TEMPO Interaktif, London - American Psychology Association merilis sebuah penelitian menarik tentang pentingnya rekan kerja dalam kehidupan. Hasilnya, seseorang yang mampu menjaga keakraban dengan rekan kerja dinilai mampu membantunya jauh dari ajal alias berpotensi panjang umur.
Setidaknya itulah hasil penelitian yang dilakukan University of Tel Aviv selama lebih dari 20 tahun. Mereka meneliti beberapa perusahaan keuangan, asuransi, kesehatan dan pegawai negeri dengan rata-rata kerja 8.8 jam per hari. Jumlah responden itu terdiri dari 820 pria dan wanita.
Penelitian menyimpulkan seorang pekerja yang memiliki hubungan baik dengan rekan kerja memiliki risiko kematian lebih rendah dibanding pekerja penyendiri. Artinya saling dukung diantara sesama rekan kerja, antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, mampu meningkatkan kemungkinan hidup seseorang.
Dan penelitian ini pun menyerankan para pekerja untuk saling melengkapi, berbaur dan bekerja sama dalam memecahkan masalah. "Seberapa besar dukungan kelompok sosial khususnya dalam pekerjaan mampu meramalkan kematian,"begitu tulis laman Daily Mail 17 Mei 2011.
Pemimpin penelitian, Arie Shirom mengatakan penelitian tersebut belum memperhitungkan perubahan beban kerja responden. "Kami tidak mencatat data-data beban kerja seseorang,"kata Shirom membuka jalan penelitian lebih lanjut lainnya.
RUDY
Setidaknya itulah hasil penelitian yang dilakukan University of Tel Aviv selama lebih dari 20 tahun. Mereka meneliti beberapa perusahaan keuangan, asuransi, kesehatan dan pegawai negeri dengan rata-rata kerja 8.8 jam per hari. Jumlah responden itu terdiri dari 820 pria dan wanita.
Penelitian menyimpulkan seorang pekerja yang memiliki hubungan baik dengan rekan kerja memiliki risiko kematian lebih rendah dibanding pekerja penyendiri. Artinya saling dukung diantara sesama rekan kerja, antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, mampu meningkatkan kemungkinan hidup seseorang.
Dan penelitian ini pun menyerankan para pekerja untuk saling melengkapi, berbaur dan bekerja sama dalam memecahkan masalah. "Seberapa besar dukungan kelompok sosial khususnya dalam pekerjaan mampu meramalkan kematian,"begitu tulis laman Daily Mail 17 Mei 2011.
Pemimpin penelitian, Arie Shirom mengatakan penelitian tersebut belum memperhitungkan perubahan beban kerja responden. "Kami tidak mencatat data-data beban kerja seseorang,"kata Shirom membuka jalan penelitian lebih lanjut lainnya.
RUDY
