Ganjalan Karier Perempuan Indonesia  

Reporter

Editor

Senin, 30 Mei 2011 05:27 WIB

Ilustrasi penderita anemia. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sulit betul menjadi perempuan Indonesia. Sebuah penelitian psikologi yang secara khusus menjadikan perempuan Indonesia sebagai subyek penelitian membuktikan bahwa jalan perempuan Indonesia untuk meraih kesuksesan di bidang karier tak semudah kelihatannya.


Penelitian yang menjadi satu bahasan dari buku Psikologi Perempuan: Pendekatan Kontekstual Indonesia karya sembilan psikolog dari Universitas Katolik Atma Jaya ini memang dibuat karena keprihatinan bahwa selama ini, bahkan dalam penelitian psikologi, perempuan Indonesia telah terpinggirkan.


Menurut Weny Safitry Pandia, psikolog yang meneliti masalah ini, dalam prestasi pekerjaan, antara perempuan dan laki-laki sebenarnya memiliki kemampuan yang setara. Namun, lingkungan dapat membuat perempuan tidak menampilkan seluruh bakat dan kemampuannya.


Hal ini disebabkan oleh sosialisasi peran gender mengenai hal yang dianggap pantas dan tidak pantas ditampilkan oleh perempuan. Jika perempuan berada dalam lingkungan yang tepat yang mendorongnya untuk berprestasi dan berkarier optimal, ia akan memiliki aspirasi yang tinggi dalam mengembangkan kemampuannya.


Meski menurun, data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan adanya kenaikan selisih antara jumlah tenaga kerja perempuan dan laki-laki pada 2010 dibanding 2008. Namun, menurut seorang peneliti bernama Goodson (2008), pada 34 negara, kebanyakan perempuan tidak mau mempromosikan diri dan mengemukakan idenya.


Advertising
Advertising

Dan, menurut Hyde (2007), ada anggapan bahwa perempuan memiliki kemampuan, kepribadian, dan keterampilan personal kurang baik untuk menduduki jabatan supervisor dibanding laki-laki. Perempuan juga dianggap tidak pantas memimpin dibanding laki-laki, serta kekuasaan yang dimiliki pemimpin perempuan lebih rendah daripada yang dimiliki pemimpin laki-laki.


"Meski lapangan menyerap banyak tenaga kerja perempuan, kondisi dalam dunia kerja masih juga belum memperlihatkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan," ujar Weny Safitry Pandia, peneliti sekaligus dosen dari Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya.


Menurut dia, di Indonesia, ketakutan untuk sukses pada pekerja perempuan tergantung dari pengenalan diri dan dorongan dari lingkungan.


Contohnya, kondisi bekerja akan lebih baik jika ia menemukan pasangan hidup yang tepat yang memang bisa mendorong pengembangan karier. Dengan begitu, perempuan tak perlu merasa khawatir bahwa kariernya akan menjadi penghalang keharmonisan dalam hubungannya dengan suami. Faktor eksternal, yaitu kondisi kantor yang family friendly, juga akan membantu perempuan untuk tetap menyalurkan aspirasinya di dunia kerja.


Sementara itu, menurut Theresia Indira Shanti, yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya, kondisi yang mendorong pembuatan keputusan untuk tidak bekerja di sektor formal yaitu kebutuhan untuk mengasuh dan merawat anak. Adanya tekanan melarang untuk bekerja, situasi yang tidak nyaman yang berkaitan dengan keadaan bekerja, peran ajaran agama juga menjadi pertimbangan untuk membuat keputusan tersebut.


"Sebagian responden mengatakan, meski tak menyesali keputusan untuk berhenti, mereka memilih menjadi pekerja paruh waktu agar hidup lebih seimbang," ujar Theresia.


Namun, setelah ia berhenti bekerja, kata Theresia, bakal timbul kejenuhan akan pekerjaan rumah tangga yang cenderung rutin, perasaan kurang dihargai oleh orang lain karena tidak bekerja, dan terbatasnya relasi dengan sahabatnya karena tidak seperti saat bekerja dulu.


Selain relasi, kemandirian juga terasa berkurang karena ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup dari pendapatannya sendiri, melainkan bergantung pada suami. "Tak jarang juga muncul keinginan untuk terlibat dalam pembicaraan dengan orang lain yang bekerja, dan pemikiran bahwa fisik tubuhnya yang sudah sesuai untuk bekerja," kata Theresia.


RENNY FITRIA SARI

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

7 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya