Tips Pencegahan dan Penanganan Flu Singapura pada Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 30 Oktober 2024 07:00 WIB

Flu Singapura.

TEMPO.CO, Jakarta - Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah infeksi virus yang menyerang anak-anak, dengan gejala flu singapura berupa ruam dan bintil di area mulut, tangan, dan kaki. Meski tergolong swasirna atau self-limiting disease, artinya bisa sembuh sendiri tanpa perawatan medis intensif, infeksi ini sering kali membuat orang tua khawatir ketika anak mengalami demam tinggi atau tanda-tanda dehidrasi.

Berikut adalah langkah penanganan dan pencegahan flu Singapura yang disampaikan oleh salah satu dokter spesialis kulit dan kelamin (Dermatologi dan Venereologi), Agung Mohamad Rheza kepada Tempo pada Anniversary ke-7 Dermis, Selasa, 29 Oktober 2024.

1. Memahami Gejala Awal dan Penanganan Dasar

Agung menjelaskan bahwa gejala utama flu Singapura itu meliputi demam, sakit kepala, lemas, dan penurunan nafsu makan, yang dikenal sebagai flu-like syndrome. Maka dari itu, penanganannya serupa dengan penanganan demam pada umumnya.

“Kalau orang tua anaknya demam, pasti panik. Tetapi tidak perlu khawatir karena ini virusnya self-limiting atau sembuh sendiri, bahkan nggak diapa-apain aja sebenarnya dia akan sembuh. Tetapi yang bikin panik, kan nomor satu pasti demamnya, ya. Nah, demamnya itu tinggal dikasih obat anti-demam aja,” kata Agung.

Selain itu, ia juga berpesan agar orang tua memperhatikan kondisi anak saat demam. Jangan sampai anak mengalami dehidrasi. Penting juga agar anak jalani pola makan sehat dengan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi.

2. Pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Advertising
Advertising

Flu Singapura menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita, sehingga menjaga kebersihan adalah kunci utama pencegahan.

“Pencegahan yang bisa kita lakukan adalah pola hidup bersih sehat, PHBS. Balik lagi ke situ lagi," katanya.

Ia menyarankan agar anak menggunakan masker dan sering cuci tangan. Bahkan cuci tangan juga bisa dilakukan setelah memegang gagang pintu kamar mandi umum. "Harus cuci tangan karena virus itu bisa tahan lama di tempat-tempat yang tanpa manusia,” katanya.

3. Tindakan Pencegahan Jangka Panjang

Menurut Agung, saat ini pencegahan dalam bentuk vaksin untuk flu Singapura tidak diwajibkan karena infeksi ini umumnya tergolong ringan.

Ia menjelaskan sampai sekarang, penyakit tersebut bukan termasuk bukan kejadian luar biasa seperti Covid-19. Sehingga penggunaan vaksin bagi anak belum sampai di tahap rekomendasi wajib dari pemerintah. Walau begitu, ia mengatakan vaksin untuk mencegah flu Singapura ada. "Memang ada (vaksinnya). Bisa diberikan tapi kalau pun nggak diberikan juga nggak apa-apa karena pertimbangannya infeksi virusnya tuh ringan banget,” kata Agung.

Keberadaan flu Singapura memang membuat khawatir, namun dengan melakukan tips pencegahan dan penanganan yang tepat, orang tua tidak perlu panik berlebihan. Dengan menjaga kebersihan dan pola hidup sehat, serta memperhatikan tanda-tanda penting yang membutuhkan perhatian medis, orang tua dapat membantu anak-anak mereka pulih dan kembali sehat.

Pilihan Editor: Tips Merawat Pasien Flu Singapura di Rumah dari IDAI

WILNA LIANA AZ ZAHRA

Berita terkait

Cegah Penularan Flu Singapura dengan Vaksinasi

1 hari lalu

Cegah Penularan Flu Singapura dengan Vaksinasi

Pakar menjelaskan vaksinasi bisa membantu mencegah serangan HFMD atau flu Singapura. Apa lagi ayng perlu diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Tips Merawat Pasien Flu Singapura di Rumah dari IDAI

1 hari lalu

Tips Merawat Pasien Flu Singapura di Rumah dari IDAI

Berikut tips yang bisa dilakukan pengasuh atau orang tua untuk merawat anak pasien flu Singapura di rumah agar tak menular ke anggota keluarga lain.

Baca Selengkapnya

Tidur Berjalan: Simak Ciri Kondisinya

23 hari lalu

Tidur Berjalan: Simak Ciri Kondisinya

Saat tidur berjalan orang yang mengalaminya tidak pernah mengingat yang dilakukan saat dalam kondisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

55 hari lalu

Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

Setiap tahun diperkirakan 350 ribu warga AS meninggal dunia karena sepsis, di bawah penyakit jantung (700.000) dan kanker (600.000).

Baca Selengkapnya

Filipina Deteksi 2 Kasus Baru Mpox di Metro Manila

26 Agustus 2024

Filipina Deteksi 2 Kasus Baru Mpox di Metro Manila

Filipina telah mengonfirmasi dua kasus baru mpox dalam bentuk ringan MPXV Clade II di Metro Manila.

Baca Selengkapnya

Pakar Ungkap Bahaya Batuk Pertusis yang Tak Diobati

23 Agustus 2024

Pakar Ungkap Bahaya Batuk Pertusis yang Tak Diobati

Dokter anak mengatakan pertusis yang tidak segera diobati bisa menyebabkan saluran napas lumpuh sehingga batuk tidak mengeluarkan dahak.

Baca Selengkapnya

4 Gejala Virus Mpox dan Penyebarannya yang Harus Diwaspadai

21 Agustus 2024

4 Gejala Virus Mpox dan Penyebarannya yang Harus Diwaspadai

Virus mpox atau cacar monyet bisa menular dari hewan ke manusia atau orang ke orang. Salah satu gejalanya adalah demam.

Baca Selengkapnya

Badan Kesehatan Yunani Minta Waspadai Penyebaran Virus West Nile

6 Agustus 2024

Badan Kesehatan Yunani Minta Waspadai Penyebaran Virus West Nile

Virus West Nile paling sering menyebar melalui gigitan nyamuk yang menjadi pembawa virus tersebut. Gejala-gejalanya meliputi demam hingga sakit kepala

Baca Selengkapnya

Waspada Radang Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

11 Juli 2024

Waspada Radang Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

Penting untuk selalu waspada dan jeli terhadap gejala-gejala yang menyertai radang tenggorokan. Bisa jadi gejala penyakit serius.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Radang Tenggorokan, Kapan Harus Penanganan Medis?

11 Juli 2024

Penyebab dan Gejala Radang Tenggorokan, Kapan Harus Penanganan Medis?

Gejala radang tenggorokan biasanya meliputi rasa sakit atau gatal di tenggorokan, kesulitan menelan, hingga demam. Kapan harus ditangani serius?

Baca Selengkapnya