TEMPO.CO , Jakarta:Hasil penelitian ini menjadi bukti betapa makanan cepat saji (fast food) benar-benar merugikan kecerdasan anak. Menurut studi yang dilakukan peneliti dari University of London, Inggris, anak-anak yang sering diberi makan daging cepat saji akan tumbuh dengan nilai IQ yang lebih rendah ketimbang anak yang diberi makan dari masakan daging segar.
Menurut penelitian tersebut, nutrisi semasa kanak-kanak mempunyai pengaruh jangka panjang terhadap IQ. Dalam studinya, peneliti melibatkan 4 ribu anak-anak Skotlandia berusia 3-5 tahun. Peneliti ingin mengetahui apakah jenis daging yang dikonsumsi anak-anak tiap hari mempunyai pengaruh terhadap kemampuan kognitif dan pertumbuhan mereka. Sebagai perbandingan, jenis daging yang digunakan adalah daging makanan cepat saji dan masakan daging segar.
Hasilnya, peneliti menemukan orang tua dengan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi lebih sering memberikan anak-anak mereka masakan daging segar. Dan ini berpengaruh secara positif terhadap IQ anak-anak mereka. Sebaliknya, anak-anak dari orang tua dengan status sosial-ekonomi rendah lebih sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang menyebabkan rendahnya intelegensia mereka.
"Masuk akal bahwa jenis makanan yang kita makan akan mempengaruhi perkembangan otak, tapi riset sebelumnya hanya melihat pada pengaruh kelompok makanan tertentu ketimbang jenis daging pada IQ anak-anak," kata Dr Sophie von Stumm, dari departemen psikologi University of London, sebagaimana diberitakan laman Daily Mail, 4 Oktober 2012.
Dia melanjutkan, penelitian ini akan menjadi bukti nyata untuk mendukung kampanye pengurangan jumlah makanan cepat saji yang dikonsumsi anak-anak di Inggris.
Dr von Stumm mengatakan temuannya memperlihatkan perbedaan daging yang dikonsumsi anak-anak sebagai masalah sosial. Orang tua dari latar belakang sosial-ekonomi rendah sering tidak punya waktu untuk menyiapkan masakan daging segar untuk anak-anak mereka. "Anak-anak ini mempunyai skor lebih rendah pada tes intelegensia dan kerap berkelahi di sekolah," kata von Stumm.
Dia menyarankan, sekolah-sekolah di wilayah dengan status sosial-ekonomi rendah musti melakukan diet seimbang bagi siswa-siswa mereka. Dengan cara ini diharapkan para siswa dapat mencapai potensi kognitif mereka. "Ini menunjukan bahwa makanan yang segar dan berkualitas adalah penting, khususnya saat anak-anak masih muda dan sedang berkembang," lanjut von Stumm.
Penelitian ini seolah memperkuat temuan-temuan tentang mudarat makanan cepat saji. Penelitian di Amerika dan dipublikasikan Journal of Epidemiology & Community Health pada 2010, menunjukan anak-anak yang mengkonsumsi junk food misalnya pizza, keripik, dan biskuit sebelum berusia tiga tahun bisa membuat mereka punya IQ lebih rendah dibanding anak-anak yang mengkonsumsi makanan rumah dengan sayur dan buah-buahan.
Saat dites di usia lima tahun, skor IQ mereka lima poin lebih rendah dibanding teman-teman mereka yang makan makanan sehat.
Para peneliti menduga bahwa efek negatif mengkonsumsi junk food saat usia anak-anak masih belia tidak bisa diubah dengan kebiasaan sehat di masa depan. Sebabnya, perkembangan otak telah lewat.
AMIRULLAH
Berita Terpopuler
Kecanduan Internet Masuk Daftar Penyakit Psikologi
Cara Benar Memencet Jerawat
Ditunggu, Seragam Batik Motif Uang
Gaya Busana Tantri Kotak Jadi Sayembara
Batik Bukan Sekadar Kain
Berita terkait
Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga
18 Oktober 2022
Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?
Baca SelengkapnyaAnak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini
1 Juli 2019
Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.
Baca SelengkapnyaSaran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting
2 November 2018
Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.
Baca SelengkapnyaRumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak
8 Mei 2018
Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.
Baca SelengkapnyaTanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi
4 Maret 2018
Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur
4 Maret 2018
Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.
Baca SelengkapnyaAnak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter
11 Januari 2018
Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.
Baca SelengkapnyaManfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker
14 Desember 2017
Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.
Baca SelengkapnyaAnak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia
23 November 2017
Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.
Baca SelengkapnyaKecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter
26 September 2017
Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?
Baca Selengkapnya