TEMPO.CO, Jakarta - Di pinggir-pinggir jalan atau di emperan masjid, kerap ditemui orang yang menawarkan praktek bekam. Dengan peralatan seadanya, darah pasien akan disedot pada beberapa titik, umumnya di batang leher belakang atau di punggung, lalu dibuang. Meski ada yang tertarik dibekam, praktek pengobatan yang terkesan dilakukan serampangan ini justru sering memunculkan sejumlah keraguan, mulai dari kebersihan alat hingga kompetensi pelaku pembekaman. Ini pula yang terjadi pada Subhan, seorang warga Kebon Jeruk. “Alatnya steril atau tidak, kita tidak tahu,” kata Subhan pada Tempo, Sabtu, 15 Desember 2012.
Alih-alih tertarik dibekam, pria 32 tahun ini jadi antipati dan berpikir seribu kali jika ditawarkan dibekam. Masalahnya, ya, itu tadi. “Ini kan praktek pengobatan, kalau dilakukan serampangan seperti itu, justru saya jadi takut,” kata bapak satu anak ini.
Kegeraman ini juga dirasakan Agus Rahmadi, seorang dokter praktisi bekam. Padahal, kata dia, bekam adalah praktek pengobatan yang bagus untuk menyembuhkan penyakit maupun menjaga kesehatan. Namun itu bisa dicapai dengan memperhatikan aspek medis, seperti melakukan tensimeter, memperhatikan indikasi, maupun kontraindikasi bekam.
Agus menerangkan, bekam adalah praktek pengobatan yang dilakukan dengan cara membuang darah yang menyumbat pembuluh-pembuluh darah. Sumbatan pembuluh darah ini paling besar terjadi pada kapiler darah. Ini terjadi karena kapiler adalah pembuluh darah dengan diameter paling kecil, yaitu 0,0009 sentimeter, jauh lebih kecil dibandingkan pembuluh darah vena, arteri besar, maupun aorta. Di sisi lain, diameter sel darah merah ternyata jauh lebih besar dibanding kapiler darah, yaitu sekitar 7 mikronmeter.
“Meski mempunyai diameter yang lebih besar, sel darah merah mempunyai daya elastisitas yang tinggi. Ini yang memungkinkan sel darah merah bisa melewati kapiler darah,” kata Agus dalam acara "Jakarta Islamic Medical Update 2012", yang dihelat Forum Studi Islam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Sabtu, 15 Desember 2012, di aula FKUI, Salemba.
Nah, daya elastisitas sel darah merah itu sangat bergantung pada usia darah. Usia darah adalah 120 hari. Semakin tua usia darah, daya elastisitasnya semakin rendah. Darah tua inilah yang paling sering membuat penyumbatan di pembuluh darah. “Itulah perlunya bekam,” kata Agus, yang berpraktek di Klinik Sehat. Penyumbatan darah biasa terjadi di daerah-daerah yang kurang bergerak, seperti leher belakang, bahu, punggung, maupun pinggang.
Selain menghilangkan sumbatan di pembuluh darah, ujar Agus, manfaat lain yang diperoleh dengan bekam antara lain mencegah kekakuan pembuluh darah, meningkatkan penyampaian zat makanan dan oksigen ke semua sel tubuh, mengurangi sisa produk metabolisme tubuh, mengeluarkan racun, merangsang regenerasi sel-sel darah merah baru, merangsang sistem kekebalan tubuh, serta mengurangi beban kerja limpa. “Karena sel darah tua harus dipecah di limpa. Dengan dibuang, otomatis kerja limpa jadi lebih ringan,” kata Agus.
Indikasi bekam dilakukan untuk orang yang punya darah tinggi, gangguan kolesterol, kekakuan pembuluh darah, bahkan orang yang punya penyakit jantung. Namun bekam juga dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan, dengan dilakukan sebulan sekali. Dalam pengambilannya, darah yang dikeluarkan tidak boleh lebih dari 125 cc (kira-kira setengah gelas air minum mineral). Bila diambil melebihi jumlah itu, dikhawatirkan bisa timbulkan syok.
Namun, ada sejumlah kondisi yang membuat orang sebaiknya tidak melakukan bekam. Kondisi yang disebut sebagai kontraindikasi tersebut, antara lain orang yang mengalami anemia, kulit keriput, pasien yang mengkonsumsi obat pengencer darah, penyakit kulit kronis, diabetes dengan gula darah tinggi, hipotensi, kelainan darah, bengkak, kelainan pembuluh darah, trombosit rendah, serta hipertensi maligna (di atas 190/110 mmHg).
“Itulah sebabnya bekam harus dilakukan dengan memperhatikan aspek medis. Bahkan sebelum bekam harusnya darah ditensi dulu. Praktek bekam di pinggir jalan tidak lakukan itu,” ujar Agus.
AMIRULLAH
Terpopuler:
Spearfishing, Cara Ramah Berburu Ikan
Permainan Warna Urin Melatih Anak Banyak Minum
Pengobatan Unik Mesir Kuno untuk Sakit Gigi
Lily Yulianti Luncurkan Buku Kumpulan Cerpen
Agar Si Kurus Terhindar dari Osteoporosis
Para Perokok Alami Gangguan Tidur
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
25 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya