TEMPO Interaktif, Daftar bahaya merokok semakin panjang. Dalam penelitian yang akan dipresentasikan pada pertemuan American Urologica Associaton (AUA) di Washington, DC, Minggu 22 Mei 2011, terungkap bahwa pria perokok berisiko tinggi terkena kanker prostat.
Penelitian ini melibatkan 321 perokok dan 309 bukan perokok yang pernah menjalani prostatectomy atau operasi pengangkatan prostat antara tahun 1989 dan 2005. Hasilnya, mereka yang pernah dioperasi dan pecandu rokok mempunyai risiko tertinggi dan terbesar terkena kanker stadium tinggi.
Perokok juga diyakini memiliki kadar PSA dalam darah yang lebih tinggi. Kadar tersebut disinyalir bisa memicu timbulnya kembali senyawa biokimia pada kanker prostat. Kadar PSA meningkat kira-kira 1 persen setiap satu pak rokok dalam setahunnya.
"Data ini mengindikasikan kalau sejarah merokok dapat memberikan data tambahan dan harus disertakan pada setiap model perawatan untuk kanker prostat," ujar Dr. Joseph C. Presti, juru bicara peneliti Stanford University School of Medicine dalam siaran persnya.
Penelitian ini juga menunjukkan pesan yang kuat bagi para laki-laki. Berhentilah merokok sekarang yang bisa membantu Anda selamat dari kemungkinan kanker prostat di masa depan.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
9 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
