TEMPO.CO, Jakarta-Olahraga, bila dilakukan dengan salah, bisa berisiko cedera. Untuk mencegah cedera, Andi Kurniawan, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyarankan sejumlah hal berikut:
Pertama, cek kondisi tubuh sebelum berolahraga.
Kedua, mulailah dari olahraga yang ringan, lakukan pemanasan peregangan juga pendinginan ketika selesai berolahraga. “Siapkan otot-otot, jangan langsung lari, dan ketika selesai jangan langsung diam,” katanya.
Ketiga, gunakan perlengkapan yang tepat. Jangan gunakan kaos gelap yang mudah menyerap panas ketika cuaca lagi terik. Demikian pula jangan gunakan kaos yang tipis saat dingin. Panas yang berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi.
Keempat, cukup minum. Olahraga yang diforsir tanpa dibarengi minum yang cukup akan membuat otot menjadi mudah keram. “Jangan sampai menunggu haus, kalau sudah haus itu artinya dehidrasi,” katanya.
Andi mengatakanm cedera saat olahraga bisa disebabkan oleh faktor dari dalam maupun dari luar tubuh. Seseorang yang tidak pernah berolahraga lalu tiba-tiba latihan dengan intensitas tinggi, akan dengan mudah cedera.
Faktor usia juga berpengaruh. Pada usia belasan tahun, tulang masih dalam pertumbuhan, sambungan antar tulang belum sepenuhnya utuh. Demikian pula dengan usia yan sudah tua, otot melemah dan sendi-sendi termakan usia. “Otot yang kuat memperingan kerja sendi, sehingga mencegah cedera,” kata Chief Executive Officer Indonesia Sport Medicine Centre, Kelapa Gading ini,
Orang dengan berat badan berlebih juga rentan mengalami cedera saat berolahraga. Ini karena beban tubuh bertumpu pada lutut, sehingga ketika joging, lutut bekerja lebih keras. “Biasanya menimbulkan peradangan di lutut,” kata Andi.
Penggunaan perlengkapan olahraga yang tidak tepat juga bisa menimbulkan cedera. “Misalnya penggunaan sepatu olahraga yang tidak tepat,” ujar Andi. Faktor luar lainnya adalah permukaan lapangan yang keras.
Cedera bisa terjadi pada jaringan lunak seperti otot, ligamen dan tendon, dan bisa juga pada tulang yang retak, bergeser, hingga patah. “Ini juga bisa terjadi pada olahraga yang ringan seperti joging,” katanya.
Saat joging, cedera yang umum terjadi adalah pada lutut dan pergelangan kaki. Lutut berasa nyeri seperti tertusuk, nyut-nyutan, atau bisa saja nyerinya hanya terasa sesaat, namun tiba tiba langsung membengkak.
Untuk mendeteksi cedera pada lutut dan pergelangan kaki, selain rasa nyeri, adalah dengan melihat apakah kulit berubah menjadi kemerahan, terjadi keterbatasan gerak, seperti tidak bisa menekuk atau jongkok dengan sempurna, ketika digerakkan sakit, atau kaki tidak bisa lurus. “Kalau itu terjadi kita harus waspada,” katanya.
IQBAL MUHTAROM
Berita Gaya Hidup Terpopuler:
Khitan Anak Gemuk, Cuma Sakit Sedikit
Sunat, Cara Gampang Hindari Infeksi Saluran Kemih
Tip Menyimpan Makanan Agar Bertahan Lama
Salah Kaprah Atasi Cedera Olahraga
Pengantin Bali Modifikasi
Berita terkait
Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7
19 Agustus 2022
Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.
Baca SelengkapnyaHasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu
12 Agustus 2022
Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.
Baca SelengkapnyaIslamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu
9 Agustus 2022
Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.
Baca SelengkapnyaMuddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat
4 Juni 2019
Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.
Baca SelengkapnyaTak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora
30 Mei 2017
Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora
ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta
26 Mei 2017
Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan
Baca SelengkapnyaISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan
24 Mei 2017
Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8
Baca SelengkapnyaISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar
18 Mei 2017
Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.
Baca SelengkapnyaISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia
18 Mei 2017
Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.
Baca SelengkapnyaISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar
15 Mei 2017
Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.
Baca Selengkapnya