TEMPO.CO, New York - Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan gen yang menyebabkan pubertas Prekoks. Pubertas Prekoks adalah keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki.
Gizi, lingkungan, dan status sosial ekonomi, diyakini menjadi penyebab pubertas prekoks, tetapi ternyata peran genetika dianggap yang paling signifikan. Beberapa studi genetik telah menunjukkan bahwa lebih dari 27 persen kasus pubertas dini berasal dari keturunan keluarga.
Dalam rangka untuk mengidentifikasi penyebab genetik pubertas dini, para peneliti melakukan analisis urutan gen dari 40 anggota dari 15 keluarga dengan gen pubertas prekoks sentral. Hasil yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, mengungkapkan bahwa gen MKRN3, yang diteruskan oleh ayah, adalah penyebab pubertas prekoks.
Para peneliti menemukan bahwa empat mutasi gen MKRN3 menyebabkan aktivasi awal hormon reproduksi dan mendorong pubertas. Penelitian lain mengungkapkan zat Bisphenol-A yang merupakan bahan baku pembuatan barang-barang dari plastik dan sering digunakan oleh bayi maupun anak kecil seperti dot atau botol plastik, dapat menstimulus peningkatan kadar hormon estrogen yang pada akhirnya juga dapat memicu terjadinya Pubertas Prekoks.
“Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian pubertas prekoks yaitu seseorang yang mengalami obesitas, ras Afrika-Amerika, terpapar hormon seksual dari kosmetik ataupun makanan, sedang mengidap suatu penyakit genetik ataupun gangguan metabolik," ungkap Dr Patricia Vuguin, ahli endokrinologi pediatrik di Steven and Alexandra Cohen Children’s Medical Center of New York
Mengalami pubertas dini atau pubertas prekoks dapat menimbulkan stres bagi seorang anak, dan itu juga telah dikaitkan dengan masalah kesehatan di kemudian hari. Satu penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan bahwa anak perempuan yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun memiliki risiko 23 persen lebih besar untuk mengembangkan penyakit jantung dan risiko 28 persen lebih tinggi meninggal akibat serangan jantung atau stroke.
Pubertas merupakan suatu proses yang alamiah dan pasti dialami oleh semua manusia dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi bertubuh layaknya orang dewasa dan telah memiliki kemampuan berproduksi. Proses ini juga menandai peningkatan kematangan psikologis manusia secara sosial yang disebut telah menjadi seseorang remaja.
TIME.COM | ANINDYA LEGIA PUTRI
Berita Lain:
Benarkah Plasenta Bikin Awet Muda?
Pesan Moral buat Calon Pemimpin 2014 Lewat Batik
Fakta-fakta Tentang Masker Kelupas
Berita terkait
Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas
7 September 2020
Fase remaja merupakan kesempatan kedua untuk memperbaiki kualitas generasi mendatang, setelah tahap balita.
Baca SelengkapnyaRemaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?
13 Februari 2019
Remaja di Yogyakarta ternyata banyak yang melakukan diDet. Makanan yang tidak mengandung gizi seimbang bisa berakibat stunting.
Baca SelengkapnyaKurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter
25 Januari 2019
Sebagian besar kematian pada remaja karena penyebab yang dapat dicegah, misalnya kecelakaan lalu lintas.
Baca SelengkapnyaIntip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja
20 Desember 2018
Masa remaja adalah masa di mana perilaku kaum remaja ingin mencoba hal-hal baru. Ini tanda perubahan seks primer dan sekunder remaja.
Baca SelengkapnyaHari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga
10 Oktober 2018
Hari ini dunia memperingati World Mental Health Day atau hari kesehatan jiwa sedunia. Intip salah satu faktor kesehatan jiwa remaja.
Baca Selengkapnya19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun
28 September 2018
Secara global , 19 persen remaja di negara berkembang mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun. Banyak penyakit seksual yang menghantui remaja.
Baca SelengkapnyaCegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja
17 September 2018
Diet banyak dilakukan remaja. Diet membuat para remaja tidak mau mengkonsumsi makanan lebih bergizi.
Baca SelengkapnyaIni Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk
15 Mei 2018
Australia dan Indonesia memiliki masalah yang sama dalam hal gizi buruk. Apa saja persamaan masalah gizi itu?
Baca SelengkapnyaAnak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan
19 Februari 2018
Remaja adalah makhluk yang emosional. Perkembangan otak bagian depan yang belum sempurna menjadi salah satu penyebab emosi anak remaja belum stabil.
Baca SelengkapnyaRemaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional
28 Januari 2018
Media sosial dan tren menciptakan tekanan dan standar bagi remaja yang mengakibatkan krisis percaya diri.
Baca Selengkapnya