Sendjaya Widjaja Tantangan yang Menyenangkan

Reporter

Editor

Kamis, 4 Maret 2010 08:15 WIB

Sendjaja Widjaja. TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO Interaktif, Usia kepala lima bukan halangan bagi Sendjaja Widjaja untuk menjajal yang baru, menggerus tantangan dan mempelajarinya lebih dalam. Mantan Presiden Direktur Musica Studio, Warner Music Indonesia, dan Air Asia Indonesia ini kini tengah asyik dengan bidang usaha anyar. Jabatan barunya sebagai pimpinan PT Tune Hotels.com, jaringan hotel yang sudah berkembang di Malaysia dengan konsep tarif rendah.

Tak mengherankan jika Sendjaja terlihat bolak-balik ke Bali. "Ada mainan baru di sana," ujarnya sembari tersenyum lebar. Ia belum lama melahirkan dua hotel di bawah payung Tune Hotels.com. Masing-masing di Double Six, Legian, dan Kuta. Konsepnya sama seperti halnya Air Asia. "Low cost hotel," ia menegaskan.

Artinya, kamar hanya menyediakan kebutuhan yang memang benar-benar diperlukan oleh tamu. Mengacu pada Bali, dengan segudang aktivitas wisata, membuat turis hanya membutuhkan tempat tidur yang nyaman. Walhasil, hotel itu mendengungkan slogan tempat tidur bintang lima, aman, bersih, dan power shower. Tarif tertinggi sebesar Rp 300 ribu. Bahkan, bila tanpa menggunakan berbagai peralatan elektronik, bisa-bisa tamu hanya membayar Rp 100 ribu.

Konsep dan hal baru di bisnis hotel ini menjadi daya tarik bagi ayah empat anak ini. Seperti sebelumnya, ketika ia beralih dari dunia rekaman musik ke penerbangan. Apalagi waktu itu, ia menilai porsi bisnis penerbangan memang lebih besar dari bisnis rekaman. Meski jenis usaha itu berbeda, baginya tetap dibarengi unsur yang sama. "Semua usaha itu sama, yang beda produknya sehingga masalahnya berlainan," ujarnya, santai. Karena berlainan itulah Sendjaja menemukan sesuatu tantangan yang menyenangkan. Ada sesuatu yang tidak diketahuinya, sehingga ia bisa belajar banyak.

Pada usia menjelang 55 tahun, ia mengaku termasuk tua saat menjajal sesuatu yang baru. "Namun ini kesempatan, jadi saya coba," ujarnya. Apalagi penyuka busana batik ini menganggap tantangan itulah yang membuatnya bersemangat. Dalam setiap geraknya, dari bisnis rekaman hingga hotel, ia menerapkan prinsip yang sama: jujur, berfokus, dan berpikir untuk pengembangan perusahaan dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif. "Jangan hambatan itu muncul dari kita," ia berpesan.

Puluhan tahun bekerja, sudah pasti Sendjaja pun pernah dilanda rasa jenuh. "Tetap ada jenuh, tapi <I>mindset<I> saja yang diubah. Jadi, biarpun ada, hanya sementara, saya menganut prinsip perubahan," ucapnya. Hidup ini penuh perubahan, ia menyebutkan, orang sakit bisa sembuh, tapi orang sembuh bisa sakit. Orang miskin bisa kaya, tapi orang kaya juga bisa miskin. Dengan kondisi inilah daya peran seseorang menjadi kuat.

Selain itu, Sendjaja menganut prinsip padi dan menerapkan konsep ala itik. Hewan air ini, ketika di danau dengan air yang kotor, penuh lumpur, dan banyak pasir, melahap semuanya. Namun akhirnya bagian yang buruk oleh si itik dikeluarkan kembali, sedangkan yang baik ditelan. "Jadi kita ambil dulu semua, nanti kita pilah-pilah, yang baik, ya, diambil, yang buruk, ya, dibuang," ujarnya tenang. Dengan cara seperti itu, ia terus berjalan dengan segala hal baru, meski yang telah ditinggalkan tak pernah ia lupakan.

