Sindrom Kematian Mendadak, Apa Penyebabnya?

Jumat, 4 Oktober 2024 13:01 WIB

Ilustrasi Orang Meninggal. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom kematian mendadak atau kematian jantung mendadak (KJM) merupakan kondisi medis yang sangat serius, ditandai dengan berakhirnya semua aktivitas jantung secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.

Hal tersebut dapat menyebabkan penghentian pernapasan dan aliran darah dalam hitungan detik. Saat jantung berhenti berdetak, individu tersebut dengan cepat kehilangan kesadaran dan, jika tidak ada tindakan penyelamatan yang segera dilakukan, dapat mengalami kematian. Meskipun lebih umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, KJM juga dapat terjadi pada individu muda yang tampaknya sehat, khususnya di kalangan atlet.

Seperti yang dilansir dari Mayo Clinic, kematian jantung mendadak sering disalahartikan dengan serangan jantung mendadak (SCA). Meskipun kedua kondisi ini melibatkan masalah jantung, mereka adalah dua hal yang berbeda. KJM melibatkan hilangnya aktivitas jantung secara mendadak, sedangkan SCA disebabkan oleh gangguan irama jantung yang tidak teratur, seperti fibrilasi ventrikel. Meskipun KJM sering mengarah pada kematian yang tidak terduga, SCA dapat diatasi dengan perawatan medis yang cepat, termasuk penggunaan defibrillator untuk mengembalikan ritme jantung yang normal.

Dilansir dari Medical News Today, kematian jantung mendadak pada individu di bawah usia 35 tahun jarang terjadi, tetapi lebih umum terjadi pada pria. Diperkirakan sekitar satu dari 50.000 hingga satu dari 100.000 atlet muda mengalami KJM setiap tahun, menjadikannya sebagai penyebab utama kematian pada atlet muda.

Penyebab Kematian Jantung Mendadak
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan KJM meliputi:

1. Kardiomiopati Hipertrofik: Penyakit genetik yang menyebabkan penebalan otot jantung, membuat jantung sulit memompa darah dan dapat menyebabkan detak jantung cepat.

Advertising
Advertising

2. Sindrom QT Panjang: Kondisi irama jantung yang berpotensi menyebabkan pingsan tanpa sebab dan kematian mendadak. Jika terjadi sejak lahir, disebut sindrom QT panjang bawaan; jika disebabkan oleh obat atau kondisi kesehatan, disebut sindrom QT panjang yang didapat.

3. Irama Jantung Tidak Teratur: Kondisi lain seperti sindrom Brugada dan sindrom Wolff-Parkinson-White dapat meningkatkan risiko KJM.

4. Commotio Cordis: Cedera dada tumpul akibat pukulan keras, seperti yang dialami dalam olahraga, dapat mengubah sinyal listrik jantung dan memicu fibrilasi ventrikel.

5. Kelainan Jantung Bawaan: Beberapa individu dilahirkan dengan perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang dapat mengurangi aliran darah, berpotensi menyebabkan KJM.

Kematian jantung mendadak sering terjadi tanpa peringatan. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

1. Pingsan yang tidak dapat dijelaskan, terutama saat beraktivitas.
2. Sesak napas atau nyeri dada, yang mungkin menunjukkan masalah jantung.
3. Riwayat keluarga dengan kematian jantung mendadak, yang dapat meningkatkan risiko seseorang.
4. Pencegahan Kematian Jantung Mendadak
5. Pencegahan KJM tergantung pada identifikasi faktor risiko. Jika individu berisiko tinggi, profesional kesehatan mungkin merekomendasikan untuk tidak terlibat dalam olahraga kompetitif.

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

1. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
2. Mempertimbangkan penggunaan Implan Kardioverter-Defibrilator (ICD) yang dapat memonitor ritme jantung dan memberikan kejutan listrik jika diperlukan.
3. Menyediakan Defibrilator Eksternal Otomatis (AED) di lokasi olahraga untuk menangani situasi darurat.
4. Skrining untuk Risiko Kematian Jantung Mendadak

Ada perdebatan mengenai perlunya skrining kesehatan bagi atlet muda. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemeriksaan jantung yang mencakup elektrokardiogram (EKG) dapat menurunkan angka kematian jantung mendadak. Namun, ada kekhawatiran mengenai hasil positif palsu yang dapat menyebabkan kecemasan dan diagnosis berlebihan.

MYESHA FATINA RACHMAN I MAYO CLINIC I KEMKES.GO.ID I MEDICALNEWS TODAY

Pilihan Editor: Keliru, Konten yang Berisi Klaim Kematian Mendadak yang Dikaitkan dengan Waktu Mandi

Berita terkait

Diduga Dialami Marissa Haque, Berikut Penjelasan tentang SDS

21 jam lalu

Diduga Dialami Marissa Haque, Berikut Penjelasan tentang SDS

Apa itu sindrom kematian mendadak (SDS) seperti yang diduga dialami Marissa Haque dan penyebabnya? Simak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya

Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

22 jam lalu

Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

Marissa Haque meninggal dunia, diduga mengalami sindrom kematian mendadak (SDS). Berikut penjelasan mengenai sindrom tersebut.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

2 hari lalu

Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

Pada 36 tahun lalu, tepat 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat. Kabar dukanya pun terkirim dari Washington DC sampai Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dokter Sarankan Penderita Penyakit Jantung Pilih Olahraga Santai dan Alasannya

5 hari lalu

Dokter Sarankan Penderita Penyakit Jantung Pilih Olahraga Santai dan Alasannya

Penderita penyakit jantung disarankan memilih olahraga santai macam jalan kaki dan bersepeda karena bisa mengatur energi dan tenaga yang dikeluarkan.

Baca Selengkapnya

7 Gejala Serangan Jantung yang Perlu Dikenali Wanita agar Waspada

7 hari lalu

7 Gejala Serangan Jantung yang Perlu Dikenali Wanita agar Waspada

Agar lebih siap menghadapi masalah jantung di masa datang, berikut tujuh gejala serangan jantung yang perlu diperhatikan kaum wanita.

Baca Selengkapnya

Memahami Jenis Kardiomiopati Jantung dan Gejalanya

9 hari lalu

Memahami Jenis Kardiomiopati Jantung dan Gejalanya

Kardiomiopati adalah kondisi medis akibat kelainan otot jantung yang membuat fungsinya sebagai pemompa darah terganggu.

Baca Selengkapnya

Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

10 hari lalu

Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

Kemenkes akan mengembangkan layanan EKG di puskesmas pada 2025 sebagai upaya memfasilitasi skrining penanganan penyakit jantung.

Baca Selengkapnya

Penanganan Serangan Jantung Akut dan Prosedur Medis PCI di Rumah Sakit Siloam

14 hari lalu

Penanganan Serangan Jantung Akut dan Prosedur Medis PCI di Rumah Sakit Siloam

Ketahui apa yang harus dilakukan saat terjadi serangan jantung, dan bagaimana penanganan serta prosedur medis Percutaneous Coronary Intervention (PCI) di Rumah Sakit Siloam.

Baca Selengkapnya

Diagnosis dan Penilaian Kebutuhan PCI untuk Penanganan Serangan Jantung

16 hari lalu

Diagnosis dan Penilaian Kebutuhan PCI untuk Penanganan Serangan Jantung

Diagnosis dan penilaian kebutuhan PCI melibatkan serangkaian prosedur untuk menentukan apakah PCI adalah opsi terbaik untuk pasien serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Memahami Prosedur PCI untuk Serangan Jantung Akut

16 hari lalu

Memahami Prosedur PCI untuk Serangan Jantung Akut

Salah satu keuntungan utama PCI adalah kemampuan untuk dilakukan secara darurat, yang merupakan langkah penting ketika terjadi serangan jantung.

Baca Selengkapnya