Batik Pinggiran Naik Kelas

Reporter

Editor

Rabu, 6 April 2011 11:47 WIB

Pesona Batik Kudus. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO Interaktif, Jakarta -Bicara batik tak hanya menguntai keindahan batik dari Solo, Yogyakarta, Cirebon, Garut, atau Madura. Beberapa daerah lain yang terpinggirkan, seperti Kudus, Demak, Banyumas, Tuban, dan Rembang, kini juga mulai unjuk diri dengan keunggulan batiknya. Seperti yang dilakukan Perhimpunan Rumah Pesona Kain (RPK) beberapa waktu lalu, yang berkolaborasi dengan Divisi Program Apresiasi Budaya, Djarum, melalui batik Kudus.

Karya perajin pesisir batik asal Kudus, Jawa Tengah, ini lahir dari perpaduan kreasi perajin batik Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo. Pada era 1940-an, pedagang Cina di Kudus mengundang perajin batik dari berbagai daerah untuk membuatkan batik khusus untuk mereka. Alhasil, kolaborasi dari perajin batik ini menghasilkan motif batik yang unik. Bagian dasar batik Kudus kental dengan sentuhan batik Yogyakarta dan Solo, sedangkan motif bunganya lekat dengan karakter batik Pekalongan.

Batik Kudus, diakui Ade Krisnaraga Syarfuan, dari RPK, tidak hanya bermotif multikultur, warnanya pun sangat kaya, lantaran perpaduan budayanya. Menurut Ade, batik Kudus memiliki pengaruh Arab (kaligrafi) lantaran Kudus berdekatan dengan Demak, yang identik dengan penyebaran ajaran Islam. Warna cokelat dan hitam juga memperkaya warna batik Kudus. "Keunggulan batik tulis Kudus, misalnya, sangat unik dan bernilai, sangat wajar bila harganya mahal mencapai jutaan rupiah. Namun kini kami membuat replika dari batik kuno hingga bisa dijual dengan harga lebih murah atau berkisar ratusan ribu," ujarnya.

Menurut Ade, batik Kudus sempat menghilang karena masyarakat mulai meninggalkan kegiatan membatik. "Faktor lainnya, karena tidak ada lagi yang mengenakan batik Kudus. Tetapi RPK memberikan perhatian untuk melestarikan warisan leluhur, termasuk batik Kudus. Kami pun melakukan pembinaan supaya batik pinggiran ini naik kelas dan masuk ke peringkat papan atas," ujarnya.

Ade menerangkan, berbagai motif kain otentik pada batik Kudus yang selama ini dikenal dengan batik peranakan yang halus dengan isen-isen rumit, seperti gabah sinawur, moto iwak, atau mrutu sewu. Batik ini berwarna sogan (kecokelatan) seperti umumnya batik Jawa Tengah. "Namun, tentang corak, pilihannya beragam, mulai corak tombak, kawung, atau parang, yang dihiasi dengan buketan, pinggiran lebar (terang bulan), taburan kembang, kupu-kupu, atau burung dengan warna cerah, seperti merah," kata dia.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Miranti Serad Ginanjar, pembina perajin Kudus, mengatakan keunikan batik Kudus memiliki perkembangan warna dan motif yang indah. "Seperti warna dan motif kupu-kupu, daun tembakau, yang dikembangkan bekerja sama dengan perajin Youke Yuliantaries. Hal ini menjadi salah satu terobosan agar batik Kudus bisa melaju atau naik kelas, dan harapannya, penggemar pun semakin meningkat," ujar Miranti.

Adapun Asmoro Damais, pakar batik, menjelaskan, batik Kudus memiliki keunikan, yaitu paling sulit dikenali dan gayanya membingungkan. "Justru hal ini menjadi keunikan karena perbedaan serta keragaman budaya yang tecermin di motifnya. Batik Kudus selalu mempunyai dasar yang rumit, memiliki tingkat kehalusan tinggi dan unik di detailnya. Pembuatan batik tulis Kudus tidak selesai dalam enam bulan, karena itu harga tidak murah," ujar Asmoro.

Dia menuturkan, batik daerah pinggiran berpotensi melaju ke peringkat atas, syaratnya harus ada pembinaan ke para perajin yang membantu serta memberikan semangat dan inspirasi berkarya. "Mereka (perajin) perlu dibina dan didampingi untuk menuangkan ide atau hal baru yang bisa dipadukan menjadi sesuatu yang siap pakai, bahkan memenuhi citarasa modern. Di samping, tentunya, tetap mengutamakan unsur kekhasan, ciri klasik atau pakem mereka," ujarnya.

Dia menyebutkan, daerah pinggiran lain, seperti Demak, memiliki batik bermotif menarik. Antara lain motif Ulam Segaran, Tigo Rangsik, Sabet Rangsik, Semangka Tegalan, Beras Wutah, atau Cupit Kepiting. Menurut Asmoro, istilah Rangsik merupakan singkatan atau perpaduan dari sebutan urang (udang), kerang, dan sisik. Penyederhanaan nama serta bentuk binatang laut itu supaya ciri batik pesisiran lebih kentara.

Kemudian batik Tuban merupakan batik yang khas karena proses pembatikannya dimulai dari bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Asmoro menjelaskan, gulungan kapas yang dipintal menjadi benang, lalu ditenun menjadi selembar kain dan dibatik, disebut Batik Gedog.

Keistimewaan lain dari batik Tuban adalah menjadi salah satu batik pesisiran yang mempunyai warna beragam. Seperti dijelaskan dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot, sebenarnya batik Tuban mirip batik Cirebon pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap seperti semula.

Asmoro menuturkan, batik Gedog sebenarnya hampir punah karena orang sudah tidak suka lagi memintal benang. Tapi, kalau membatik, orang masih senang. Untuk pekerjaan memintal benang, sangat jarang orang yang mau melakukannya. Paling yang bersedia hanya ibu-ibu tua karena sudah tidak mampu lagi mengolah sawah atau ladang.


HADRIANI P

Berita terkait

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

8 jam lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

6 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

13 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

21 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

26 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

30 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

41 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

58 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.

Baca Selengkapnya