Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada, 5 Penyakit Ini Berpotensi Ditularkan Kecoak

Reporter

image-gnews
Kecoak.[New York Times]
Kecoak.[New York Times]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain menjijikkan, kecoak ternyata bisa menularkan berbagai penyakit. Serangga kecil berwarna cokelat ini bisa menghasilkan alergen sehingga memicu reaksi alergi, bahkan asma. Hal itu terjadi karena kecoak memakan berbagai sampah yang membusuk, yang diyakini bahwa mereka menyebarkan sejumlah penyakit pada manusia.

Dikutip dari pestworld.org, jika seseorang tanpa sadar mengonsumsi makanan yang terkontaminasi kecoak, hal tersebut dapat membuatnya sakit parah. Secara total, kecoa diketahui menyebarkan 33 jenis bakteri, termasuk spesies E. coli dan Salmonella, enam jenis cacing parasit, dan tujuh jenis patogen manusia. 

Merangkum berbagai sumber, berikut beberapa penyakit yang dapat ditularkan oleh kecoak, diantaranya:

1. Asma

Kecoa dan asma saling berhubungan. Alergi kecoa pertama kali dilaporkan pada 1943. Hal ini ditemukan ketika pasien mengalami ruam setelah kecoak merayapi kulit mereka. American College of Allergy, Asthma & Immunology melaporkan bahwa air liur, feses, dan kulit kecoak dapat memicu asma dan respons alergi lainnya.

Dikutip dari rentokilpestcontrolindia.com, kecoak dapat memicu penyakit asma karena terdapat protein tertentu dalam tubuhnya yang dapat menjadi alergen bagi orang-orang tertentu. Ketika partikel kecil dari tubuh kecoak menyebar melalui udara di dalam gedung, protein ini terhirup dan serangan asma dapat dipicu pada orang yang sensitif.

2. Salmonellosis

Bakteri Salmonella yang ditularkan oleh kecoak dapat menyebabkan salmonellosis, penyakit pada manusia dengan gejala mirip keracunan makanan. Kecoak diyakini mengakumulasi bakteri tersebut dengan memakan makanan yang terkontaminasi. Salmonella tetap berada dalam sistem pencernaan mereka selama satu bulan atau lebih dan disimpan melalui muntahan dan kotoran mereka. 

Gejala pada manusia, yang biasanya muncul 12 hingga 72 jam setelah infeksi, termasuk diare, demam, dan muntah (dan masih banyak lagi). Pemulihan biasanya terjadi setelah empat hingga tujuh hari, dengan sedikit atau tanpa memerlukan perawatan medis, selain penambahan cairan.

3. Kolera

Kolera merupakan infeksi diare akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Hal ini paling umum terjadi di negara-negara berkembang dan wilayah yang pengelolaan lingkungannya atau sanitasinya tidak memadai. Penularan terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri. Jika terkena bakteri, kecoa dapat menyebarkan organisme tersebut melalui kotoran dan muntahannya, sehingga mencemari permukaan dan makanan.

WHO memperkirakan bahwa terdapat sekitar 1,4 juta hingga 4,3 juta kasus kolera per tahun di dunia yang mengakibatkan 28.000 hingga 142.000 angka kematian. 

4. Tifus

Demam tifoid atau yang biasa dikenal sebagai tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri jenis ini menjadi salah satu sumber penyakit yang dibawa oleh kecoak yang mengkontaminasi makanan atau minuman Anda.

Menurut UK National Health Services (NHS), tifus atau demam tifoid paling umum di negara-negara berkembang di mana terdapat sanitasi yang buruk dan terbatasnya akses air bersih. Risiko terjangkitnya demam tifoid ini lebih banyak terjadi pada anak-anak karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh mereka. 

5. Disentri

Disentri menjadi salah satu penyakit yang paling umum disebabkan oleh kecoak. Disentri adalah salah satu jenis gastroenteritis yang menyebabkan diare disertai darah. Umumnya, kebanyakan orang menderita gejala ringan dan pulih dalam waktu sekitar satu minggu tanpa perhatian medis. Ada dua penyebab disentri, yaitu Bacillary dysentery (shigellosis) disebabkan oleh bakteri Shigella dan Amoebic dysentery (amoebiasis) disebabkan oleh parasit bersel satu Entamoeba histolytica.

Disentri biasanya menyebar melalui kebersihan tangan yang buruk dan mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi organisme. Gejalanya adalah diare yang mengandung darah dan lendir, nyeri kram perut, mual dan muntah, serta suhu tubuh tinggi.

Pilihan Editor: Panik saat Bertemu Kecoak, Bisa Jadi Petanda Fobia Kecoak, Ini Gejalanya

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

22 jam lalu

Bob Marley, saat tampil dalam acara Hammersmith Odeon, London, Inggris pada 1977. Keluarga penyanyi reggae asal Jamaika, Bob Marley meluncurkan produk yang mereka klaim sebagai merek ganja pertama di dunia. Anwar Hussein/Getty Images
Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?


Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

2 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?


Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.


Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

3 hari lalu

Pasien diare digendong keluarganya di luar karena keterbatasan ruangan di Puskesmas Surantih, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu, 8 Mei 2024. Puskesmas Surantih mencatat, hingga Rabu pagi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di kecamatan itu bertambah menjadi 255 kasus dan mulai menyerang lansia, namun jumlah pasien sembuh sudah mencapai 159 orang. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.


Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

6 hari lalu

Ilustrasi - Pembekuan atau penggumpalan darah (trombus) di vena. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.


Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

7 hari lalu

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan imunisasi dasar kepada bayi di Puskesmas 3 Denpasar Utara, Bali, Kamis 12 Januari 2023. Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penurunan angka stunting hingga 7,71 persen pada tahun 2023 sehingga Bali tetap menjadi provinsi dengan angka kasus stunting terendah di Indonesia. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

8 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

8 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

9 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

10 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).