Otaru Baumkuchen, Lapis Legit Negeri Sakura

Reporter

Editor

Jumat, 13 Mei 2011 03:54 WIB

Otaru baumkuchen. Foto: facebook.com
TEMPO Interaktif, Jakarta - Antrean orang di sebuah rumah makan Jepang di Mal Plaza Indonesia, Jakarta, mengular. Nama tempat makan yang sama juga antre di beberapa cabangnya. Bahkan, di situs jejaring sosial, para penggemar restoran tersebut membuat grup, yang diikuti ribuan pengikut aktif. Selama ini Negeri Sakura memang terkenal akan kelezatan menu sehatnya, seperti sushi, shabu-shabu, sukiyaki, dan sashimi.

Ternyata bukan hanya itu, Jepang juga punya kue lapis, otaru baumkuchen namanya. Sejak tiga bulan lalu, kita bisa mencicipi langsung kue tersebut di toko kue lapis, yang namanya sama dengan nama kuenya, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Menurut pemilik kedai kue lapis Jepang itu, Pitarto Lauda, nama kue itu gabungan dari dua bahasa. Kata “baumkuchen” diambil dari nama kue unik dari Jerman, tapi sangat populer di Jepang. Dalam bahasa aslinya, baumkuchen berarti tree cake atau log cake, "kue pohon" diakui sebagai The King of Cakes. Sedangkan “otaru” diambil dari nama salah satu toko di Jepang.

Dari segi sejarah keberadaannya, kue ini sudah berumur lebih dari 50 tahun. Seperti filosofi kue asal Cina, kue lapis Jepang ini diberikan kepada seseorang sebagai simbol ucapan selamat sukses atau tanda berbagi kasih pada sesama. Di Jepang, secara tradisional, otaru baumkuchen dibuat di atas batang besi dengan cara melapiskan lapisan adonan dengan kuas rata sambil diputar di atas panggangan.

Kini, dengan berkembangnya teknologi, alat masak baumkuchen sudah berkembang, tak lagi pakai batang besi tradisional, melainkan menggunakan oven khusus dengan batang besi yang berputar otomatis.

Dalam proses pembuatannya, setiap lapis dibiarkan berputar sampai lapisan tersebut berubah menjadi warna agak kecokelatan, sebelum lapisan adonan yang baru dilapiskan lagi di atasnya. Tebal lapisan berkisar 15-20 lapis.

Nah, sewaktu kue sudah dipotong dan dikeluarkan dari batang besi tersebut, setiap layer-nya menjadi terbagi dari layer setelahnya dengan garis yang bulat menyerupai cincin berwarna keemasan.

Itulah yang membuat kue ini berbentuk menyerupai isi dan sebuah batang pohon yang sudah dipotong, log. "Yang khas dari kue ini, bentuk lapisan-lapisan keemasan muncul ketika kuenya dipotong. Bentuknya sangat indah menyerupai bentuk lingkaran-lingkaran cincin emas seperti batang pohon setelah ditebang,” kata Lauda.

Meski resep kuenya berasal dari Jepang, untuk kedainya, Lauda menggunakan pilihan bahan baku yang rendah gula, kalori, lemak, seperti prinsip orang Jepang, mengutamakan kesehatan. "Karena memakai bahan baku ini, rasa kuenya tidak terlalu manis dan juga tidak eneg," ujarnya. Bukan hanya itu, penggunaan alat masak dengan pengaturan suhu dan adonan yang tepat juga penting agar tekstur kuenya menjadi sangat lembut.

Pilihan rasa bervariasi, mulai yang orisinal, cokelat, green tea, dan tiramisu. Dua rasa terakhir identik dengan negeri asal otaru. Di berbagai tempat, rasa cokelat disukai banyak orang. Namun, bila mau mencicipi keaslian kue ini, cobalah yang orisinal.

Penyanyi jazz, Andien, termasuk salah satu penggemarnya. "Aku suka baumkuchen kering, yaitu kue lapis yang dipotong-potong dan dikeringkan seperti keripik. Menyantap camilan ini berteman secangkir kopi atau teh panas rasanya sedap bukan main," katanya. Siapa mau coba?

HADRIANI P

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

16 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

16 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

29 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya