Flu Bisa Meradang hingga Jantung dan Otak  

Reporter

Editor

Senin, 30 Mei 2011 06:36 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dira, 38 tahun, karyawan swasta di bilangan Mampang, Jakarta Selatan, terpaksa tak masuk bekerja selama beberapa hari. "Sedih dan tidak enak hati sama atasan saya. Mau, bagaimana? Anak saya dua-duanya masih balita dan meski cuma pilek, demamnya itu bikin deg-degan," katanya.


Dira juga sedih melihat penderitaan anak-anaknya, Rasya, lima tahun, dan Danys, tiga tahun. "Mereka jadi tidak nafsu makan, tidak bisa main sama teman-temannya, dan tidak bisa masuk sekolah," katanya.


Influenza memang tak boleh dianggap sepele. Penularannya begitu cepat. Droplet atau butir liur yang dimiliki pengidap bersin sudah bisa menyebar ke orang di sekitarnya dalam jarak kurang dari dua meter. Lalu, hanya dalam waktu satu sampai tiga hari, orang yang terpapar virus akan menjadi pengidap sekaligus sumber penularan virus ke orang lain.


"Belum lagi kontak langsung, seperti kala kita memegang rel eskalator atau pegangan di bus umum tempat virus menempel," kata Prof. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, dalam paparan media tentang pertemuan tahunan Indonesia Influenza Foundation, Sabtu lalu, 28 Mei 2011, di Jakarta.


Samsu mengatakan, masyarakat memang masih sering tidak bisa membedakan antara influenza karena virus dan pilek biasa atau common cold. Karena ketidakpahaman ini, sering kali influenza diatasi dengan obat yang dijual bebas. Padahal, obat hanya mengatasi sebagian gejalanya, tapi tidak melumpuhkan virus influenza.


Advertising
Advertising

Akibatnya, penyakit berlanjut hingga bisa berisiko menyebabkan komplikasi serius hingga kematian. "Terutama pada anak-anak kurang dari dua tahun dan lanjut usia di atas 65 tahun," kata Samsu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat angka kematian akibat influenza 90 persen lebih terjadi pada kelompok usia 65 tahun ke atas.


Samsu menjelaskan, risiko komplikasi influenza yang berakibat pada kematian dan membahayakan jantung serta otak adalah akibat peradangan. "Infeksi selalu mengakibatkan peradangan organ dalam. Jika daya tahan cukup bagus, tak masalah. Tapi, sebaliknya, peradangan inilah yang bisa membahayakan otot jantung. Demikian pula di otak. Bukan dari virus flunya yang membahayakan otak, melainkan ensefalitisnya," kata Samsu. "Kejadian seperti ini memang jarang, tapi bukan berarti tidak terjadi."


Virus influenza memang tergolong bandel. Bayangkan saja berapa banyak kombinasi yang bisa dibangun dari 16 jenis hemagglutinin protein yang ditandai dengan huruf H dan 9 jenis protein neuraminidase yang ditandai dengan huruf N. "Virus influenza ini memang cepat bermutasi dengan gejala umum seperti demam, pilek, sakit kerongkongan, batuk, hingga sakit otot dan kepala," kata Prof. Dr. Cissy Kartasasmita, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Ketua Indonesia Influenza Foundation.


WHO memperkirakan setidaknya setiap tahun tiga-lima juta orang di dunia terjangkit virus influenza dan menyebabkan 250-500 ribu orang meninggal dunia. "Di Amerika Serikat, influenza lebih sering menyerang banyak pengidap pada bulan September dan Oktober. Di Australia juga demikian, lebih banyak terjadi pada bulan Maret," kata Mark Simmerman, PhD, Direktur Urusan Medis dan Kebijakan Publik Vaksin Sanofi Aventis, yang berkedudukan di Bangkok.


Namun, di Asia Tenggara, penularan influenza terjadi sepanjang tahun dan menyerang satu dari sepuluh orang dewasa dan satu dari tiga anak-anak. Bagaimana dengan di Indonesia? "Kita memang lemah soal data, tapi sebagai gambaran, saya pernah bertemu dengan seorang guru yang terpaksa meliburkan murid-muridnya karena sakit bergantian terus-menerus," kata Cissy. Ini tentu saja mengurangi waktu belajar efektif anak-anak.
"Biasanya, karena gejala mengganggu ini, dokter akan memberi izin tak masuk tiga hari, lalu kontrol lagi dan diperpanjang tiga hari lagi jika tak ada perkembangan," kata Cissy.


Cissy mengutip sebuah penelitian yang menyebut influenza bisa menyebabkan kelemahan yang membuat tak bisa beraktivitas hingga 100 persen, nyeri 85 persen, dan menggigil 83 persen.


"Sementara pada kelompok pekerja, orang bisa kehilangan 0,5-15 hari kerja, produktivitas menurun 30-70 persen," kata Samsu. Angka ini pun bisa lebih buruk mengingat penularan mudah terjadi di tempat tertutup tempat orang banyak berkumpul, misalnya di tempat kerja atau di ruang kelas.


Lalu, apa lagi yang bisa dilakukan? "Vaksinasi terbukti bisa mencegah 70-90 persen risiko terkena influenza pada dewasa sehat, 60 persen pada lanjut usia, dan menurunkan risiko kematian hingga 80 persen," Samsu menambahkan.


Vaksinasi influenza yang dilakukan setahun sekali sebenarnya juga lebih murah dibanding jika pasien sampai harus dirawat, masuk ICU, dan menggunakan antibiotik yang umumnya mahal. Sayangnya, dengan keefektifan dan efisiennya biaya yang harus dikeluarkan untuk vaksinasi, hingga kini, di Asia-Pasifik, peminat imunisasi influenza di Indonesia masih sangat rendah. Indonesia menempati peringkat kedelapan setelah Korea, Selandia Baru, Australia, Taiwan, Hong Kong, Thailand, dan Singapura.


UTAMI WIDOWATI

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

16 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya