TEMPO Interaktif, Jakarta -Bulan April menjadi bulan istimewa bagi panggung mode Indonesia. Hal ini setidaknya diungkapkan Emma Holiza, pemilik butik dan label Ki Artik Batik, yang meluncurkan kreasi terbarunya, Sosiobatik. Koleksi anyar ini adalah batik yang menyelipkan semangat kegiatan sosial dan berciri seni budaya dari berbagai daerah Indonesia.
"Kami melihat April menjadi bulan yang tepat. Selain ada hari bersejarah,
peringatan Hari Kartini, bulan ini juga mewakili semangat keceriaan yang sesuai dengan koleksi terbaru kami," kata wanita cantik yang punya pengalaman membawa batik ke mancanegara, termasuk pameran internasional di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, ini.
Emma menuturkan, koleksi teranyar Ki Artik Batik ini menyajikan sentuhan unsur lokal berbagai daerah di Indonesia yang dikerjakan dengan teknik batik sesungguhnya, yaitu memakai lilin. Dia mengatakan, ide ini muncul ketika melihat animo tiap daerah untuk memiliki motif batik sendiri tapi tidak dibarengi dengan pengetahuan dan idealisme yang mumpuni.
"Maka kami bekerja sama dengan beberapa perajin di Cirebon dan Pekalongan menyajikan koleksi anyar ini, yang menyerap semangat keceriaan batik Indonesia," paparnya.
Koleksi ini hadir berupa bentangan kain panjang, sarung, dan selendang serta
aneka busana serba batik bagi pria dan wanita. Dengan koleksinya mulai pakaian santai, pakaian kerja, sampai busana pesta. Warnanya beragam, tapi semuanya warna cerah, seperti merah jambu, oranye, biru, ungu, dan hijau. Motifnya mulai klasik, hewan, tumbuhan, sampai keseharian kehidupan masyarakat di berbagai daerah Indonesia, seperti bertani, nelayan, dan pedagang.
Pada bulan yang sama, tepatnya awal April, Alleira Batik, melalui pembukaan gerai terbarunya di Gandaria City, menyajikan koleksi Spring Summer 2011. Bertema
"Amethyst", koleksi ini ingin mengedepankan kemewahan batik melalui 30 busana yang diperagakan. Menurut Ade Kartika, Wakil Presiden Alleira Batik, koleksi ini didominasi nuansa keunguan nan mewah, misterius, dan elegan.
Sungguhpun demikian, ia menambahkan, kemewahan ini tetap mengisyaratkan semangat keceriaan pemakainya. Koleksi ini menyajikan busana siap pakai dan cocktail dress yang menonjolkan sisi feminin dan sensualitas. Detailnya berupa ruffles dan drapery, yang banyak muncul pada beragam blus, serta variasi mid-length dress, yang siluetnya terinspirasi dari era 1930-an.
Adapun Annisa Pohan, Brand Ambassador Batik, menuturkan tentang warna Amethyst sebagai warna misterius yang begitu anggun. Ia sangat bagus dipadukan dengan pattern batik. "Ternyata menyelipkan warna ungu justru memberi kesan mewah dan ceria pada batik Indonesia," ujar Annisa, yang hari itu menjadi model bersama buah hatinya, Almira Tunggadewi Yudhoyono.
Direktur Produksi Anita A.S. mengatakan, bagi masyarakat Indonesia yang mulai gandrung batik, pada koleksi kali ini dicoba disemangati dengan warna ungu dan penyajian motif bunga-bunga besar atau ornamen berbentuk lebih besar. "Saya hanya ingin mengajak perubahan untuk terus menghormati batik, yang bisa dikembangkan dengan cita rasa modern," katanya.
Di tangan Anita beserta timnya, aneka blus dan gaun disajikan dengan detail
ruffles di ujung lengan, leher, serta detail lipit yang ditempatkan secara unik. Kemudian ada aneka kaftan berlengan pendek dengan detail manik di leher serta gaun selutut bersiluet H berdetail lipit yang ditata cantik. Lalu Anita menghadirkan gaun empire leher V dengan detail drapery serta penampilan konsep tabrak yang mencerminkan inspirasi semangat keceriaan dan kecerdasan bagi penggunanya.
Pada April ini juga ada acara Fashion Nation Senayan City 2011. Alleira
Batik menampilkan koleksinya bertema "An Illumination in Twilight". Kali ini
mengangkat sisi prada, yaitu salah satu unsur seni membatik dengan menggunakan warna emas yang pengerjaannya dilakukan dengan kekuatan dan kerajinan tangan.
Dahulu prada dipakai untuk menambah keanggunan sebuah karya batik dan biasa dikenakan untuk acara-acara besar kerajaan. Menurut Junisa Ali Alatas, yang datang bersama saudara kembarnya, Yunita, peragaan ini mengisyaratkan semangat mencintai batik Indonesia yang memang lekat dengan sentuhan modern dan keceriaan perempuan negeri ini.
