Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi remaja sedang konsultasi dokter. shutterstock.com
Ilustrasi remaja sedang konsultasi dokter. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Remaja senang sekali melakukan diet. Riky Tan ingat saat melakukan diet karena lingkungan sosialnya. Pekerja wirausaha itu masih duduk di semester 3 di bangku kuliah saat 7 tahun lalu melakukannya. Ia mengaku tidak percaya diri dengan tubuhnya . Wanita asal Riau ini kagum melihat teman-temannya sesama perempuan yang sangat cantik dan menjaga penampilannya. "Saya sempat tidak percaya diri dengan diri saya sendiri, mungkin selama ini tinggal di daerah berasa biasa aja liat cewek-ceweknya, tetapi sejak pindah ke Jakarta saya melihat mereka cantik dan menjaga penampilan semua," kata Riky yang berhasil menurunkan berat badannya dari 63 kilogram menjadi 50 kilogram dalam waktu satu tahun.

Baca: 4 Hobi yang Wajib Dipelajari Remaja

Masalah sosial memang salah satu hambatan para remaja dalam menjaga kesehatan diri. Tidak hanya karena tekanan lingkungan, tidak jarang mereka kerap mengikuti tokoh selebriti pujaan mereka tanpa memahami kecukupan gizi yang mereka butuhkan. Akibatnya, berbagai masalah gizi pun muncul.

Ilustrasi remaja menolak makan. shutterstock.com

Pemerintah mengatakan salah satu masalah kesehatan remaja saat ini adalah double burden, yaitu masalah kekurangan gizi juga kelebihan gizi. Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan bahwa persentase daerah Indonesia yang memiliki persentase remaja yang sangat kurus adalah daerah Nusa Tenggara Timur dengan 5,9 persen. Ada pula empat daerah yang mengalami persentase remaja dengan obesitas tertinggi, yaitu 2,6 persen. Keempat daerah itu adalah DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara.

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Pungkas Bahjuri Ali mengakui selama ini pemerintah lebih fokus pada kesehatan ibu dan anak sejak 1990 hingga program Millenum Development Goals berakhir pada 2015. "Isu gizi remaja termasuk ilmu baru bagi kami," kata Pungkas saat dihubungi Senin 23  Agustus 2018.

Baca: Banyak Remaja Terinspirasi Bibir ala Kylie Jenner, Ini Kata Ahli

Pemerintah, kata Pungkas, baru sadar bahwa sudah saatnya memikirkan kesehatan remaja saat merinci Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. "Indonesia akan menghadapi bonus demografi saat jumlah masyarakat usia produktif, di antaranya remaja, akan lebih banyak di banding dengan masyarakat non produktif," kata Pungkas yang mengatakan sudah memasukkan unsur kesehatan remaja pada RPJMN 2015-2019.

Dalam rencana lima tahunan itu, target pemerintah adalah hingga 2019, sebanyak 45 persen puskesmas di Indonesia menyelenggarakan kegiatan Kesehatan Remaja. Ada pula target 30 persen remaja puteri harus mendapat tablet penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia. Kementerian Kesehatan mengklaim sudah ada 4.100 lebih atau sekitar 60an persen pusat kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan remaja itu. "Kami juga lakukan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ke sekolah-sekolah. Programnya mengukur tinggi badan anak dan remaja di SD, SMP dan SMA setahun sekali serta melakukan penyuluhan antar sekolah," kata Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina pada 24 Agustus 2018.

Baca: Beri Pendidikan Seks pada Remaja, Harus Ditakut-Takuti?

Kementerian Kesehatan, kata Eni, juga sudah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama serta Kementerian Dalam Negeri untuk wajib menyediakan fasilitas olahraga di setiap sekolahnya. "Sekolah wajib menyediakan fasilitas olahraga. Bisa dalam bentuk lapangan badminton atau lapangan lain, minimal anak bisa melakukan 4 L, yaitu lempar, lompat, loncat dan lari," kata Eni yang berharap para remaja itu bisa bergerak aktif.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

10 jam lalu

Sejumlah siswa SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis pada 29 Februari 2024. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp 15 ribu per porsi dalam simulasi program makan siang gratis tersebut. Antara/Sulthony Hasanuddin
Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar


Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?


Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

1 hari lalu

Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

6 hari lalu

.
Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.


Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

9 hari lalu

Ilustrasi petugas Bea Cukai. Instagram/Beacukairi
Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.


Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

10 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.