Penulis buku 'Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites', Nadia Mulya (kiri) dan Joy Roesma (kanan), bersama Mimmi Barbie. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Mimi Barbie, begitulah perempuan ini dipanggil. Secara umum, usia Mimi tidak lagi muda. Tapi soal aktivitas, kelincahan Mimi mirip dengan wanita muda. Saban hari ia bertemu dengan teman-temannya. Sekedar untuk bersua, arisan, atau kegiatan sosial.
Soal arisan, Mimi mendapat julukan sebagai 'The Queen of Arisan'. Bisa dikatakan, Mimi cocok menyanding gelar itu. Toh ia telah bergabung berkecimpung dengan dunia arisan sejak 1991. Dan kini, Mimi menjadi bandar di 20 kelompok arisan.
Waktu bertemu Tempo, akhir Maret 2013, Mimi membuka sedikit tip menjadi bandar arisan. Pertama, calon bandar harus siap monomboki keuangan arisan, bila ada anggota yang telat membayar. "Jadi pemenang arisan tidak harus menunggu terlalu lama datangnya uang kemenangan," kata Mimi.
Seorang bandar harus memiliki kulit bak badak. Maksudnya, ia tak boleh malu-malu menagih anggota yang belum membayar uang arisan. Untuk urusan satu ini, Mimi selalu meminta data lengkap anggota arisannya. Mulai dari nomor telepon genggam, telepon rumah, alamat rumah, hingga tanggal ulang tahunnya.
Dia lebih sering menyebutkan nama anggota yang belum membayar arisan, melalui broadcast message di Blackberry Messenger. "Mereka jadi malu ketahuan anggota lain kalau belum bayar. Saya nggak perlu nunggu lama, mereka langsung mentransfer."
