Beroperasi

Pemerintah Kabupaten Bandung dan Garut menetapkan status tanggap darurat bencana akibat gempa M 5.0, Rabu, sementara Whoosh bisa beroperasi lagi.

Baca Selengkapnya

2 Siswa SMA Bandung Terseret Ombak Pantai Cemara Cianjur, Satu Belum Kembali

12 hari lalu

2 Siswa SMA Bandung Terseret Ombak Pantai Cemara Cianjur, Satu Belum Kembali

Sampai hari ketiga, Rabu 18 September 2024, pencarian siswa SMA itu masih berlangsung. Diawali pergi mengisi liburan bareng lima teman.

Baca Selengkapnya