Pendidikan Musik Anak Bukan untuk Jadi Musisi
Editor
Alia fathiyah
Selasa, 30 Oktober 2012 08:21 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengamat pendidikan musik Sekolah Tinggi Kesenian Utrecht, Belanda, Suzan Lutke, menuturkan bahwa pendidikan atau pengajaran seni musik untuk anak tidak diarahkan untuk membuat si anak menjadi musisi.
Namun, dengan pendidikan bermusik itu, mengajarkan siswa untuk belajar membuat nyaman dirinya, mencurahkan perasaan, berbagi pengalaman, menunjukkan hasil imajinasinya, dan berkomunikasi dengan orang lain lewat musik. Demikian penjelasan Susan yang menjadi pengajar tamu di Universitas Negeri Yogyakarta, Senin, 29 Oktober 2012.
Susan menuturkan pendidikan musik yang diterapkan dalam kurikulum sekolah di Belanda, mengarahkan siswa dapat berkomunikasi lewat musik. "Kegiatan bermusik itu memiliki banyak metode dan variasi kegiatan. Itu mengajarkan siswa mendengarkan musik, membaca not balok, membuat komposisi musik, dan bermain musik sambil bergerak," kata Suzan.
Dalam kesempatan mengajar para calon pendidik seni musik di UNY itu, Susan mencoba mengubah paradigma bahwa pengajaran musik di sekolah dasar dan lanjutan untuk menjadikan siswa sebagai musisi.
"Setiap siswa memiliki bakat dan kemampuan masing-masing. Jadi, tugas guru musik adalah mengajarkan mereka cara mengkomunikasikan apa yang ada pada diri mereka lewat musik," katanya.
Dia pun menegaskan bahwa guru musik tidak bisa sekadar mahir bermusik, tapi juga berfungsi ganda sembagai komposer, penyanyi, dan dirigen. Pasalnya, guru musik di dalam kelas berperan penting dalam komunikasi, komposisi, dan artistik musik. Dia menyarankan guru musik harus memiliki kemampuan pedagogi, pemahaman sejarah, dan teori musik, serta membuka diri untuk belajar dari berbagai disiplin ilmu.
"Jika seorang musisi bisa menghidupkan dan mengkomunikasikan musik, itu berarti dia juga akan bisa melakukannya di kelas sebagai guru musik," kata Suzan.
Di lain pihak, Christiane Nieumeijer, pengajar di tempat yang sama, menambahkan meski guru musik memegang kendali jalannya proses si anak, guru tetaplah bukanlah pemegang otoritas penuh. "Guru musik yang ideal itu harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk merasakan pengalaman sendiri dalam bermusik. Berikanlah mereka risiko untuk mencoba, bekerja sama dalam kelompok, membuat kesalahan, merevisi, dan merefleksi ketika bermusik, " kata dia.
Christiane optimis dengan menjalani proses itu, maka hasilnya pada si anak akan mengagumkan. "Tugas guru adalah menggunakan teknik yang membimbing siswa menjadi versi terbaik mereka," kata dia. Susan maupun Christiane merekomendasikan konsep yang disebut pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam mengajarkan musik.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lain:
Ke Inggris, SBY Dapat Gelar Ksatria
Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR
PKS Belum Pasti Calonkan Bibit Waluyo
KPK Akan Gelar Perkara Hambalang Lagi Pekan Ini