7 Cara Manajemen Stres Saat Bencana

Reporter

Kamis, 1 November 2012 14:07 WIB

Seorang penumpang penumpang pesawat Bangau Air Singapura-Makassar tergeletak di tanah saat pesawat yang ditumpanginya terbakar pada simulasi penanganan bencana di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (24/10). Simulasi tersebut dilakukan Angkasapura I untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan tim dalam menangani kecelakaan pesawat serta ancaman teroris pada transportasi udara. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, California -- Emosi sesaat dan perilaku tidak biasa akan muncul tiba-tiba saat terjadi bencana alam. Menurut psikolog klinis dari Brigham Young University, Richard Heaps, munculnya kedua sikap itu adalah hal yang wajar. "Wajar saja karena banyak terjadi kehilangan. Ini adalah suatu perilaku normal dan sehat," ujar Heaps kepada situs berita CNN, Kamis, 1 November 2012.

Karena itu, menurut Heaps dan Melissa Brymer, Direktur Divisi Teroris dan Bencana Alam dari The UCLA yang juga Direktur Duke University National Center untuk trauma dan stres pada anak, ada tujuh cara yang dianjurkan guna mengatasi stres saat menghadapi bencana alam.

1. Tetap saling berhubungan dan bantu-membantu

"Koneksi dan komunikasi adalah dua hal yang sangat dibutuhkan di saat-saat seperti itu," ujar Brymer.

Terkadang orang yang mengalami musibah akan menarik diri dari lingkungan dan menenggelamkan diri mereka dalam kesedihan. Cara ini merupakan pilihan yang diambil mereka untuk mengatasi stres setelah menghadapi trauma dalam suatu insiden. "Orang-orang seperti ini kemungkinan menolak ancaman, tapi juga menolak penyembuhan," ujar Heaps.

Utamakan jalin komunikasi dengan orang yang paling Anda khawatirkan. Jadi Anda tahu apa yang terjadi, bukan hanya mengkhawatirkan. Jika memungkinkan, menurut Brymer, carilah cara yang paling efektif dan tidak menghabiskan energi. Ia mencontohkan, mengirim pesan pendek atau menggunakan media sosial. "Akan lebih baik lagi kalau Anda berhasil menelepon," ujar Brymer.

2. Sayangilah diri Anda dan kembali pada rutinitas

Dalam upaya untuk mengembalikan segalanya dalam keadaan normal, kadang seseorang tendensius untuk bekerja terlalu serius. Cara ini dilakukan sebagai upaya menyembuhkan dan membersihkan diri dari masa-masa duka.

Di antara pekerjaan yang berat itu, penting untuk menyediakan waktu bagi diri Anda sendiri. "Coba pikirkan apa yang sudah Anda makan. Gunakan waktu tidur Anda sebaik-baiknya. Pertimbangkanlah untuk mengambil sebuah keputusan yang perlu didahulukan," ujar Brymer.

3. Penyembuhan melalui saling berbagi

Bercerita kepada orang lain atau menulis bisa menjadi cara lain untuk menyembuhkan diri. Bicaralah pada keluarga atau teman-teman tentang apa yang Anda alami. Tuliskan ide atau pikiran Anda dalam sebuah jurnal atau buku.

4. Hormati dan dengarkan saran orang lain tentang menghentikan diri dari berduka

Orang lain yang ada dalam bencana alam ikut mengalami apa yang kita rasakan. Karena itu, menurut Brymer, penting memiliki rasa empati untuk mengatasi duka satu sama lain. "Ada satu hal yang harus kita pahami bahwa individu atau anggota keluarga yang mengalami bencana juga merasakan duka yang sama dengan yang kita alami," ujar Brymer. Perasaan memahami inilah yang dapat menyembuhkan diri dari duka bencana alam.

5. Batasi paparan gambar media tentang bencana

Banyak dari kita yang terpaku pada layar televisi ketika melihat siaran televisi yang menayangkan bencana alam. Hal seperti ini dapat menimbulkan kekhawatiran tiap orang yang menonton televisi. Padahal, menurut Brymer, di balik gambar yang ditayangkan televisi, ada upaya penyelamatan yang dilakukan. "Gambar ini justru menakuti dan mengkhawatirkan," ujar Brymer.

6. Tetap tenang dan rileks dalam menghadapi bencana

Setiap orang yang merasa panik akan mengalami kesulitan bernapas. Menurut Brymer, kondisi panik menyebabkan napas jadi pendek dan terburu-buru. Karena itu, tidak ada salahnya menerapkan metode yang dapat menenangkan diri, seperti meditasi dan berdoa. Ada pula yang memilih untuk bernyanyi untuk menenangkan diri. Namun Brymer menyarankan ada baiknya mencoba bernapas perlahan dengan cara menarik napas panjang dan mengembuskannya pelan-pelan.

7. Bantu sesama Anda dengan cara apa pun yang Anda bisa

"Mambantu sesama adalah cara yang paling efektif untuk menyembuhkan," ujar Heaps. Menurut Heaps, ada beberapa jenis orang yang malah melakukan penolakan ketika sedang tertimpa bencana. Justru penolakan ini harus dihindari. "Terima bantuan tersebut, nantinya akan lebih baik lagi bagi Anda yang berduka jika dapat membantu sesama," ujar Heaps.

Jika semua cara di atas sudah diterapkan, namun Anda masih juga mengalami kesedihan yang mendalam, baik Brymer maupun Heaps menyarankan, "Tidak ada salahnya untuk mengunjungi psikolog dan meminta bantuan mereka." Hal ini, menurut Heaps, bukan berarti seseorang mengalami sakit mental. "Melainkan suatu cara untuk mencari penyelesaian masalah dari trauma," kata Heaps.

CNN | CHETA NILAWATY

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

6 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

7 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

7 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

11 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

14 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

15 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

22 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya