TEMPO Interaktif, Jakarta Josephine Werratie Kowara, selalu punya cara ciamik dan menarik untuk memberikan penghargaan khusus terhadap aneka lembaran atau helaian kain. Melalui sentuhan tangan dingin pemilik Bin House itu, lembaran atau helaian kain menjadi daya pikat yang memberikan decakan rasa kagum atau perasaan bangga. Senin kemarin, bertempat di Sampoerna Strategic Square, di kawasan Sudirman, Jakarta, Obin -sapaanya, menggelar pameran kain yang sangat artistik berbarengan dengan peluncuran buku berjudul White on White. “Banyak orang menganggap putih seolah bukan warna. Namun saya justru ingin menciptakan putih dengan sentuhan yang berbeda, supaya putih dipakai dengan benar,” katanya di sela-sea acara tersebut.
Berolah kemampuan dalam hal kain mermang kelebihan sekaligus kepiawaiaan Obin. Pada Desember 2008 lalu di Bali, di sebuah acara konperensi tentang lingkungan hidup, wanita berambut panjang inipun memamerkan keindahan kain-kainnya yang dibentangkan dalam instalasi menarik. “Saya punya keprihatinan mendalam terhadap kain. Rasanya kok bangsa ini tidak mau jujur menganggap penting tentang kain yang semakin lama justru tergeser bahkan seolah tergerus,” pungkasnya bernada prihatin.
Dia sangat berharap, seharusnya semua perempuan Indonesia mengenakan kain. Tetapi lantaran ada anggapan memakai kain ribet, maka akhirnya semua orang jadi enggan dan tidak mau mengenakannya. Obinpun menuturkan teknik pembuatan kain yang ada di dunia, 90 persen justru berada di Indonesia.
Obin yang sudah membuat kain selama 32 tahun ini selalu mendapatkan imajinasi dan sensasi yang dia wujudkan dalam kain. Tidak heran pada pameran kali ini, Obin yang selalu menjuluki dirinya tukang kain, bukan perancang menggelar mahakarya yang luar biasa. Dengan mengangkat tema putih yang ia artikan cerita putih di atas lembaran atau helaian kain.
Lebih lanjut, ia menerankan pameran kali ini merupakan presentasi dari sebuah pekerjaan yang tersimpan rapi di sebuah kotak yang menyimpan barang berharga yang didedikasikan untuk mengulas dan mengekplorasi teknik kain kain putih di atas putih. Dikatakan dari tahun ke tahun Bin house secara konsisten memproduksi karya koleksi kain putih dengan teknik kreatif dan inovatif. “Saya menggunakan berbagai metoda antara lain gabungan dari sulam, teknik batik, tenun, hingga pewarnaan alami yang membuat kain tersebut sangat unik, kaya akan nunsa, lebih bercerita dan memiliki daya tarik tersendiri,” paparnya.
Instalasi kain pada pameran kali ini terinspirasi dari awan indah yang menghiasi langit. Sekitar tiga ratusan kain terbentang bak awan yang terkadang sporadis, kadang berkelompok, tebal dan tipis menghiasi langit.
"Saya telah jatuh cinta dengan kain Indonesia. Saya terpesona mengikuti jejak jalinan lungsi (benang vertikal) dan pakan (benang horizontal) yang konstruktif. Beragam warna dan motif dari berbagai budaya dan daerah di Indonesia yang diciptakan dengan teknik warisan leluhur dan segala misterius di baliknya hampir dilupakan oleh bangsa kita," ungkapnya seperti tertulis dalam kutipan di buku White on White. HADRIANI P