Teh Hijau Perlambat Kenaikan Berat Badan  

Reporter

Editor

Kamis, 6 Oktober 2011 12:35 WIB

Teh Hijau Versus Kanker Payudara(?)

TEMPO Interaktif - Jika Anda ingin mengurangi efek dari makanan berlemak terhadap lingkar pinggang Anda, cobalah meletakkan anggur merah di satu sisi dan telan makanan dengan teh hijau.

Salah satu komponen dari minuman tersebut, epigallocatechin-3-gallate (EGCG), secara signifikan memperlambat kenaikan berat badan saat mengkonsumi makanan berlemak tinggi.

Hal tersebut terungkap dalam penelitian terbaru yang dilakukan pada seekor tikus gemuk yang sedang berdiet. Ia diberi EGCG dan mengalami perlambatan kenaikan berat badan hingga 45 persen dibandingkan dengan tikus-tikus yang ada dalam grup kontrol yang memakan makanan yang sama tapi tidak diberi suplemen teh hijau. Tikus yang diberi makanan dengan suplemen teh hijau juga menyerap 30 persen lebih sedikit lemak.

“Ada dua kemungkinan dalam hal ini,” kata Dr. Joshua Lambert, peneliti makanan di Penn State University di Amerika. Pertama, EGCG menurunkan kemampuan menyerap lemak dan kedua EGCG meningkatkan kemampuan untuk memanfaatkan lemak.

Hasil riset yang dipublikasikan secara online di jurnal Obesity ini mengungkapkan bahwa suplemen teh hijau tidak menghalangi nafsu makan karena kedua grup tikus diberi makanan yang sama yakni makanan berlemak tinggi. “Tidak ada perbedaan dalam jumlah makanan yang dikonsumsi tikus-tikus itu,” ujar Dr. Lambert.

“Tikus-tikus itu diberi makanan milkshake, tapi grup yang satu makan milkshake dengan teh hijau,’’ kata dia.

Seseorang harus meminum 10 cangkir teh hijau per hari untuk memenuhi kebutuhan EGCG seperti yang digunakan dalam riset ini, kata Dr. Lambert. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa hanya beberapa cangkir teh hijau sudah dapat mengontrol berat badan.

“Data tentang manusia--tidak banyak jumlahnya--menunjukkan bahwa para peminum teh yang hanya mengkonsumsi satu cangkir atau lebih per hari akan melihat efek pada berat badan mereka dibandingkan mereka yang bukan peminum teh.”

Menurut Dr. Lambert, eksperimen lain menunjukkan bahwa tikus kurus tidak mengalami kenaikan berat badan sebesar ketika teh hijau ditambahkan pada makanan berlemak tinggi. Namun ia mengatakan mempelajari tikus yang overweight alias kelebihan berat badan lebih relevan dengan kasus yang dialami manusia. Pasalnya, orang akan melakukan diet saat mengetahui ada problem dengan obesitas.

“Kebanyakan orang pada usia pertengahan mengalami perut gendut. Mereka kemudian makan lebih sedikit, olahraga, dan menambahkan suplemen teh hijau,’’ ujar Dr. Lambert.

DAILY MAIL I ARBA’IYAH SATRIANI

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

16 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

33 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

37 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

52 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

58 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?

Baca Selengkapnya