Waspadai Stroke Saat Kerja

Reporter

Editor

Kamis, 22 Desember 2011 03:22 WIB

Seorang penderita sroke sedang menjalani terapi di klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi (sekolah stroke) binaan Dr. Hermawan Suryadi, Sps di Kemanggisan, Jakarta, 22 Februari 2002. [ TEMPO/ Bagus Indahono

TEMPO.CO,:- Rencana komedian Ade Namnung untuk segera kembali ke Ibu Kota pada Senin lalu batal. Pria bertubuh subur itu harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga di Darmo Satelit, Surabaya, karena terserang stroke ringan.



Sehari sebelumnya, ia mengisi acara hiburan di Kota Malang. Nah, saat hendak kembali ke Jakarta melalui Bandara Juanda, Surabaya, ia mengeluh pusing dan sempat tak sadarkan diri.



Pengisi acara hiburan di sebuah stasiun televisi swasta dan presenter kocak ini sempat dilarikan ke RS Mitra Keluarga Waru, Sidoarjo. Namun, karena peralatan medis di rumah sakit ini tidak memadai, Ade dirujuk ke RS Mitra Keluarga Surabaya.



Hasil scan di rumah sakit ini menunjukkan bahwa Ade mengalami perdarahan di otak. “Serangan stroke terjadi mungkin karena Ade kecapekan,” kata ayah Ade, Raymon Papana, Selasa lalu.



Pusing, muntah, lalu pingsan juga sempat dialami oleh Eri Anugerah, 41 tahun. Saat kejadian, Sabtu pekan lalu, wartawan harian Media Indonesia ini sedang meliput Orientasi Pariwisata Ekonomi Kreatif yang diadakan di Pulau Umang, Banten.



Advertising
Advertising

Panitia dan rekan wartawan lain yang berada di lokasi liputan sempat membawa Eri ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat. Lantaran dokter tak kunjung datang, Eri pun dibawa ke rumah sakit di Serang. Namun, di tengah perjalanan, ia mengembuskan napas terakhir. Eri diduga meninggal akibat stroke.



“Stroke memang ditandai dengan defisit neurologis, dari baal (mati rasa), kesemutan, pusing sebelah, hingga penurunan kesadaran, yang disebut defisit neurologis global,” ujar Yoeswar Darisan, dokter spesialis saraf dari RS Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor, Sabtu 17 Desember 2011.



Menurut Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) ini, setiap saat, semua orang bisa terkena stroke. Bahkan stroke bisa menghampiri seseorang yang sedang aktif bekerja. Apalagi bagi mereka yang memiliki faktor risiko, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.



"Stroke harus dicegah dari awal, penyakit ini tidak bisa sembarangan ditangani,” kata Yoeswar. “Dari seluruh penyakit, stroke adalah penyakit mematikan yang jumlahnya paling banyak, 15 persen.”



Untuk mencegah faktor risiko berkembang menjadi faktor pemicu stroke, ia menyarankan agar orang yang telah memiliki faktor risiko rajin memeriksakan kesehatan. Dengan cara itulah, bagi yang terkena diabetes bisa menurunkan kadar gula darahnya atau menurunkan tekanan darahnya bagi yang ketahuan mengalami hipertensi.



Selain itu, mereka harus menjaga pola hidup sehat. Adapun deteksi dini stroke bisa dilakukan dengan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography scan (CT scan).



“Selama ini, ada orang yang mengeluh baal tangannya dan pusing-pusing, tapi membiarkannya,” kata Yoeswar, “tiba-tiba dia jatuh pingsan, baru dibawa ke rumah sakit, dan sudah terlambat.”



Dalam keadaan stroke, ia melanjutkan, pembuluh yang mengatur aliran darah tersumbat dan menyempit. Padahal jantung tetap memompa darah dengan volume yang normal. Akibatnya, darah mengumpul di pembuluh dan pecah.



Gaya hidup seseorang juga disebut Yoeswar menjadi pemicu stroke. Pada orang yang bekerja terlalu keras, tekanan yang diterima otak lebih besar. Tekanan pada otak ikut mempengaruhi kerja pembuluh darah dan mengakibatkan ritme jantung saat memompa darah tidak normal. “Justru berbahaya, bagi orang yang tensinya tiba-tiba naik, tapi beberapa hari kemudian turun lagi, terus naik lagi. Ini yang bisa menyebabkan stroke karena aliran darah dalam tubuhnya tidak normal,” ujarnya.



Dalam kasus Eri, ia menduga stroke dipicu oleh kelelahan yang mengakibatkan tekanan darahnya tidak normal, meski, tak tertutup kemungkinan, Eri sudah memiliki faktor risiko, seperti hipertensi, diabetes, atau kolesterol. “Capek dan pusing tak dirasakan, tahu-tahu jatuh tidak sadar, bisa saja seperti itu,” kata Yoeswar.



CHETA NILAWATY | KUKUH WIBOWO

Berita terkait

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

3 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

Pakar kesehatan membagi lima tips buat kaum wanita untuk menurunkan risiko terserang stroke. Pasalnya, risiko pada perempuan dinilai lebih besar.

Baca Selengkapnya

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

3 hari lalu

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

Pakar saraf menyarankan pasien stroke memakan kacang-kacangan karena mengandung antioksidan tinggi. Apa lagi yang dianjurkan?

Baca Selengkapnya

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

3 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

3 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

4 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

4 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

10 hari lalu

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

24 hari lalu

5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

Gejala stroke ringan diklaim bisa hilang dalam 24 jam namun tak boleh dianggap serius. Berikut beberapa gejala dan apa yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

30 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya