Pertunjukan ini mengusung tema besar "Fashion Networking", ketika semua orang yang terlibat, dari perancang sampai sponsor, dihubungkan lewat jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Bahkan lewat jejaring sosial juga mereka menampilkan berbagai update terbaru selama peragaan busana ini yang bisa dinikmati para fashionista.
Koleksi terbaru dari 15 merek ternama di Thailand digelar secara besar-besaran. Mulai Flynow, Theatre Inspired by Citibank by Theatre, Kai, Issue, Tube Gallery, Senada, 27Nov., ASV by ASAVA Presented by Bangkok Airways, Project 1.1 by Greyhound Inspired by Nokia, Painkiller, AB-Normal, k and I, sampai Singha Life.
Pekan mode ini juga memberi kesempatan pada calon-calon desainer dari Srinakharinwirot University, Fakultas Fine Arts, untuk menampilkan karya unik mereka di bawah merek Singha oleh FASH.
Flynow, misalnya, menutup peragaan selama empat yang luar biasa dengan presentasi megah pada 27 Maret malam lalu. Catwalk dihiasi taman tropis dengan macan, elang, dan merak yang berkeliaran. Chamnan Pakdeesuk, sang desainer, mendandani para modelnya dengan gaya Victorian dalam paduan warna hitam, abu-abu, dan putih tulang.
Terinspirasi oleh film produksi pada 1983, The Hunger, yang dibintangi David Bowie dan Catherine Deneuve, Chamnan membuat berbagai gaun yang merayakan femininitas wanita dengan gaun-gaun lace yang ketat memeluk tubuh.
Mulai gaun yang panjang sampai bergaris langsing dengan belahan rok yang tinggi di bagian belakang yang memperlihatkan kaki dan sedikit bagian bokong. Atau terusan bergaris langsing bermotif geometris di bagian pinggang untuk mendramatisasi kombinasi jaket rok yang dihubungkan dengan ikat pinggang yang dramatis.
Sementara itu, Somchai Kaewthong dari Kai Boutique memberi kejutan bagi mereka yang menonton peragaan busananya saat seorang model memasuki catwalk dari balik tirai dengan menggunakan busana yang berkesan elegan sekaligus liar warna merah dan oranye yang menggantung. "Summer Night", demikian judul koleksi Kai ini, benar-benar memberi angin segar dengan kejutan berbagai gaya yang belum pernah mereka tampilkan sebelumnya.
Seperti temanya tentang malam pada musim panas, Kai memindahkan motif bunga-bunga dan binatang ke bahan dengan teknik celup yang prima pada rok lipat panjang. Paduan adalah atasan satin yang sederhana dalam nuansa polos perak, merah, emas, oranye, dan putih.
Tapi, selain keliaran malam musim panas, Kai menampilkan beberapa gaya gaun haute-couture yang jadi ciri khasnya. Gaun-gaun yang elegan dan bergaya klasik dengan bordir dan detail lainnya muncul di bagian lain peragaan busana. Semua ini bakal jadi jawaban bagi impian para calon mempelai wanita yang akan menikah.
Sirichai Daharanond dari Theatre menunjukkan baju pantai dengan siluet yang longgar yang dipenuhi detail handmade. Tapi, dalam peragaan busana, para model yang memperagakan busana Theatre tidak berjalan di catwalk seperti biasanya. Sirichai mengajak modelnya mendekati pengunjung peragaan busana yang digelar di Siam Paragon itu.
Ada lagi seorang model yang menggunakan baju seperti kelinci yang menghidangkan kue dada kepada tamu yang sekalian ingin meneliti gaun yang dikenakan si model. Sirichai mengatakan inspirasinya datang dari Paris's Tivoli Garden.
Bhubawit "Roj" Kritpholnara dari Issue menampilkan rangkaian koleksi "Flower Poem", yang terinspirasi oleh salah satu puisi karya Pangeran Paramanuchit berjudul Lilit Talengpai, tentang Raja Naresuan yang mengalahkan The Mon. Tak hanya menggunakan bordir yang jadi kebiasaannya, Roj juga menambahkan celupan warna untuk memunculkan dimensi warna yang cantik ala baju renang pada 1940-an, gaun mini, dan gaun malam. Print eksotik secara khusus dibuat, termasuk motif burung hantu sebagai ciri khas. UTAMI WIDOWATIl BERBAGAI SUMBER