Hati-Hati, Inhaler Bisa Meningkatkan Risiko Kematian

Reporter

Editor

Selasa, 14 Juni 2011 17:31 WIB

childrenfirst.nhs.uk

TEMPO Interaktif, Jakarta - Inhaler didesain untuk membantu pengidap bronkitis dan empisema kronis agar tetap bisa bernafas dan menghindari risiko kematian akibat sesak nafas. Namun penggunaan inhaler dalam jangka panjang justru bisa meningkatkan risiko kematian.


Temuan baru itu diungkapkan dalam British Medical Journal baru-baru ini. Penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari University of East Anglia dan tiga universitas Amerika. Di situ disebutkan bahwa penggunaan Tiotropiun Respimat (dikenal juga dengan Sprivia Respimat), zat pembuat inhaler, bisa meningkatkan risiko kematian lebih dari 50 persen.

Di Inggris, pengidap bronkitis dan empisema kronois telah menyerang tiga juta orang dan menyebabkan 24 ribu kematian pada 2005. Pengidap Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), sebutan untuk penderita bronkitis dan empisema kronis, kebanyakan menggunakan inhaler untuk membantu mereka dalam bernafas. Penggunaan pada 2010 menunjukan bahwa lebih dari setengah juta orang pengidap mendapat resep inhaler Tiotropium.

Inhaler Tiotropium telah tersedia secara internasional sejak beberapa tahun lalu. Adapun inhaler Tiotropium Respimat telah diluncurkan produknya belakangan dan digunakan di Inggris dan Eropa. Namun, lembaga pengawas makanan dan obat Amerika (Food and Drug Administration/FDA) tidak menjamin penggunaan Tiotropium Respimat di Amerika karena menilai perlu uji coba lebih lanjut.

"Kami menganalisa lima uji coba klinis terhadap 6.500 orang. Dan risiko kematian pada pasien yang menggunakan inhaler jenis ini mencapai 52 persen lebih tinggi," kata Dr Yoon Loke dari Norwich Medical School, University of East Anglia.

Yoon Loke mengungkapkan, pihaknya mengestimasi adanya satu tambahan kematian pada setiap 124 pasien yang menggunakan Tiotropium Respimat selama setahun. Beberapa dari risiko ini muncul dari pasien yang sekarat akibat kacaunya ritme kerja jantung karena potensi efek kebalikan dari Tiotropium.

Loke dan ilmuwan koleganya dari Amerika meneliti risiko inhaler Tiotropium Respimat setelah membaca risalah rapat FDA yang mendiskusikan meningkatnya jumlah kematian dalam uji coba klinis Tiotropium Respimat. Setelah menganalisa data yang dipresentasikan dalam dokumen FDA, mereka menyimpulkan bahwa adanya indikasi yang jelas tentang meningkatnya risiko kematian, khususnya yang berkaitan dengan masalah jantung.

"Sejak itu kami telah menemukan bahwa, karena alasan keamanan, Tiotropium Respimat tidak dijamin FDA untuk digunakan di Amerika," ujar Loke.

Loke mengatakan ada alternatif inhaler yang bisa digunakan pengidap bronkitis dan empisema kronis. Pasien yang kini terlanjur menggunakan Tiotropium Respimat tidak harus menghentikan alat itu tiba-tiba, namun harus tetap mengonsultasikannya ke dokter terhadap kemungkinan mengganti dengan resep lain. Maka, karena Tiotropium Respimat dapat menyebabkan efek kebalikan terhadap ritme jantung, pasien dengan riwayat dengan detak jantung tidak beraturan juga harus mewaspadai inhaler jenis ini.


AMIRULLAH | MEDIACALNEWSTODAY.COM

Berita terkait

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

33 hari lalu

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.

Baca Selengkapnya

Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

21 Februari 2024

Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

Dokter anak menjelaskan beda batuk yang dialami anak penderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TBC) dan perlu dipahami orang tua.

Baca Selengkapnya

Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

16 Februari 2024

Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan permintaan obat-obatan oleh Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah disampaikan.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Bilang Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Minta Bantuan Obat Asma dan Buku

10 Februari 2024

Kapolda Papua Bilang Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Minta Bantuan Obat Asma dan Buku

"Silakan saja bila ada pihak yang mau mengirimkan bantuan tersebut ke Phillip yang disandera sejak 7 Februari 2023," kata Kapolda Papua.

Baca Selengkapnya

7 Manfaat Buah Kiwi: Rangsang Pertumbuhan Rambut hingga jaga Kesehatan Mata

26 November 2023

7 Manfaat Buah Kiwi: Rangsang Pertumbuhan Rambut hingga jaga Kesehatan Mata

Kiwi berries adalah buah beri yang tidak memiliki bulu. Berikut beberapa manfaat buah Kiwi.

Baca Selengkapnya

Inilah Olahraga yang Baik untuk Penderita Asma

18 November 2023

Inilah Olahraga yang Baik untuk Penderita Asma

Meskipun menderita asma, seseorang tidak dianjurkan meninggalkan kegiatan olahraga sama sekali.

Baca Selengkapnya

5 Olahraga yang Harus Dihandari Penderita Asma

17 November 2023

5 Olahraga yang Harus Dihandari Penderita Asma

Ada beberapa jenis olahraga yang membahayakan penderita asma. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Waspada, 5 Penyakit Ini Berpotensi Ditularkan Kecoak

12 Oktober 2023

Waspada, 5 Penyakit Ini Berpotensi Ditularkan Kecoak

Selain menjijikkan, kecoak ternyata bisa menularkan berbagai penyakit, memicu reaksi alergi, bahkan asma.

Baca Selengkapnya

4 Manfaat Daun Legundi, Bisa Obati Asma hingga Sakit Tenggorokan

22 September 2023

4 Manfaat Daun Legundi, Bisa Obati Asma hingga Sakit Tenggorokan

Daun legundi mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, vitrisin, dan glikosida flavonoid (persikogenin).

Baca Selengkapnya

Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

20 September 2023

Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

Debu bercampur bakteri banyak terdapat di penitipan anak sehingga bisa memicu asma, ungkap sebuah penelitian di European Respiratory Society.

Baca Selengkapnya