Junk Food Pengaruhi Kualitas Sperma  

Reporter

Editor

Rabu, 19 Oktober 2011 11:00 WIB

uk.health.lifestyle.yahoo.net

TEMPO Interaktif, Jakarta - Para suami yang sedang berusaha mempunyai anak sebaiknya menghindari makanan jenis junk food yang dijual di berbagai restoran cepat saji. Pasalnya, studi terbaru menunjukkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi junk food bisa menyebabkan pria sehat menjadi mandul.

Menurut riset itu, tingginya kandungan lemak pada junk food bisa merusak sperma. Para dokter ahli kesuburan dari Harvard University Amerika dan University of Murcia, Spanyol, mempelajari sperma dari ratusan pria berusia 18 hingga 22 tahun.

Pada tahap awal, partisipan dalam riset itu diperiksa untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi kesehatan yang optimum dan tidak mempunyai masalah apa pun yang kemungkinan berdampak pada sistem reproduksi mereka. Mereka kemudian diminta mencatat makanan sehari-hari mereka selama beberapa bulan sebelum kemudian dicek kembali oleh para ilmuwan.

Studi ini mengungkapkan bahwa mereka yang mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, seperti biskuit, cake, cokelat, keripik kentang, serta beragam makanan cepat saji mempunyai kualitas sperma yang kurang bagus dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan bergizi setiap hari.

Meskipun para partisipan yang suka mengonsumsi makanan berlemak ini mempunyai berat badan ideal dan rajin berolah raga, tetapi sperma mereka lebih kecil kemungkinan untuk bertahan hidup dalam perjalanan membuahi sel telur.

Sementara partisipan dengan asupan lemak trans (trans fat) yang tinggi, ternyata mempunyai kualitas sperma yang paling buruk. Trans fat adalah minyak olahan yang digunakan perusahaan junk food sebagai cara murah untuk meningkatkan rasa. Para peneliti juga menemukan bahwa makanan kaya biji-bijian dan sayuran menghasilkan sperma dengan kualitas terbaik.

Berikut adalah makanan bergizi untuk pria yang ingin mempunyai anak:

Vitamin B12 : menurut majalah Men’s Health, hasil studi dari Yamaguchi University School of Medicine di Jepang, 42 persen pria yang mengkonsumsi 1.500 mcg suplemen ini setiap hari menunjukkan peningkatan jumlah sperma dan pergerakannya. Vitamin ini bisa ditemukan di yoghurt alami, telur, ikan salmon dan hati.

Vitamin C : sebuah studi di University of Texas menemukan bahwa vitamin C membantu mencegah bergumpalnya sperma dan menurunkan kelainan pada sperma. Vitamin ini ditemukan di raspberi, stroberi, jeruk, asparagus dan brokoli.

Vitamin E : para peneliti dari Tel Aviv University menemukan bahwa pria yang mengkonsumsi 200 mg per hari mengalami peningkatan angka pembuahan. Vitamin ini bisa ditemukan di muesli (sejenis sereal), bubur, ubi dan alpukat.

Asam lemak : asam lemak mendorong kemampuan sperma untuk menerobos sel telur. Menurut Journal of Reproduction and Fertility, kadar asam lemak yang rendah ada hubungannya dengan kelainan sperma. Ia dapat ditemukan pada minyak ikan, kacang-kacangan dan benih.

Besi : konsumsi minimal 15 g besi per hari penting tidak hanya untuk meningkatkan jumlah sperma tetapi juga untuk meningkatkan stamina berenang sperma. Zat besi bisa ditemukan pada labu, telur, daging merah dan biji wijen.

THE HUFFINGTON POST I ARBA’IYAH SATRIANI

Berita terkait

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

55 hari lalu

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

58 hari lalu

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.

Baca Selengkapnya

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Baca Selengkapnya

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.

Baca Selengkapnya