Diet Yoyo Bahayakan Jantung

Reporter

Editor

Pruwanto

Sabtu, 15 Desember 2012 05:01 WIB

Ilustrasi. easydietprograms.info

TEMPO.CO , Jakarta: Diet model yoyo kerap dilakukan perempuan paruh baya. Studi yang dilakukan peneliti dari Wake Forest University menemukan diet yoyo bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Diet yoyo merupakan istilah bagi upaya menurunkan berat badan yang tak konsisten. Mereka berupaya menekan masukan kalori ke dalam tubuh sekuat mungkin. Namun setelah berat badan turun, mereka tak mampu menjaga pola makan. Akibatnya berat badan kembali naik. Saat seperti ini, mereka kembali diet sehingga berat badan turun-naik.

Peneliti mengatakan diet semacan itu membahayakan kesehatan jantung. Meskipun kolesterol, tekanan darah, trigliserida, dan gula darah membaik dengan turunnya berat badan, kembalinya berat badan seperti semula membuat indikator kesehatan naik ke kadar semula. Bahkan dalam beberapa kasus peneliti menemukan kadarnya meningkat.

Dalam studinya, peneliti melibatkan lebih dari 100 perempuan obesitas yang telah memasuki masa paskamenopause. Para partisipan melakukan program penurunan berat badan selama lima bulan. Peneliti tetap memonitor partisipan selama satu tahun. Selama program penurunan berat badan, partisipan kehilangan berat badan rata-rata 11 kilogram. Setelah satu tahun, dua per tiga dari partisipan meningkat lagi berat badannya setidaknya 1,8 kilogram.

"Perempuan yang meningkat berat badannya 1,9 kilogram atau lebih pada tahun setelah program penurunan berat badan mempunyai sejumlah faktor risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes yang semakin buruk," kata kepala peneliti Daniel Beavers, dari Department of Biostatistics and Public Health Sciences, Wake Forest University School of Medicine, North Carolina.

Dari studi ini, Daniel mengatakan apa yang mencolok dari perempuan yang berat badannya meningkat lagi, meskipun tidak sebanyak berat badan awal, adalah meningkatnya faktor risiko penyakit kronis. Penelitian ini telah dipublikasikan online pada 13 Desember pada Journal of Gerontology: Medical Sciences.

Guru besar kardiologi University of California Los Angeles, Gregg Fonarow, mengatakan studi ini memperlihatkan pentingnya bukan cuma menurunkan berat badan, tapi juga perlunya membangun strategi yang kontinu dan efektif. "Dengan demikian penurunan berat badan ini dikelola dengan sukses dalam jangka panjang," kata Gregg sebagaimana dilansir dari situs Healthday, Jumat, 14 Desember 2012.

"Studi ini adalah contoh bagus mengapa kita perlu menghindari diet iseng-iseng, ramuan dan pil yang menjanjikan turun badan dengan cepat," kata Samantha Heller, psikolog olahraga dan koordinator nutrisi klinis pada Center for Cancer Care, Griffin Hospital, Connecticut.

Menurut Heller, orang seharusnya memfokuskan untuk menjadi sehat, bukan sekedar permukaan. Mereka seharusnya menciptakan strategi untuk mencapai dan mengelola berat badan yang sehat sepanjang usia mereka. "Turun dan naik berat badan seperti roller coaster merugikan baik secara fisik dan psikologi," kata Heller.

AMIRULLAH

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

15 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

33 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

36 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

51 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

58 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?

Baca Selengkapnya