Memacu Adrenalin dengan Airsoft Gun  

Reporter

Editor

Selasa, 3 Agustus 2010 18:17 WIB

Airsoftgun. TEMPO/Budi Yanto

TEMPO Interaktif, Makassar - Dari balik semak-semak itu, ada seseorang bersembunyi. Tak bergerak. Hanya matanya yang mengintip dari balik lensa dengan wajah yang berbalut balaclava. Matanya sibuk melirik kanan-kiri. Jari telunjuknya erat menempel pelatuk, siap menekan. Ketika pandangannya melihat sesosok bayangan berkelebat, sekitar 15 meter di depannya, ia mengangkat badan. Membidik sebentar, lalu, ... Door!

Adegan-adegan seru seperti ini bukan lagi cuma bisa dilihat dalam film. Semua bisa diwujudkan dalam ke dunia nyata melalui permainan soft gun alias perang-perangan. Berbeda dengan main tembak-tembakan biasa, air soft gun ini punya skenario dan menggunakan senjata api tiruan yang berat dan ukurannya sama persis dengan aslinya. Permainan pun bisa digelar di dalam atau luar ruangan.

Permainan yang pertama kali populer di Jepang, sekitar tahun 70-an ini, terus merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Sekitar tahun 90-an mulai bermunculan sejumlah klub penggemar air soft gun, di beberapa kota kota besar.

Ahmad Khatib Syamsuddin, salah seorang penggemar airsoft gun di Makassar mengatakan, permainan yang mengutamakan kekompakan tim ini memang serasa jagoan di film-film action. “Seru dan bikin jantung deg-degan,” katanya.

Ia menuturkan, sebelum bertempur, para pemain dibagi ke dalam dua tim yang akan saling melumpuhkan. Pertempuran pun berlangsung menurut skenario yang telah disusun sebelumnya. Begitu pun dengan lokasi yang dijadikan tempat pertempuran. Sebelumnya, kata Ahmad, para airsoft guner bermain di Tanjung Bunga. Namun belakangan, ke daerah Samata, di perbatasan Gowa dan Makassar.

“Di sana ada bekas perumahan yang tidak dihuni. Medannya sangat cocok dijadikan sebagai areal pertempuran,” ujarnya.

Jurnalis salah satu TV swasta itu menyebutkan, berbeda dengan pin ball, bermain airsoft gun menuntut sportivitas yang tinggi, mengingat peluru yang mengenai musuh sama sekali tidak meninggalkan jejak.

”Yang kena tembak harus langsung ngaku dan teriak: Fit ! Karena cuma pemain yang ketembak yang tahu pasti. Tembakan yang dilepas itu kena sasaran atau meleset,” ia menjelaskan. Ia menambahkan, selain bangunan kosong, permainan ini juga kerap memanfaatkan hutan, kebun, dan gedung untuk bermain. Dengan pakaian serba lengkap, setiap anggota yang bermain diwajibkan mengenakan pelindung diri, seperti pakaian yang tebal, kacamata, sepatu, dan pelindung kaki. Berbagai jenis senapan laras penjang seperti M-4, AK-47, M-16 yang mirip aslinya, keluaran paling baru pun juga ada.

Peluru yang digunakan dalam permaianan ini biasa disebut Ball Bullet /BB/, yakni berupa butiran plastik kecil yang tidak boleh ditembakkan ke lawan main dalam jarak kurang dari 5 meter. Setiap anggota yang terkena tembakan harus keluar dari medan peperangan, dan mengangkat senjata di atas kepala. “Hal ini untuk menghindari tembakan musuh,” jelasnya.

Fauzi Wibowo, penggemar lain menuturkan, permainan airsoft gun bisa jadi hobi yang mengasyikkan. Selian memupuk nilai sportivitas, ia berkilah, permainan jenis ini juga bisa melatih kesabaran, ketangkasan, dan kecerdikan menggunakan strategi melumpuhkan lawan.

“Mahalnya peralatan yang digunakan menjadikan kegiatan ini masih terbatas pada kalangan tertentu saja,” kata pengusaha muda ini. “Untuk perlengkapan dan beberapa jenis senjata, saya sudah habis sekitar Rp 10 juta.”

Menurut Fauzi, para airsofter yang berkantong pas pasan bisa saja mentaktisi persoalan harga peralatan yang mahal dengan membeli peralatan seperti senjata dari China, yang harganya lebih terjangkau dibanding harga di pasaran. “Dengan harga Rp 1 jutaan, kita sudah bisa dapat berbagai jenis senjata laras panjang,” katanya

ARIFUDDIN KUNU

Memilih Airsoft Gun

Airsoft gun digolongkan jenisnya berdasarkan mekanisme pemakaiannya, yakni spring-powered (bertenaga tekanan udara melalui kokangan), electric-powered (menggunakan tenaga listrik/baterai), dan sas-powered (menggunakan tenaga gas).

Yudi, salah seorang pengusaha penyewaan airsoft, menuturkan, pada awal diperkenalkannya airsoft guns, kebanyakan produk yang dijual menggunakan kokangan (atau jenis spring-powered). Generasi selanjutnya mulai diperkenalkan airsoft gun bertenaga gas yang memerlukan suplai gas (CFC/Freon) eksternal.

“Biasanya airsoft gun jenis ini memiliki tabung penyimpanan/cadangan gas pada body-nya. Setelah jenis gas, saat ini banyak dijual dan digunakan oleh para airsofter, termasuk teman-teman arisofter Indonesia, jenis airsoft gun bertenaga listrik/elektrik menggunakan baterai yang dapat diisi ulang. Jenis ini dikenal dengan AEGs (Automatic Electric Guns) dan AEPs (Automatic Electric Pistols),” tuturnya.

Menurut dia, model terbaru yang mulai banyak beredar di pasaran adalah jenis Hybrid Airsoft Gun. Generasi terakhir airsoft gun ini, kata Yudi, menggunakan tenaga listrik dengan fitur-fitur tambahan yang menjadikannya semakin mirip dengan aslinya. Perbedaan yang jelas dari jenis airsoft gun ini adalah peluru yang digunakan. Berbeda dengan BB yang digunakan pada jenis lainnya, hybrid airsoft gun menggunakan peluru dengan bentuk seperti peluru asli (berbentuk silinder).

Ia menambahkan, saat membeli airsoft gun, pemilihan produk biasanya didasarkan pada pertimbangan tingkat performanya, yakni masa hidup baterai, jarak tembak, tingkat tembakan, akurasi, ketahanan, kemudahan mengatur/kostumasi, kapasitas magazen, ukuran dan berat airsoft gun tersebut. Yang juga penting adalah Anda merasa nyaman memegang dan memainkannya serta pelajari cara kerja airsoft guns Anda dengan membaca buku manual yang disediakan untuk menghindari kerusakan akibat salah menggunakannya.

“Untuk mengasah kemampuan menembak, teman-teman airsofter Indonesia perlu berlatih menggunakan Airsoft target yang biasanya dijual sebagai aksesoris,” ujarnya.

ARIFUDDIN KUNU

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya