Mengenali Penyakit Thalassemia  

Reporter

Editor

Senin, 20 September 2010 11:07 WIB

Thalassemia Mayor. Foto: stemcellumbilicalcordblood.com
TEMPO Interaktif, Makassar - Arifuddin tak menyangka putra semata wayangnya yang berusia enam tahun, Putra Aditya, menderita thalassemia. Ini membuat dirinya harus mengeluarkan banyak uang untuk mengobatinya. Obat untuk penyembuhan thalassemia rupanya sangat mahal karena diimpor langsung dari luar negeri. “Untuk obat dengan jenis lasic saja, harganya jutaan rupiah,” ujar Arif.

Cara pengobatan alternatif pun telah ditempuhnya. Namun hasilnya nihil. Tak hanya itu, Arif setiap bulan juga harus membawa Putra ke rumah sakit untuk menjalani desferal, semacam alat injeksi mirip suntikan untuk membuang zat besi dalam tubuh. Ini karena penderita thalassemia memiliki kelebihan zat besi akibat sel darah merah tidak berfungsi. Ini mengakibatkan penumpukan pada jantung, paru-paru dan ginjal. Selain itu, untuk mengembalikan kondisi penderita thalassemia, setiap dua kali dalam sebulan harus transfusi darah. Ini memakan biaya ratusan ribu rupiah juga.

Penderita thalassemia juga mendapat feritine, yaitu sejenis takaran untuk menampung zat besi dalam tubuh agar warna kulit penderita tidak pucat.

Ciri-ciri penderita penyakit thalassemia: warna kulitnya agak kusam, seperti abu-abu. Bila tekanan hemoglobin berada di bawah angka enam, wajah penderita akan pucat seperti mayat. Thalassemia adalah penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Penyakit ini cukup berbahaya karena menyerang sumsum tulang belakang, sehingga tidak mampu meregenerasi sel darah merah ke seluruh tubuh.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Makassar, Dasril Daud, mengatakan, thalassemia sebagai penyakit genetik merupakan penyakit darah bawaan pada anak terbanyak di antara penyakit darah yang bersifat congenial, bahkan terbanyak dari seluruh kelainan genetik di dunia. Dasril menuturkan bahwa darah sangat penting bagi kehidupan manusia. Penyakit genetik menimbulkan penyakit bawaan pada anak atau rusaknya sel darah merah pada anak.

Thalassemia berasal dari pasangan yang membawa sifat thalassemia. Kemungkinan pasangan ini menghasilkan keturunan yang dilahirkan adalah 25 persen thalassemia mayor, 50 persen carrier (pembawa sifat) dan 25 persen sehat. Atau dengan kata lain dalam setiap kehamilan dari pasangan tersebut terdapat kemungkinan satu berbanding empat bagi anak mereka untuk menderita thalassemia mayor, dua banding empat kemungkinan anak membawa gen thalassemia (carrier) dan satu banding empat kemungkinan anak berdarah normal dan tumbuh sehat.

Jenis penyakit thalassemia juga beragam. Ada yang ringan hingga yang parah. Pada Thalassemia minor, kerusakan gen yang terjadi umumnya ringan. Penderitanya hanya menjadi pembawa gen thalassemia. Dan umumnya tidak mengalami masalah kesehatan, kecuali gejala anemia ringan yang ditandai dengan lesu, kurang nafsu makan, sering terkena infeksi dan sebagainya.

Adapun thalassemia mayor terjadi kerusakan gen yang berat, sehingga jantung penderita mudah berdebar-debar. Berkurangnya hemoglobin berakibat pada kurangnya oksigen yang dibawa, sehingga jantungnya terpaksa bekerja lebih keras. Selain itu, sel darah merahnya cepat rusak sehingga harus senantiasa dibantu suplai dari luar melalui transfusi.

Thalassemia intermediate merupakan kondisi antara mayor dan minor, dapat mengakibatkan anemia berat dan masalah lain seperti deformitas tulang dan pembengkakan limpa. Rentang keparahan klinis pada thalassemia intermedia ini cukup lebar, dan batasnya dengan kelompok thalassemia mayor tidak terlalu jelas. sehingga keduanya dibedakan berdasarkan ketergantungan sang penderita pada tranfusi darah.

Untuk mencegah thalassemia, ada baiknya memeriksakan kesehatan. Pada keluarga dengan riwayat thalassemia perlu dilakukan penyuluhan genetik untuk menentukan resiko memiliki anak yang menderita thalassemia.

SUKMAWATI

Penderita Thalassemia Pantang Konsumsi Zat Besi


Pada penderita thalassemia yang berat, sangat tergantung pada transfusi darah. Akan tetapi, transfusi darah memiliki efek samping, yaitu berpotensi menimbulkan kelebihan zat besi dan tertular penyakit dari darah yang ditransfusikan. Karena itu transfusi darah harus benar-benar steril.

Sementara itu penumpukan zat besi yang berlebihan juga berbahaya bagi kesehatan tubuh. Untuk menghindari kelebihan zat besi, penderita thalassemia harus menghindari makanan yang mengandung zat besi. Penderita biasanya dianjurkan menjalani diet zat besi.

Makanan yang menjadi pantangan antara lain: daging berwarna merah, hati, ginjal, sayur-mayur berwarna hijau, roti, gandum, alkohol, serta telur ayam dan telur bebek. Akan tetapi buah-buahan serta sayur-sayuran yang mengandung asam folat dianjurkan, antara lain brokoli, susu, dan bayam.

SUKMAWATI

Berita terkait

Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

26 Januari 2019

Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

Para peneliti menemukan alasan berat badan seseorang tidak bertambah meski makan sesuka hatinya.

Baca Selengkapnya

10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

17 September 2017

10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

Sejak dulu, lemon memang dikenal sangat kaya akan vitamin C dan zat gizi lain.

Baca Selengkapnya

Pertajam Kemampuan Otak dengan Alpukat dan Kacang-kacangan

14 September 2017

Pertajam Kemampuan Otak dengan Alpukat dan Kacang-kacangan

Sebuah penelitian menegaskan pentingnya makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh buat kesehatan kognitif.

Baca Selengkapnya

Pasang Kondom dengan Benar, Cek 5 Kiatnya Agar Aman

19 Juli 2017

Pasang Kondom dengan Benar, Cek 5 Kiatnya Agar Aman

Kesalahan saat memakai kondom ketika berhubungan intim bisa menyebabkan kehamilan tak diinginkan akibat kondom bocor atau tertinggal di lubang vagina.

Baca Selengkapnya

Menghindari Karbohidrat? Gangguan Fungsi Otak Mengintai

19 Juli 2017

Menghindari Karbohidrat? Gangguan Fungsi Otak Mengintai

Banyak orang yang malas mengkonsumsi karbohidrat karena takut gemuk padahal hal itu salah.

Baca Selengkapnya

Olahraga Berlebihan Vs Kulit, Jangan Lupa Minum Suplemen

19 Juli 2017

Olahraga Berlebihan Vs Kulit, Jangan Lupa Minum Suplemen

Menurut seorang pakar kesehatan, berolahraga berlebihan ternyata berdampak buruk bagi kulit yang cepat menua.

Baca Selengkapnya

Tipe Orang Seperti Ini Tak Mudah Terkena Insomnia

12 Juli 2017

Tipe Orang Seperti Ini Tak Mudah Terkena Insomnia

Pakar neurologi mengatakan ada tipe orang yang tak mudah mengalami insomnia dan gangguan tidur lainnya.

Baca Selengkapnya

Unduh Aplikasi Pintar Ini Jika Anda Menderita Insomnia

24 Juni 2017

Unduh Aplikasi Pintar Ini Jika Anda Menderita Insomnia

Kini, terdapat ratusan aplikasi yang didesain khusus untuk dapat membantu para penderita insomnia.

Baca Selengkapnya

Kolesterol Tinggi Mengundang Penyakit, Begini Cara Mengontrolnya  

21 Juni 2017

Kolesterol Tinggi Mengundang Penyakit, Begini Cara Mengontrolnya  

Kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, perlemakan hati, dan kerusakan pankreas.

Baca Selengkapnya

Gingkgo Biloba Bantu Memperbaiki Mood dan Daya Ingat

16 Juni 2017

Gingkgo Biloba Bantu Memperbaiki Mood dan Daya Ingat

Berdasarkan penelitian, manfaat ginkgo biloba antara lain meningkatan fungsi kognitif, mood positif, energi, dan memori.

Baca Selengkapnya