Sains Persembahan Si Jenius dari Florence

Reporter

Editor

Minggu, 17 April 2011 11:48 WIB

Leonardo da Vinci.
TEMPO Interaktif, Di sebuah rak toko buku, sebuah kitab terimpit di antara jajaran puluhan judul. Tempatnya yang di ketinggian membuat orang malas mendongakkan kepala. Namun, di situ justru terselip sebuah karya penting Fritjof Capra, fisikawan yang menguraikan dengan penuh gairah, hidup, dan karya seorang tokoh Renaissance yang dikenang hingga berabad kemudian: Leonardo da Vinci. Andai tak jeli melihatnya, karya terbaru Capra itu akan luput dari keterbacaan.

Membaca Capra adalah tak ubahnya menempuh perjalanan melewati horizon yang luas, sekaligus menukik ke kedalaman palung pengetahuan. Sebagaimana karya-karyanya terdahulu, The Tao of Physics yang mengasyikkan dan The Turning Point yang mengguncang, The Science of Leonardo ini ditulis dengan gairah pengembaraan. Karya ini bukan hanya memperlihatkan kehebatan Leonardo da Vinci, tapi juga kepiawaian penulisnya dalam mengungkapkan sosok sang tokoh dalam sebuah potret yang koheren.

Orang mungkin lebih mengenal Leonardo sebagai pelukis dan siapa yang tak tahu Monalisa? Namun lelaki ini punya sisi lain yang jarang ditulis. Walaupun ia meninggalkan buku-buku catatan tebal dan penuh deskripsi rinci tentang eksperimen-eksperimennya, gambar-gambar cemerlang, dan analisis mendalam atas temuan-temuannya, hanya ada sedikit buku tentang sains Leonardo. Sayangnya pula, yang sedikit itu memandang karya sains Leonardo melalui lensa Newtonian.

Capra, yang memperlihatkan dengan gamblang bahwa warisan cara pandang Newton, Descartes, dan Bacon telah menyebabkan kerusakan di muka bumi ini, menampilkan Leonardo sebagai sosok yang berbeda. Hidup kira-kira satu abad sebelum para raksasa itu, Leonardo menawarkan pandangan dunia yang lebih holistik. Tak seperti Descartes, Leonardo tidak memandang tubuh sebagai mesin, walaupun ia seorang insinyur gemilang yang telah merancang mesin-mesin dan peralatan mekanis yang tak terhitung jumlahnya.

Juga tak seperti yang diserukan oleh Bacon, Leonardo tidak menguasai sains dan sistem gerak untuk mendominasi alam. Bahkan sebelum Galileo dan Bacon, Leonardo membangun sebuah pendekatan empiris baru terhadap sains. Ia melakukan observasi sistematis atas alam semesta, melakukan pengukuran cermat dan berulang-ulang, membuat formulasi model, dan berupaya membuat generalisasi matematis--inilah ciri-ciri dari apa yang kini dikenal sebagai metode ilmiah.

Sejak entri-entri awal, ketika ia memulai penyelidikan ilmiahnya, hingga hari-hari terakhirnya. Ia mengisi buku catatannya dengan deklarasi tentang nilai penting pengamatan metodis dan eksperimentasi. Ia tak pernah lelah dalam menekankan pentingnya sperienza, pengalaman langsung dengan gejala alam. Ini sebuah pemikiran revolusioner pada zamannya, ketika para ilmuwan masa itu bersikap tidak kritis terhadap teks-teks klasik dari Yunani.

"Bagiku, sains-sains yang tidak dilahirkan dari pengalaman, ibu dari semua kepastian, adalah sains penuh kesalahan dan sia-sia," tulis Leonardo. "Artinya, sains yang di awal, pertengahan, atau akhirnya tidak melalui kelima indra."

Sebagai ilmuwan dan insinyur, Leonardo memiliki keunikan yang tiada tara. Kehebatan visualnya yang selalu dipujikan telah membedakannya dari ilmuwan dan insinyur yang lain. Studinya mengenai anatomi lengan memperlihatkan gambar tangan yang detail, halus, dan dilengkapi dengan catatan-catatan mengenai fungsi-fungsi bagian lengan itu. Begitu pun ketika ia mempelajari tentang pembuluh nadi.

Kekuatannya dalam "memotret dengan mata" menyediakan kelebihan baginya saat melakukan studi tentang gerak air dan burung-burung. Ia menggambarkan dengan cermat pusaran air di seputar papan berbentuk segi empat. Dari kacamata sains modern, studi ini tak ubahnya studi tentang mekanika fluida. Dari studinya tentang gerak terbang burung-burung, Leonardo membayangkan hadirnya sebuah kapal terbang buatan manusia.

Pendekatan Leonardo terhadap pengetahuan ilmiah bersifat visual, pendekatan seorang pelukis. "Lukisan," demikian pernyataannya, "merangkum dalam dirinya seluruh wujud alam semesta." Bagi Leonardo, lukisan adalah seni sekaligus sains--sebuah sains tentang bentuk-bentuk alamiah, tentang kualitas, yang cukup berbeda dari sains mekanistis yang muncul 200 tahun kemudian.

Capra menilai Leonardo, dengan pemikiran sistemiknya, yang memahami suatu fenomena dalam hubungannya dengan fenomena lain, sebagai pendahulu para pemikir dari masa-masa yang kemudian. Dari sudut pandang sains abad ke-20, menurut Capra, Leonardo da Vinci merupakan pelopor dalam silsilah ilmuwan dan filsuf yang fokus sentralnya adalah hakikat bentuk organik.

Di sana ada nama-nama Immanuel Kant, Alexander von Humboldt, John Wolfgang von Goethe (abad ke-18), Georges Cuvier, Charles Darwin, dan Thompson D'Archy (abad ke-19), Alexander Bogdanov, Ludwig von Bertalanffy, dan Vladimir Vernadsky (awal abad ke-20), serta Gregory Bateson, Ilya Prigogine, dan Humberto Maturana (akhir abad ke-20).

Leonardo menyadari dengan jernih, dan mendokumentasikan dalam gambar-gambar cemerlang, bahwa anatomi hewan dan manusia mengandung fungsi-fungsi mekanis tanpa ia harus terjebak dalam pemikiran alam yang mekanistis atau reduksionis. Sintesis seni dan sains Leonardo mengandung kesadaran mendalam tentang ekologi dan pemikiran tentang sistem-sistem. Ia berbicara dengan jengkel perihal mereka, kaum reduksionis pada masanya.

Lewat studinya yang cermat, Capra bermaksud menunjukkan bahwa dengan bangkitnya pemikiran sistemik dan penekanannya pada jaringan, kompleksitas, dan pola-pola organisasi, kita dapat lebih mengapresiasi kekuatan sains Leonardo dan relevansinya dengan dunia modern kita. Capra telah mencapai tujuannya. Dan ia memperkaya kisah pria flamboyan dari Florence ini dengan balutan pertikaian kekuasaan, intrik-intrik istana, persaingan di kalangan seniman dan ilmuwan, serta menyajikannya dengan jernih dan memukau.

Dian Basuki, peminat isu-isu sains, tinggal di Bandung.
Judul Buku: Sains Leonardo
Penulis: Fritjof Capra
Penerbit: Jalasutra
Edisi: 2010
Tebal: xx + 384 halaman





Berita terkait

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

5 Februari 2024

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam memajukan sektor perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

17 Oktober 2023

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

Simak sejarah IKAPI yang salah satu pelopornya merupakan sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. IKAPI mengecam dan batal hadiri Frankfurt Book Fair 2023

Baca Selengkapnya

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.

Baca Selengkapnya

4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

11 Mei 2022

4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

Begini cara mengajukan permohonan ISBN dengan memenuhi 8 syarat teknis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

9 September 2021

Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

PT Balai Pustaka membuka lowongan kerja bagi lulusan D3 dan S1.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

2 Juli 2021

Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

Sejumlah daerah di Indonesia juga telah menerapkan dan mengembangkan konsep wisata halal.

Baca Selengkapnya

Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

29 Mei 2021

Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

Di era serba digital, cara dapat uang dari Wattpad pun bisa dilakukan oleh mereka yang suka menulis. Simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

6 Oktober 2020

Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

Pemerintah memberikan stimulus untuk penulis dan penerbit melalui program "Nulis dari Rumah".

Baca Selengkapnya

London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

13 Maret 2019

London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

Pada hari pertama pameran buku London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia sudah membukukan penjualan hak penerbitan untuk 12 judul buku.

Baca Selengkapnya

Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

30 Agustus 2018

Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

Penerbit buku independen Elevation Books belum kapok membidani kumpulan tulisan Herry Sutresna aka Ucok Homicide.

Baca Selengkapnya