Untuk dunia rekaman yang diturunkan dari ayahnya dan digeluti selama 25 tahun, penyuka suara Chrisye, Broery Marantika, Rossa, dan Michael Bubble ini memberi kenang-kenangan khusus pada Juli tahun lalu. Ia meluncurkan sebuah buku berjudul Hits Maker Panduan Menjadi Produser Rekaman Jempolan. "Ini sebuah kontribusi balik untuk dunia rekaman," ucapnya. Di masanya, Sendjaja harus belajar sendiri jungkir balik menjadi seorang produser. Tapi, untuk produser muda, ia pun menjabarkan pengalamannya selama puluhan tahun di bisnis rekaman. Sebuah buku yang diharapkannya menjadi sebuah panduan berkarier sebagai produser rekaman. | L RITA NARISWARI



Nama: Sendjaja Widjaja
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 8 April 1955
Pendidikan:
1968-1974: Seventh Day Adventist, Singapura
1973-1974: South Asia Unio College, Singapura
1975-1979: Willesden College, Inggris

Karier:
1980-1994: Presiden Direktur PT Musica Studio
1997-2001: Presiden Direktur PT Warner Music Indonesia
2001-2004: Presiden Direktur PT Musica Studio
2004-2007: Pendiri dan CEO PT Air Asia Indonesia
2009-sekarang: Country CEO Tune Hotels.com dan Komisaris PT Air Asia Indonesia





Berita terkait

Di Musda IX HIPPI Fadel Muhammad Jabarkan IKN dan Tantangan Jakarta

8 Desember 2022

Di Musda IX HIPPI Fadel Muhammad Jabarkan IKN dan Tantangan Jakarta

Jakarta tetap menjadi pusat bisnis dan di Kalimantan Timur menjadi pusat pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Pribumi DKI Siap Menyesuaikan Harga Imbas dari Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

3 September 2022

Pengusaha Pribumi DKI Siap Menyesuaikan Harga Imbas dari Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Sarman Simanjorang menyatakan, pengusaha telah siap menyesuaikan harga barang dan jasa seiring dengan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Bersubsidi Naik, Pengusaha Pribumi DKI Jakarta Sebut Masih Terjangkau

3 September 2022

Harga BBM Bersubsidi Naik, Pengusaha Pribumi DKI Jakarta Sebut Masih Terjangkau

Sarman Simanjorang menganggap pemerintah memang harus menyesuaikan tarif bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Pribumi Maklumi Keputusan Rem Darurat PSBB Anies Baswedan

10 September 2020

Pengusaha Pribumi Maklumi Keputusan Rem Darurat PSBB Anies Baswedan

Pengusaha Pribumi memaklumi keputusan rem darurat PSBB Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Empat Usul Pengusaha Pribumi untuk Pulihkan Perkonomian UMKM DKI

23 Juli 2020

Empat Usul Pengusaha Pribumi untuk Pulihkan Perkonomian UMKM DKI

Untuk memulihkan perekonomian UMKM, pengusaha pribumi mengusulkan agar jenis bantuan sosial diubah dari bahan pangan menjadi uang tunai.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Pribumi: Belum Semua UMKM Buka karena Terkendala Modal

23 Juli 2020

Pengusaha Pribumi: Belum Semua UMKM Buka karena Terkendala Modal

Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia menyatakan belum semua UMKM buka di masa PSBB Transisi karena terkendala modal.

Baca Selengkapnya

PSBB Transisi, Pengusaha Pribumi: Ekonomi Kita Masih Gigi Satu

22 Juli 2020

PSBB Transisi, Pengusaha Pribumi: Ekonomi Kita Masih Gigi Satu

Ketua Hippi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menyebut pendapatan sektor perdagangan di masa PSBB Transisi masih stagnan.

Baca Selengkapnya

Karyawan Tempat Hiburan Demo, Pengusaha Pribumi: Wajar Saja

22 Juli 2020

Karyawan Tempat Hiburan Demo, Pengusaha Pribumi: Wajar Saja

Ketua Hippi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai wajar demonstrasi yang digelar para karyawan tempat hiburan di depan Balai Kota Jakarta.

Baca Selengkapnya

DKI Terima Bantuan Banjir dari Himpunan Pengusaha Pribumi

24 Januari 2020

DKI Terima Bantuan Banjir dari Himpunan Pengusaha Pribumi

Pemerintah DKI menerima bantuan bagi korban banjir dari Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia wilayah Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Berharap Jokowi Evaluasi 16 Paket Kebijakan Ekonomi

13 September 2019

Pengusaha Berharap Jokowi Evaluasi 16 Paket Kebijakan Ekonomi

Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai 16 paket kebijakan ekonomi kurang berhasil.

Baca Selengkapnya