Benarkah Pecandu Makanan Sama Dengan Obesitas?

Reporter

Kamis, 7 Februari 2013 20:39 WIB

Ilustrasi kegemukan. Livescience.com

TEMPO.CO, Jakarta--Orang-orang cenderung bersimpati kepada pecandu makanan dibandingkan dengan para perokok atau alkoholik. Tapi nyatanya, beberapa orang bisa menjadi tak lagi bersimpati jika orang tersebut mencandui makanan berlemak. Sebuah studi mencermati bahwa label pecandu makanan mengintensifkan stigma sosial tentang obesitas.

Bukti terbaru memperlihatkan bahwa kecanduan makanan sebagai hal nyata yang mirip dengan kecanduan kokain. Satu studi menunjukkan bahwa otak pecandu makanan memiliki reaksi yang sama ketika mereka mengantisipasi kegiatan makan seperti halnya pecandu narkoba. Yang mengejutkan adalah bahwa studi ini menemukan bahwa tidak semua pecandu memakan makanan berlemak.

Peneliti dari Universitas Yale mempelajari sejauh mana stigma sosial melihat kecanduan makanan dibandingkan dengan kondisi lain. Dalam survei awal, lebih dari 600 orang dewasa menjawab pertanyaan dalam survei online tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan orang yang secara sosial dikucilkan seperti perokok, pecandu makanan, obesitas, cacat fisik dan sakit mental. Para responden memiliki sikap lebih pemaaf dan hanya sedikit saja merasa jijik terhadap pecandu makanan dibandingkan dengan pecandu alkohol dan perokok.

Dalam survei kedua, responden diberi gambaran yang lebih lengkap dari individu-individu tertentu. Dan mereka diminta untuk menilai. Sebagai contoh, mereka menjawab pertanyaan tentang bagaimana menanggapi perempuan kurus pecandu makanan atau lelaki gemuk pecandu alkohol.

Para peneliti menemukan bahwa bagi mereka, orang gemuk lebih identik sebagai pecandu makanan yang menjengkelkan, membikin marah dan jijik dibandingkan dengan pecandu makanan dengan tubuh kurus. Hasil menunjukkan bahwa publik melihat kecanduan makanan hanya sebagai sebutan halus untuk makan berlebihan. Atau mereka mungkin melihat obesitas karena mencandu makanan berlemak sebagai hasil dari pribadi yang gagal. Simak info kesehatan lainnya di sini.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID

Baca juga:
Begini Hasil Pindai Otak Pembunuh dan Pemerkosa

Gejala Serangan Jantung Pria Beda dengan Wanita

Tubuh Dibenci, Kepuasan Terhalangi

Simbol Cinta Berlian di Hari Valentine

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

2 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

15 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

24 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

24 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

25 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya