Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

Reporter

Editor

Diko Oktara

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu hal yang masih menjadi misteri adalah mengapa ada orang yang tetap kurus meski gemar makan dalam porsi yang besar, sementara ada orang yang juga bertambah berat badannya dengan mudah. Para peneliti dari University of Cambridge mungkin telah menemukan jawaban atas pertanyaan itu.

Perubahan dalam lingkungan seperti akses yang mudah ke makanan berkalori tinggi dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, telah mendorong peningkatan obesitas dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa orang tampaknya bisa makan apa yang mereka sukai dan tetap kurus. Hal ini membuat sebagian orang menilai orang yang kelebihan berat badan sebagai malas atau kurang memiliki kemauan.

Profesor Sadaf Farooqi dan timnya dari University of Cambridge memeriksa mengapa dan bagaimana beberapa orang merasa lebih mudah untuk tetap kurus daripada orang lain. Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan variasi berat badan sebagian besar dipengaruhi oleh gen kita.

Baca: Susut 40 Kilogram dalam 5 Bulan, Apa Motivasi Ricky Cuaca?

Tim Sadaf Faroqi mampu merekrut 2 ribu orang kurus atau yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 18 kilogram dan sehat, tanpa kondisi medis atau gangguan makan. Mereka bekerja dengan praktik umum di seluruh Inggris, mengambil sampel air liur untuk memungkinkan analisis DNA dan meminta peserta untuk menjawab pertanyaan tentang kesehatan dan gaya hidup mereka secara umum.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS Genetics, tim Farooqi berkolaborasi dengan tim Ines Barroso di Wellcome Sanger Institute untuk membandingkan DNA sekitar 14 ribu orang. Angka 14 ribu orang terdiri dari 1.622 sukarelawan kurus, 1.985 orang sangat gemuk dan 10.433 lainnya kontrol berat badan normal.

Tim ini menemukan beberapa varian genetik umum yang sudah diidentifikasi berperan dalam obesitas. Selain itu, mereka menemukan daerah genetik baru yang terlibat dalam obesitas parah dan beberapa yang terlibat dalam kurus yang sehat. Untuk melihat apa dampak gen-gen ini terhadap berat individu, para peneliti kemudian menambahkan kontribusi dari varian genetik yang berbeda untuk menghitung skor risiko genetik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami menemukan orang gemuk memiliki skor risiko genetik yang lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal, yang berkontribusi terhadap risiko kelebihan berat badan,” kata Barroso. Tim juga menunjukkan orang kurus memiliki skor risiko genetik yang jauh lebih rendah. Mereka memiliki lebih sedikit varian genetik yang meningkatkan peluang seseorang menjadi kelebihan berat badan.

Baca: Mengaku Berbobot 350 Kilogram, Berat Badan Titi Wati Sebenarnya..

Menurut Farooqi penelitian ini menunjukkan orang kurus yang sehatnya, umumnya dikarenakan memilliki beban gen yang lebih rendah. Ia menuturkan sangat mudah mengkritik orang karena berat badan mereka. “Namun ilmu pengetahuan menunjukkan segala sesuatunya lebih kompleks.”

Farooqi mengungkapkan sekarang diketahui orang bisa menjadi kurus karena alasan yang berbeda. Beberapa orang, kata Farooqi, tidak begitu tertarik pada makanan, sedangkan yang lain bisa makan apa yang mereka suka tetapi tidak pernah menambah berat badan.

Farooqi mengatakan jika dapat ditemukan gen yang mencegah orang menambah berat badan, mungkin para ilmuwan dapat menargetkan gen-gen itu untuk menemukan strategi pengurangan berat badan yang baru. “Membantu orang yang tidak memiliki keunggulan ini.”

SCIENCE DAILY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

10 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

13 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

13 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

14 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

14 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

14 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?