TEMPO.CO , Jakarta: Diet model yoyo kerap dilakukan perempuan paruh baya. Studi yang dilakukan peneliti dari Wake Forest University menemukan diet yoyo bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Diet yoyo merupakan istilah bagi upaya menurunkan berat badan yang tak konsisten. Mereka berupaya menekan masukan kalori ke dalam tubuh sekuat mungkin. Namun setelah berat badan turun, mereka tak mampu menjaga pola makan. Akibatnya berat badan kembali naik. Saat seperti ini, mereka kembali diet sehingga berat badan turun-naik.
Peneliti mengatakan diet semacan itu membahayakan kesehatan jantung. Meskipun kolesterol, tekanan darah, trigliserida, dan gula darah membaik dengan turunnya berat badan, kembalinya berat badan seperti semula membuat indikator kesehatan naik ke kadar semula. Bahkan dalam beberapa kasus peneliti menemukan kadarnya meningkat.
Dalam studinya, peneliti melibatkan lebih dari 100 perempuan obesitas yang telah memasuki masa paskamenopause. Para partisipan melakukan program penurunan berat badan selama lima bulan. Peneliti tetap memonitor partisipan selama satu tahun. Selama program penurunan berat badan, partisipan kehilangan berat badan rata-rata 11 kilogram. Setelah satu tahun, dua per tiga dari partisipan meningkat lagi berat badannya setidaknya 1,8 kilogram.
"Perempuan yang meningkat berat badannya 1,9 kilogram atau lebih pada tahun setelah program penurunan berat badan mempunyai sejumlah faktor risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes yang semakin buruk," kata kepala peneliti Daniel Beavers, dari Department of Biostatistics and Public Health Sciences, Wake Forest University School of Medicine, North Carolina.
Dari studi ini, Daniel mengatakan apa yang mencolok dari perempuan yang berat badannya meningkat lagi, meskipun tidak sebanyak berat badan awal, adalah meningkatnya faktor risiko penyakit kronis. Penelitian ini telah dipublikasikan online pada 13 Desember pada Journal of Gerontology: Medical Sciences.
Guru besar kardiologi University of California Los Angeles, Gregg Fonarow, mengatakan studi ini memperlihatkan pentingnya bukan cuma menurunkan berat badan, tapi juga perlunya membangun strategi yang kontinu dan efektif. "Dengan demikian penurunan berat badan ini dikelola dengan sukses dalam jangka panjang," kata Gregg sebagaimana dilansir dari situs Healthday, Jumat, 14 Desember 2012.
"Studi ini adalah contoh bagus mengapa kita perlu menghindari diet iseng-iseng, ramuan dan pil yang menjanjikan turun badan dengan cepat," kata Samantha Heller, psikolog olahraga dan koordinator nutrisi klinis pada Center for Cancer Care, Griffin Hospital, Connecticut.
Menurut Heller, orang seharusnya memfokuskan untuk menjadi sehat, bukan sekedar permukaan. Mereka seharusnya menciptakan strategi untuk mencapai dan mengelola berat badan yang sehat sepanjang usia mereka. "Turun dan naik berat badan seperti roller coaster merugikan baik secara fisik dan psikologi," kata Heller.
AMIRULLAH
Berita terkait
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung
15 hari lalu
Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?
Baca SelengkapnyaTips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran
33 hari lalu
Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.
Baca SelengkapnyaBagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat
36 hari lalu
Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?
Baca Selengkapnya6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet
51 hari lalu
Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.
Baca SelengkapnyaBeda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya
58 hari lalu
Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaApa Itu Diet Flexitarian?
29 Februari 2024
Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.
Baca SelengkapnyaTips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet
23 Februari 2024
Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.
Baca SelengkapnyaHasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik
11 Februari 2024
Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.
Baca Selengkapnya5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O
8 Februari 2024
Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.
Baca SelengkapnyaRahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki
3 Februari 2024
Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?
Baca Selengkapnya