Cukup Gizi, Atasi Bibir Sumbing  

Reporter

Senin, 11 Februari 2013 11:42 WIB

Seorang anak penderita Bibir Sumbing menuju ruang operasi di RS. Setia Mitra, Kamis (11/8). Sebanyak 15 anak yang berasal dari Sukabumi Jawa Barat menjalani operasi bibir sumbing gratis yang diadakan atas kerjasam Yayasan Citra Baru dan Kick Andy Foundation. TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Makassar - Dengan penuh kesabaran, Hadariah, 44 tahun, menenangkan putrinya, Intan Savira, 8 tahun, yang menangis dalam pelukannya. Bocah kelas 3 sekolah dasar ini mengaku takut menjalani operasi akibat kelainan celah bibir atau bibir sumbing yang dideritanya. Padahal, ini untuk ketiga kalinya dia menjalani operasi. Sebelumnya, operasi dilakukan saat dia masih berusia 4 bulan dan 3 tahun.

Menurut sang ibu, operasi kembali dilakukan karena hasil diagnosis mencatat masih ada celah pada langit-langit di mulut yang dapat mempengaruhi cara berbicara putrinya.

Penyakit celah bibir atau bibir sumbing adalah kelainan deformitas kongenital yang disebabkan oleh perkembangan wajah selama gestasi (kehamilan). Sumbing dapat terjadi pada bibir, langit-langit mulut (paltum), ataupun pada keduanya. Sumbing pada bibir disebut cheiloschisis, sedangkan sumbing pada langit-langit mulut disebut palatoschisis.

Dokter spesialis bedah mulut dan rahang, Muhammad Ruslin, mengatakan penyakit celah bibir terjadi akibat kelainan kongenital alias pembentukan organ tidak sempurna pada saat bayi berada dalam kandungan. Menurut dia, ada beberapa faktor penyebab, di antaranya kekurangan gizi dan genetik. “Kasus kelainan celah bibir paling banyak terjadi akibat faktor gizi, terutama kekurangan asam folat,” kata Ruslin saat ditemui di sela-sela kegiatan operasi celah bibir di Rumah Sakit Labuang Baji, Makassar, Kamis pekan lalu.

Operasi itu melibatkan delapan dokter ahli, di antaranya Profesor Makoto Noguchi, pimpinan Japanese Cleft Palate Foundation (JCPF) yang juga Kepala Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial Toyama University; tim dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; tim Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial Universitas Padjajaran; serta tim Celebes Cleft Center (CCC). Kegiatan sosial operasi massal celah bibir dan bibir sumbing yang digelar PABMI Sulawesi di Makassar ini menangani 52 pasien.

Menurut Ruslin, kekurangan asam folat ini juga dapat memicu terjadinya mutasi genetik atau teratogen—zat yang dapat menyebabkan kelainan pada janin. Ada juga faktor karsiogenesis, yakni gen yang terganggu saat proses pembentukan jaringan. Ini bisa diakibatkan oleh radiasi dan zat pengawet makanan yang dikonsumsi sang ibu. Penyebab lain, kata Ruslin, infeksi yang bisa terjadi karena proses kuret tidak bersih sehingga pada kehamilan berikutnya bisa mengganggu pembentukan janin.

Pada bayi yang lahir dengan kondisi mengalami kelainan celah bibir dapat ditangani dengan operasi. Operasi itu mengembalikan bentuk fungsional bibir dan mulut agar proses pengunyahan dan berbicara kembali normal.

Ruslin mengatakan angka prevalensi kelainan bibir ini di Sulawesi Selatan terbilang tinggi. Data Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial (PABMI) Wilayah Sulawesi sejak 2005 lalu mencatat ada 1.000 pasien di Sulawesi yang telah dioperasi. “Saat ini setiap 750 kelahiran ada satu bayi mengalami cacat bibir sumbing,” kata Ketua PABMI Sulawesi itu.

Sebenarnya, masalah bibir sumbing ataupun langit sumbing bisa dicegah dengan tindakan sejak dini dengan pemenuhan gizi pada ibu hamil agar tidak kekurangan asam folat. Di Eropa, menurut Ruslin, pemerintahnya mengharuskan ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat agar pembentukan janin tak terganggu.

Sedangkan bagi pasangan yang punya riwayat celah bibir akibat faktor genetik, juga dapat dicegah dengan melakukan rekayasa genetik. Riset proses rekayasa genetik ini dilakukan oleh tim JCPF. Profesor Makoto mengatakan, di Jepang, kelainan celah bibir diakibatkan oleh faktor genetik. Dari 500 angka kelahiran, ada satu bayi yang terlahir dengan kelainan ini.

Penyebabnya bukan karena kurang gizi. Faktor pertama, menurut Makoto, adalah genetika. Kedua, ketika masih dalam kandungan, mungkin saja sang ibu meminum obat yang tidak dianjurkan saat hamil, stres, dan lingkungan. “Untuk itulah saya menyarankan agar ibu hamil menjaga pola hidupnya dengan baik,” ujar dia.

IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI



Terpopuler:
6 Makanan Pemulih Tubuh

Bagaimana Membedakan Sakaw dan Pakaw?

Portrait Management Gelar Casting Expo

Trauma Tangan, Penyakit yang Sering Diabaikan

Seni Baru: Melukis di Atas Perut Hamil

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

2 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

3 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

4 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

4 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

12 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

13 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

20 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya