Jejak Lara Djonggrang

Reporter

Editor

Kamis, 28 Januari 2010 16:22 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Namanya diambil dari tokoh cerita rakyat Jawa abad ke-9. Tapi tentu bukan karena nama semata resto ini memikat lidah banyak ekspatriat. Di sini mereka mendapatkan sekaligus dua keeksotisan tanah Jawa: makanan dan atmosfernya.

Menu paling populer di sini adalah sejumlah makanan yang di daftar menu digolongkan dalam “Pasar Nelayan Kampoeng Toegoe”. Diilhami perjalanan Raja Hayam Wuruk saat menyusuri pesisir pantai utara Pulau Jawa.

Seperti namanya, menu yang bisa disantap lebih dari dua orang ini terdiri atas makanan laut yang dibakar. Ada sate kerang, sate cumi, sate udang, kepiting, ikan ekor kuning, ikan kembung, dan ikan bawal bumbu gurih. Disajikan lengkap di atas perahu kecil, menu ini diberi aksesori rumah kerang.

Untuk melengkapi sajian itu, kita bisa mencocolkannya ke enam sambal pilihan: sambal kecap, sambal hijau padang, sambal tomat, sambal dabu-dabu manado, sambal matah bali, dan sambal terasi. Di luar itu, masih ada 16 sambal lain. “Di antaranya sambal bunga kecombrang, sambal mangga, dan sambal tutuk campur ikan asin jambal,” ujar Kiki Priliani, Sales Executive Manager Lara Djonggrang.

Yang tak kalah menarik adalah minumannya. Ada es campur mahameru (es serut yang bentuknya seperti puncak gunung) berisi kelapa, cincau hijau, dan buah siwalan (buah aren) serta buah delima, yang jarang didapat di kota-kota metropolitan.

Advertising
Advertising

Konsep masakan ini disusun Annette Anhar, putri pemilik restoran: Anhar Setiadi Brata. Annette suka sekali masakan Indonesia. Ia membuat konsep menu masakan Indonesia berkelas fine dining yang cocok disantap dengan anggur (wine).

Interior restoran ini juga amat kental nuansa etniknya. Nuansa etnik adalah benang merah sejumlah restoran milik Anhar. Pria 60 tahun itu memang kolektor serius benda seni dan sejarah.

Resto ini menyediakan tiga ruangan khusus (Soekarno, Malang, dan Bali) bernuansa Nusantara. Anhar mengaku menghargai bangsa Cina sebagai bangsa pertama yang melakukan perjalanan ke Indonesia lewat Jalur Sutra dan mengabadikan nama raja gula Oei Tiong Ham dari Semarang yang berjaya pada 1900-an.

Pemilik resto ini juga merancang La Bihzad Bar & Lounge, yang didedikasikan pada kenangan atas pelukis besar asal Persia, Bihzad, dari abad ke-16--yang lukisannya dimusnahkan oleh kelompok Taliban.

Lalu ada Pasar Trowulan yang merupakan ruangan semi-terbuka dalam konsep lebih informal. Tanpa pendingin, berbangku sederhana, makan tak memakai garpu dan sendok, dan ada tukang jamu.

Harga makanan bergerak mulai Rp 10 ribu (tersedia sekitar 90 macam di luar menu penutup) hingga termahal Rp 398 ribu. Djonggrang membuat kita bisa semakin mencintai Indonesia dan keragaman budaya yang memancar dari cita rasa masakannya.

EVIETA FADJAR

Lara Djonggrang & La Bihzad Bar

Jalan Teuku Cik Di Tiro 4, Jakarta Pusat

Telepon: (021) 3153252, Faks: (021) 3160488

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

16 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

17 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

29 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya