TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia menabuh genderang perang melawan obesitas atau kegemukan. Mereka akan mencatat berat badan para siswa sebagai bagian dari kampanye tersebut.
Selain mencatat berat badan para siswa, Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, juga melarang makanan dan minuman yang memiliki kadar gula tinggi di sekolah-sekolah.
Malaysia khawatir dengan masalah kegemukan. Sebab negeri jiran itu tercatat sebagai negara yang memiliki warga bertubuh gemuk paling banyak di antara negara-negara di Asia Tenggara.
"Sebanyak 30 persen warga Malaysia kelebihan berat, sedang 30 persen lainnya obesitas, jadi 60 persen orang Malaysia punya masalah dengan berat badan," kata Liow.
Liow meminta para guru menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa untuk melihat apakah terdapat kelebihan berat. Kebijakan ini akan membantu memonitor para orangtua apakah anak-anaknya kelebihan berat badan atau tidak.
Langkah ini terlihat kontroversial, namun para remaja perempuan mendukung kampanye ini. Intan, seorang pelajar mengatakan dengan pengukuran itu dia tahu berat dan tinggi badannya. Dia juga mengaku khawatir kelebihan berat.
Selain suka dengan minuman kaya gula, di Malaysia gerai makan cepat saji tumbuh subur. Belum lagi menu makanan asli Malaysia yang banyak digoreng dan pedas.
"Karena makanan utama kami di Malaysia adalah nasi lemak dan semua makanan harus menggunakan santan. Memang benar-benar tidak sehat," kata Saiful Nizam, warga Malaysia.
BBC | BERNAMA | PGR
