Pria Indonesia Menaklukkan Pasifik

Reporter

Editor

Rabu, 6 April 2011 11:50 WIB

Rob Rambini. TEMPO/WAYAN AGUS

TEMPO Interaktif, Denpasar - Bagi Rob Rambini, laut adalah tempat untuk menemukan ketenangan sekaligus keberanian mewujudkan mimpi. Rama, begitu pria 52 tahun ini biasa disapa, bertekad menaklukkan laut.

Niatnya mengarungi samudra dipancangkan pada 2006. Sayang, mentalnya saat itu tidak cukup kuat. "Mau dipaksakan bagaimanapun juga, saya tetap tidak berani berangkat," kata dia kepada Tempo, di Hotel Puri Santrian, Sanur, Bali, Selasa (5/4).

Pria yang telah meninggalkan Indonesia sejak 1983 itu lantas belajar kepada Richard Mars tentang ilmu-ilmu berlayar di California. Selama setahun, lelaki berusia 86 tahun itu mengajari Rama bagaimana menghadapi kondisi darurat di air dan ilmu berlayar yang tidak ada dalam buku. "Dia sudah puluhan tahun berlayar keliling dunia," kata putra almarhum Sardono Wondowisastro ini.

Untuk mewujudkan keinginan menaklukkan laut, Rama lantas membeli kapal type Jensen Marine Cal 30 dengan nama KONA, ukuran 30 feet atau sekitar 10 meter. Kapal ini dia beli dari seorang juragan kapal di California seharga Rp 100 juta. Dengan kapal keluaran tahun 1986 ini, dia mondar-mandir latihan di sekitar Laut California.

Pada 8 Mei 2010, Rama baru merealisasikan niatnya. Tekad pria kelahiran Roma, Italia itu, sudah bulat: Samudra Pasifik harus ditaklukkan.

Pria yang telah menjelajah tanah Eropa, seperti Jerman, Belanda, dan Rusia itu, lantas berangkat seorang diri. Lalu, apa reaksi keluarga Rama?. "Mereka bilang, kamu sudah gila. Tidak, saya katakan kepada mereka. Saya hanya setengah gila," ujar dia tergelak.

Di tengah jalan, putra dari Kanjeng Ayu Tristutji Kamal itu bersua dengan dua kapal yang balapan menuju Hawaii. Dia diledek habis-habisan oleh para pemilik kapal itu lantaran kapalnya tidak bisa melaju cepat. Mereka bisa sampai Hawaii dalam 10 hari. Sedangkan Rama harus menempuh perjalanan 4000 mil itu selama hampir 2 bulan.

Selama perjalanan, berbagai rintangan juga menghadang Rama. Pelayaran tahap pertama misalnya, dia harus berhadapan dengan ganasnya Lautan Pasifik. Perahunya dihantam ombak setinggi 12 meter dan angin berkecepatan 100 kilometer per jam. Terombang ambing di lautan, dia bertahan sebisanya. "Kita tidak mungkin melawan alam. Saya hanya berusaha agar tidak terlempar dari perahu," ujarnya. Syukur, dia bisa merapat di Hawaii dengan selamat.

Setelah membeli perbekalan di Honolulu, dia mengarahkan kemudinya ke selatan. Dia melalui rute Kepulauan Solomon, Vanuatu dan Laut Coral, dia akhirnya merapat di Port Moresby, Papua Nugini.

Di negara tetangga sebelah timur Indonesia ini dia memperoleh pengalaman menarik, paspornya ditahan petugas Imigrasi. "Kata mereka bentuk paspornya lusuh. Hancur. Saya katakan pada mereka, ini paspor sudah berlayar berbulan-bulan jadi wajar saja bentuknya seperti itu,” ujarnya.

Dia lantas melapor ke Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia Papua Nugini untuk menyelesaikan masalah yang membelitnya.

Setelah urusan paspor beres, dia meninggalkan Port Moresby pada 12 November 2010. Dia masuk ke wilayah Indonesia melalui Pulau Tanimbar, Saumlaki. Rama mengaku, di antara semua laut yang dia lewati, laut Indonesia yang paling susah ditaklukkan. "Anginnya tidak teratur dan arusnya tidak bisa ditebak,” ujarnya.

Di lautan, dia juga melawan ketakutan lain: cerita seram tentang hantu laut. Suatu ketika, dia terbangun jam 3 pagi, matanya silau melihat ada cahaya terang. Dia mengira sumber cahaya terang itu adalah mercusuar. Tak ingin terkecoh, dia memeriksa global positioning system. Ternyata tidak ada tanda-tanda terdapat menara penunjuk arah itu.

Mengobati rasa penasaran yang berbaur ketakutan, dia mendekati sumber cahaya. Semakin dekat, cahaya itu bentuknya semakin tidak jelas dan berpendar kuat. Begitu dia tiba di sumber cahaya, kilauan itu hilang seketika. Saat mendarat, dia bertanya kepada nelayan lain. Ternyata itulah yang disebut hantu laut. Seketika bulu kuduknya merinding.

Pengalaman lain, saat tidur, dia merasa ada orang yang menungguinya. Toh, dia berusaha melawan ketakutan itu dengan meyakinkan bahwa apa yang dia rasakan adalah halusinasi.

Rama mengungkapkan, di laut dia bisa menemukan ketenangan. Di kapal kecil itu dia menghabiskan waktu untuk membaca dan merenung.

Setelah hampir setahun mengarungi Samudera, dia datang ke negeri ini. Awal April lalu, pria berkepala plontos itu menjejakkan kaki kembali ke Indonesia yang telah puluhan tahun ditinggalkannya.

Dia disambut bak pahlawan. Dia dianugerahi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia. Meski kedatangannya di Dermaga Malina, Pelabuhan Benoa, Bali, terlambat hampir 10 jam dari jadwal, dia tetap disambut meriah.

Hentakan baleganjur dan jegog, keduanya musik tradisional Bali dengan tempo tinggi dan cepat, mengiringi kedatangannya di pagi buta. "Saya ingin menjadi inspirasi. Anak muda Indonesia harus memiliki keberanian," ujar Rama menerawang.

Di Bali, dia berencana berbisnis pelayaran keliling nusantara terhadap turis asing. "Saya lihat, pantai Indonesia bagian timur indahnya bukan main."

Setelah berhasil mengarungi Samudra Pasifik, ada lagi cita-cita Rama: mengelilingi dunia. Pada 2012 nanti, dia berencana berlayar melewati Samudra Hindia, Samudra Atlantik dan Amerika Latin. "Saya akan berlayar sampai tubuh saya tak sanggup lagi," ujar dia mantap.


WAYAN AGUS

Advertising
Advertising

Berita terkait

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

4 hari lalu

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

Sebelum mulai road trip, buat perencanaan dengan matang agar perjalanan lancar dan berkesan

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

6 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

15 hari lalu

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

Biasanya petugas akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan kelayakan mendapatkan visa

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

15 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

16 hari lalu

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

16 hari lalu

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

16 hari lalu

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

17 hari lalu

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?

Baca Selengkapnya

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

18 hari lalu

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan

Baca Selengkapnya

Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

19 hari lalu

Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

Program perjalanan khusus pensiunan ini tersedia setiap tahun selama 'musim sepi' dari bulan Oktober hingga Juni.

Baca Selengkapnya