"Saya bangga batik Indonesia menjadi jati diri dan simbol atau heritage bangsa. Batik bisa berperan sebagai diplomasi publik yang akan diterima dengan tangan terbuka di mancanegara," ujar istri mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas (almarhum) ini tersenyum bahagia. l HADRIANI P
"Kami melihat April menjadi bulan yang tepat. Selain ada hari bersejarah,
peringatan Hari Kartini, bulan ini juga mewakili semangat keceriaan yang sesuai dengan koleksi terbaru kami," kata wanita cantik yang punya pengalaman membawa batik ke mancanegara, termasuk pameran internasional di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, ini.
Emma menuturkan, koleksi teranyar Ki Artik Batik ini menyajikan sentuhan unsur lokal berbagai daerah di Indonesia yang dikerjakan dengan teknik batik sesungguhnya, yaitu memakai lilin. Dia mengatakan, ide ini muncul ketika melihat animo tiap daerah untuk memiliki motif batik sendiri tapi tidak dibarengi dengan pengetahuan dan idealisme yang mumpuni.
"Maka kami bekerja sama dengan beberapa perajin di Cirebon dan Pekalongan menyajikan koleksi anyar ini, yang menyerap semangat keceriaan batik Indonesia," paparnya.
Koleksi ini hadir berupa bentangan kain panjang, sarung, dan selendang serta
aneka busana serba batik bagi pria dan wanita. Dengan koleksinya mulai pakaian santai, pakaian kerja, sampai busana pesta. Warnanya beragam, tapi semuanya warna cerah, seperti merah jambu, oranye, biru, ungu, dan hijau. Motifnya mulai klasik, hewan, tumbuhan, sampai keseharian kehidupan masyarakat di berbagai daerah Indonesia, seperti bertani, nelayan, dan pedagang.
Pada bulan yang sama, tepatnya awal April, Alleira Batik, melalui pembukaan gerai terbarunya di Gandaria City, menyajikan koleksi Spring Summer 2011. Bertema
"Amethyst", koleksi ini ingin mengedepankan kemewahan batik melalui 30 busana yang diperagakan. Menurut Ade Kartika, Wakil Presiden Alleira Batik, koleksi ini didominasi nuansa keunguan nan mewah, misterius, dan elegan.
Sungguhpun demikian, ia menambahkan, kemewahan ini tetap mengisyaratkan semangat keceriaan pemakainya. Koleksi ini menyajikan busana siap pakai dan cocktail dress yang menonjolkan sisi feminin dan sensualitas. Detailnya berupa ruffles dan drapery, yang banyak muncul pada beragam blus, serta variasi mid-length dress, yang siluetnya terinspirasi dari era 1930-an.
Adapun Annisa Pohan, Brand Ambassador Batik, menuturkan tentang warna Amethyst sebagai warna misterius yang begitu anggun. Ia sangat bagus dipadukan dengan pattern batik. "Ternyata menyelipkan warna ungu justru memberi kesan mewah dan ceria pada batik Indonesia," ujar Annisa, yang hari itu menjadi model bersama buah hatinya, Almira Tunggadewi Yudhoyono.
Direktur Produksi Anita A.S. mengatakan, bagi masyarakat Indonesia yang mulai gandrung batik, pada koleksi kali ini dicoba disemangati dengan warna ungu dan penyajian motif bunga-bunga besar atau ornamen berbentuk lebih besar. "Saya hanya ingin mengajak perubahan untuk terus menghormati batik, yang bisa dikembangkan dengan cita rasa modern," katanya.
Di tangan Anita beserta timnya, aneka blus dan gaun disajikan dengan detail
ruffles di ujung lengan, leher, serta detail lipit yang ditempatkan secara unik. Kemudian ada aneka kaftan berlengan pendek dengan detail manik di leher serta gaun selutut bersiluet H berdetail lipit yang ditata cantik. Lalu Anita menghadirkan gaun empire leher V dengan detail drapery serta penampilan konsep tabrak yang mencerminkan inspirasi semangat keceriaan dan kecerdasan bagi penggunanya.
Pada April ini juga ada acara Fashion Nation Senayan City 2011. Alleira
Batik menampilkan koleksinya bertema "An Illumination in Twilight". Kali ini
mengangkat sisi prada, yaitu salah satu unsur seni membatik dengan menggunakan warna emas yang pengerjaannya dilakukan dengan kekuatan dan kerajinan tangan.
Dahulu prada dipakai untuk menambah keanggunan sebuah karya batik dan biasa dikenakan untuk acara-acara besar kerajaan. Menurut Junisa Ali Alatas, yang datang bersama saudara kembarnya, Yunita, peragaan ini mengisyaratkan semangat mencintai batik Indonesia yang memang lekat dengan sentuhan modern dan keceriaan perempuan negeri ini.
"Saya bangga batik Indonesia menjadi jati diri dan simbol atau heritage bangsa. Batik bisa berperan sebagai diplomasi publik yang akan diterima dengan tangan terbuka di mancanegara," ujar istri mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas (almarhum) ini tersenyum bahagia. l HADRIANI P
