Transplantasi Feses Bisa Sembuhkan Diare

Reporter

Jumat, 18 Januari 2013 17:21 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Amsterdam - Antibiotik kerap menjadi pilihan utama untuk mengobati diare berkepanjangan. Namun, penelitian dari Eropa menunjukkan bahwa ada satu teknik yang lebih efektif daripada penggunaan antibiotik, yakni transplantasi feses.

Dikutip dari Reuters, Jumat, 18 Januari 2013, transplantasi feses dilakukan dengan memasukkan kotoran dari orang sehat ke usus penderita diare hebat, terutama yang disebabkan oleh bakteri Clostridium difficile.

Dalam hasil studi yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, tiap tahunnya terdapat 3 juta orang yang terinfeksi bakteri ini. Sementara itu, antibiotik hanya efektif diterapkan pada 15-26 persen pasien. Ditambah lagi, antibiotik akan makin melemah bila diterapkan secara terus-menerus. "Karena itu, memulai perawatan transplantasi feses setelah pengobatan antibiotik kedua atau ketiga merupakan satu hal yang beralasan," ujar Josbert Keller, Ketua Tim Peneliti dari Universitas Amsterdam.

Tim meneliti 13 sukarelawan yang terinfeksi bakteri ini dalam tiga percobaan. Percobaan pertama para pasien diberi obat antibiotik standar selama 14 hari. Empat dari mereka kemudian dinyatakan bebas dari bakteri Clostridium difficile.

Ada pula 13 sukarelawan lain yang juga mendapat pengobatan yang sama, namun sebelumnya mereka meminum larutan yang dapat mengosongkan isi perutnya. Cara ini berhasil dalam tiga kasus.

Sementara itu, 16 sukarelawan lain diberi antibiotik ringan sebentar, dikombinasikan dengan teknik pengosongan perut seperti pada percobaan kedua, kemudian menerima transplantasi feses. Transplantasi dilakukan dengan menginjeksi 500 mililiter feses donor yang telah diencerkan melalui saluran kecil yang dimasukkan lewat hidung dan terus hingga ke usus kecil.

Hasilnya, dari 16 pasien, hanya tiga yang mengalami kegagalan. Itu pun setelah melakukan transplantasi ulang, dua pasien berhasil disembuhkan. Sebanyak 18 orang yang tidak mengikuti uji coba transplantasi feses kemudian juga diikutkan dalam percobaan ini. Hasilnya, 11 orang berhasil sembuh dalam perawatan pertama, dan empat sisanya harus menjalani dua kali tranplantasi.

Efek samping yang dilaporkan adalah 94 persen dari responsen mengalami diare, 31 persen kram, dan 19 persen sakit perut. Namun, efek samping ini hilang dalam tiga jam. Sebanyak 19 persen responden malah mengalami konstipasi, alias susah buang air besar.

Keller mengatakan cara ini memang terasa menjijikkan. Namun, bagi penderita diare kronis yang putus asa, ini merupakan salah satu penyelamat.

REUTERS | RATNANING ASIH

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

26 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

38 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

46 hari lalu

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.

Baca Selengkapnya

5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

47 hari lalu

5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

Dehidrasi saat puasa tetap dapat dicegah, salah satunya dengan penuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh agar tetap seimbang.

Baca Selengkapnya

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

48 hari lalu

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.

Baca Selengkapnya

90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

22 Februari 2024

90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

11 Februari 2024

Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

Pakar kesehatan anak menyebutkan orang mudah terkena diare karena lingkungan yang kotor serta buruknya kebersihan individu.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Sedang Tinggi, Pakar Ingatkan 6 Penyakit Ini

8 Februari 2024

Curah Hujan Sedang Tinggi, Pakar Ingatkan 6 Penyakit Ini

Waspadai enam penyakit berikut yang rentan menyerang saat curah hujan tinggi. Simak penjelasan pakar berikut.

Baca Selengkapnya

128 Penumpang Kapal Pesiar Diare dan Muntah, Ini Tips Cegah Penyakit selama Berlayar

7 Februari 2024

128 Penumpang Kapal Pesiar Diare dan Muntah, Ini Tips Cegah Penyakit selama Berlayar

Bepergian dengan kapal pesiar membuat orang terpapar pada lingkungan baru, ada risiko penyakit akibat makanan atau air, bahkan orang baru.

Baca Selengkapnya