Perjalanan Panjang Sebuah Kain  

Reporter

Editor

Jumat, 20 Agustus 2010 08:33 WIB

Java Royal Batik Dries Van Noten (DVN). Foto: dailyfashionandstyle.com

TEMPO Interaktif, Bagi para perempuan Jawa, membatik merupakan aktivitas rutin yang menjadi budaya turun-temurun. Pada waktu senggang, para perempuan Jawa mengisi waktunya dengan membatik. Membatik membutuhkan kesabaran. Sedikit saja canting salah menggores bisa merusak kesempurnaan kain batik.

Di desa-desa di Jawa saat ini, membatik masih menjadi rutinitas para perempuan Jawa. Ketika kain batik selesai, mereka menjualnya untuk menambah pemasukan rumah tangga. Putri Keraton membatik sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap seni. Batik bukan hanya sebagai pengisi waktu senggang atau penambah pemasukan rumah tangga, tapi juga merupakan karya seni.

Sejak batik diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO pada Oktober 2009, batik menjadi tren dunia. Koleksi busana wanita untuk musim panas 2010, Dries Van Noten (DVN), perancang asal Belgia, diisi dengan corak batik. Salah satu koleksinya bahkan dinamai "Java Royal Batik", yang bermotif parang rusak.

Sebelum DVN, batik telah berulang kali menjadi pilihan para perancang kelas dunia ketika menciptakan busana perpaduan antara eksotika timur dan modernitas barat. Koleksi liburan Michael Kors, perancang asal Amerika Serikat, menggunakan batik cap. Versace juga pernah meluncurkan koleksi yang coraknya mirip batik Kalimantan sasirangan.
Potensi batik di dunia internasional yang kian menjanjikan itu kini dilirik perusahaan-perusahaan batik Indonesia.

Allure, misalnya. Perusahaan batik yang berdiri pada Oktober 2005 ini resmi mengganti namanya menjadi Alleira sebagai titik awal berkiprah di kancah internasional. Peresmian nama baru ini diikuti dengan peragaan 125 busana terbaru bertema "Euphony Rhapsody" pada awal Agustus lalu di Foyer Ballroom 1 Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.

Advertising
Advertising

Setahun sebelumnya, Alleira telah melakukan uji coba dengan pasar Australia. Hasilnya, "Pasar cukup menjanjikan," kata Anita Asmaya, Direktur Produksi Alleira, sebelum peragaan busana. Tahun ini koleksi batik Alleira tak hanya ditemukan di Negeri Kanguru, tapi juga di outlet terkemuka di Singapura, Malaysia, Taiwan, Cina, dan Korea. "Kami berharap batik Alleira bisa diterima oleh masyarakat internasional," kata Anita.

Alleira berkolaborasi dengan empat perancang busana mancanegara untuk koleksi internasionalnya. Mereka adalah Ou Fen (Singapura), Zhuang Weiping (Cina), Monica Lim Kabo (Australia), dan Changsook Choi (Korea). "Kolaborasi ini dilakukan untuk mengetahui selera pasar di sana, busana seperti apa yang diminati," kata Anita. Empat desainer itu merancang busana dengan mengolah kain batik gradasi yang menjadi ciri khas Alleira.
Meski bukan perusahaan batik pertama yang berkiprah di dunia internasional, Lisa Kurniawaty, Direktur Utama Alleira, optimistis batiknya tak akan sepi peminat. "Tiap label memiliki keunikan yang menjadi daya pikat tersendiri, dan Alleira Batik memiliki keunikan itu," katanya.

Selain Allure, Parang Kancana siap berkiprah di dunia internasional tahun ini. Batik produksi PT Dwipakencana Citra Mandiri itu kini tengah sibuk mempersiapkan peluncuran butik perdananya di kawasan eksklusif Orchard Road di Singapura tahun ini. Parang Kancana, yang berdiri sejak 1992, yakin batiknya bisa diterima masyarakat internasional.

Sementara itu, Danar Hadi, perusahaan batik yang dirintis oleh Santoso Doellah pada 1967, bisa dikatakan sebagai pionir kiprah batik di dunia internasional. Pada 1977-1985, batik Danar Hadi sempat merajai pasar Australia. Di Italia, Danar Hadi berjaya pada 1985. Danar Hadi juga merambah pasar Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat.

Namun Jepang merupakan pasar terbesar batik asal Kota Solo tersebut. Batik Danar Hadi terpampang di sebagian besar department store terkemuka, seperti Sogo, Seiyu, Seibu, dan Tawaraya di Tokyo serta kota lainnya di Jepang.

Jessica Alba pernah mengenakan batik bermotif parang rusak dalam Step-Up's Fourth Annual Fashion Forward Luncheon pada 2004. Drew Barrymore mengenakan tas bermotif batik Jogjakarta saat berjalan-jalan. Paris Hilton juga mengenakan gaun batik di Burberry, Los Angeles, belum lama ini. Sebentar lagi, mungkin giliran mereka mengenakan busana batik produksi Indonesia. | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

4 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

5 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

8 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

33 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

35 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

52 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

59 hari lalu

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya