TEMPO.CO, Jakarta - Dokter kesehatan mental, Nurmiati Amir, SpKJ, mengatakan, anak yang hiperaktif kemungkinan menderita penyakit bipolar. "Ya, anak hiperaktif bisa dicurigai menderita bipolar," kata Nurmiati di FKUI, Salemba, Jakarta, pada Senin, 25 Februari 2013.
Bipolar adalah penyakit psikologi yang ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrem. Mereka juga menderita perubahan energi dan perilaku yang begitu cepat. Gangguan bipolar dapat terlihat pada suasana hati penderita yang dapat berganti secara tiba-tiba. Perubahan terjadi antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan, yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrem.
Anak hiperaktif menderita bipolar dapat dilihat dari tindakannya sehari-hari. Bila hanya kelakuan yang terlalu aktif atau perubahan mood sesaat, dapat dikatakan anak belum tentu memiliki gangguan bipolar. Namun, bila anak sangat aktif kemudian diikuti berubahnya mood secara fluktuatif, dapat dikatakan anak menderita gangguan bipolar. "Kadang marah, kemudian sedih, kemudian waspada," Nurmiati mencontohkan.
Meski begitu, para orang tua tidak perlu khawatir bila buah hati mengalami gangguan bipolar. Sebab penderita gangguan bipolar tetap dapat berkomunikasi dengan baik layaknya orang normal. Walau penderita bipolar mengalami sedikit gangguan pada mood, anak yang memiliki gangguan bipolar cukup pintar. "Mereka bisa pula mendapat pekerjaan seperti orang normal," kata Nurmiati.
Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko, maka pengobatan penderita gangguan bipolar dapat lebih cepat ditangani. Pengaruh lingkungan bagi anak yang memiliki gangguan bipolar sangat berperan besar, terutama dalam pencegahan. "Dimulai dari orang tua dan gurunya," kata Nurmiati. Sedangkan terapi pengobatan dapat digunakan untuk meredakan atau menstabilkan mood yang dihadapi penderita.
MITRA TARIGAN
Baca juga:
Spanduk Aliansi Nasional Anti-SBY Muncul di Kediri
Gugat Cerai, Venna Melinda Masih Berharap Damai
Politikus DPR Ramai-ramai Bela Anas
Pelapor Raffi Ahmad, Artis 'N'=Nikita Mirzani?
Xavi Bisa Sejajar dengan Hierro dan Raul
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
22 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya