Komunitas Buleut Ajak Anak Main di Luar

Reporter

Editor

Eni Saeni

Jumat, 28 Desember 2012 11:34 WIB

Ilustrasi anak bermain ayunan. AP/Kevin Frayer

TEMPO.CO, Bandung - Ketika dunia teknologi memasuki rumah-rumah, anak-anak menjadi betah di rumah dengan bermain game atau game online di Internet. Permainan itu justru membuat anak-anak kurang peduli terhadap kehidupan sekitar, bahkan cenderung membentuk anak menjadi super-egois.

Berdasarkan keprihatinan tersebut, pada 1 April 2012, Komunitas Buleut didirikan dengan tujuan menjadikan anak-anak pintar bersosialisasi dengan mengajak mereka kembali bermain ke luar. "Kami ingin anak-anak menggerakkan badan, mencintai alam dan bersosialisasi," kata Dhea Karlina Irwanto, pengurus Komunitas Buleut, saat di hubungi di Antapani Bandung, Selasa, 25 Desember 2012.

Menurut dia, nama Buleut itu sendiri adalah singkatan dari budak leutik yang diambil dari bahasa Sunda yang artinya anak kecil. "Bersama Buleut kami ingin berbagi bersama, menjadikannya wadah bermain, dan berkarya," katanya.

"Dengan kegiatan ini, kami bukan ingin anak-anak tidak melek teknologi, tapi waktu mereka harus dibagi juga untuk bersosialiasi di luar, " kata Dhea. Menurut dia, mereka harus belajar teknologi, bermain komputer, namun harus seimbang dengan aktivitas di luar rumah dan bersosialisasi dengan teman-temannya.

Tak heran, kegiatan reguler Buleut terbagi antara bermain, bersosialisasi berbagi, dan berkarya. Kegiatan itu biasanya dilakukan di panti asuhan, panti asuhan anak jalanan, pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), hingga sekolah luar biasa (SLB) di Bandung dan sekitarnya.

Karena komunitas ini merangkul anak-anak pra-TK, kata Dhe, mereka juga menggelar kegiatan baca-tulis, berkarya, sosial, dan tamasya. Lokasi kegiatan bisa di Perpustakaan Baca-baca, Sekolah Taman, Komplek Studio Jeihan, Jl. Padasuka no 147.

Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak di sekitar kompleks Sekolah Taman. Di sana terdapat perpustakaan yang menyediakan ratusan buku, dari buku cerita, novel, dan buku pelajaran. Di Kompleks Studio Jeihan juga ada pendopo yang cukup luas yang digunakan sebagai tempat bermain anak-anak.

Tak hanya itu, Buleut menggelar bioskop keliling dengan memutar film-film yang bertemakan anak, keluarga, dan film dokumenter yang menghibur dan edukatif. Bioskop keliling rutin digelar setiap 3 bulan sekali. Konsepnya layar tancap keliling, sehingga selain melibatkan anak-anak, warga, dan penjual jajanan rakyat di sekitar lokasi pemutaran film juga ikut dilibatkan.

Menurut Dhea, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana hiburan alternatif bagi warga, terutama anak-anak. Jumlah anggotanya mencapai puluhan, dari mahasiswa hingga guru. Untuk menggelar semua kegiatan di atas, dananya didapat dari saweran dan para donatur. "Kami ingin kegiatan ini terus hidup, agar anak-anak tumbuh dengan mental sosial yang baik," ujar Dhea.

Beberapa anggota Buleut menjadikan komunitas itu sebagai tempat belajar untuk mengenal anak kecil, seperti yang dilakukan Arfan, anggota Buleut. Dia mengaku sebelumnya tak menyukai anak kecil, karena mereka identik dengan kenakalan. "Tapi setelah bergabung dengan Buleut, saya semakin menyukai anak kecil," kata Arfan.

INDAH KARIMATUNNISA | ENI S

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

10 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

32 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

48 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

56 hari lalu

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

59 hari lalu

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

59 hari lalu

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya