Jarang Sarapan Beresiko Obesitas.

Reporter

Editor

Kamis, 17 Maret 2011 01:42 WIB

static.guim.co.uk
TEMPO Interaktif, Jakarta -

Keluarga Yoga -- sebut saja demikian -- punya kebiasaan yang manis. Mereka selalu menyempatkan diri untuk berkumpul makan bersama saat sarapan. Karena cuma ini saat saya bisa berkumpul dengan anak-anak. Hitung-hitung sekaligus mengawasi pola makan yang sehat untuk anak-anak, kata Didi, istri Yoga yang juga wanita karir yang sibuk. Didi rela bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan sehat, meski untuk itu ia pergi tidur lagi setelah anak-anak berangkat sekolah.

Berbeda dengan keluarga Yoga, keluarga Yogi justru sebaliknya. Saya tidak usah sarapan, tidak sempat, nanti malah kena macet, kata sang ayah. Sementara si anak sulung bilang, Nggak usah makan ah, temen-temen juga nggak ada yang makan kalau pagi.

Membandingkan dua keluarga ini, Dr. Inge Permadhi, MS, Sp.GK, spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menyayangkan kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga Yogi. Sarapan bersama itu juga waktu yang tepat untuk mempererat hubungan keluarga, kata Inge.

Tapi keprihatinan Inge lebih dari sekadar semakin sempitnya waktu bagi para keluarga untuk berkumpul bersama. Melewatkan waktu sarapan bisa mempengaruhi konsentrasi dan penurunan tenaga saat beraktifitas di sekolah dan tempat kerja, kata Inge dalam diskusi media tentang pentingnya sarapan di Jakarta, kemarin.

Dampak lainnya juga membahayakan kesehatan, mulai dari munculnya rasa pusing, mengantuk, lemah, kurang konsentrasi, lama bereaksi, tinggi badan anak kurang ideal, bahkan obesitas. Karena ketika seseorang melewatkan waktu makan pagi, di waktu makan berikutnya nafsu makan jadi lebih tidak terkendali, kata Inge. Sarapan yang baik adalah yang mengandung 20-25 persen kebutuhan kalori perhari.

Tubuh kita membutuhkan energi untuk beraktifitas. Energi membutuhkan nutrisi yang lengkap jumlah, jenis dan jadwal yang tepat. Setelah beristirahat selama delapan jam di malam hari, glukosa atau glikogen dalam tubuh menurun drastis, lemak menurun sedikit dan protein lebih sedikit lagi.

Saat bangun pagi yang habis glukosa atau glikogen lebih besar. Maka zat ini yang sangat penting dipenuhi lebih dulu saat sarapan. Tapi kalau sedang diet menurunkan berat badan, tidak apa berolahraga sebelum sarapan karena yang digunakan adalah lemak nantinya,kata Inge.

Maka tak heran orang yang melakukan starvasi atau puasa tanpa henti seperti pada mereka yang mogok makan -- pertama akan membuat tubuh mereka lemas dan akhirnya untuk bicara dengan orang lain tidak connect, karena neurotransmiter di otak tidak maksimal bekerja, kata Inge.

Hasil penelitian Schusdziarra mengatakan makan banyak di pagi hari, akan membuat nafsu makan seharian akan lebih terkendali. Karena ternyata apa yang dimakan pagi hari akan menjadi contoh apa yang kemudian dimakan di sepanjang hari.


I SCIENCEDAILY / DAILYMAIL / UTAMI WIDOWATI

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

2 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

4 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

12 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

13 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

20 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya