Tidak Makan, Wanita Ini Penganut Breatharian
Editor
Aningtias Jatmika TECO
Selasa, 11 Juni 2013 09:41 WIB
TEMPO.CO,Seattle – Navenna Shine, 65 tahun, seorang warga Seattle, Amerika Serikat baru saja menerapkan pola hidup breatharian, yakni suatu konsep yang hidup tanpa makan dan minum. Mereka hanya mengandalkan udara dan sinar matahari sebagai sumber energi. Namun, Shine tetap minum. Ia hanya tak makan apa-apa selama 5 minggu. Ia mulai berhenti makan pada tanggal 3 Mei 2013 lalu.
“Dia merasa sangat sehat dan baik-baik saja. Hanya saja terkadang ia merasa ‘kedutan’ di perut pertanda lapar,” tulis Daily Mail, Kamis, 6 Juni 2013, mengutip ucapan Shine melalui Facebook dan Youtube-nya. Meskipun demikian, nyatanya ia merasa reaksi empedu karena tidak makan telah membuat tenggorokannya tak nyaman. Ia juga merasa mual dan sembelit.
Selain efek samping itu, pensiunan yang berasal dari Inggris ini mengatakan tidak makan juga telah berdampak pada kehidupan sosialnya. Pada hari ketujuh ia menulis, “Teman-teman saya mengadakan pesta barbeque malam ini. Saya tidak bisa mencium aroma nikmatnya tapi saya bisa merasakan mereka benar-benar bahagia menghabiskan waktu bersama.” Ia juga membayangkan bagaimana menghadiri reepsi pernikahan tapi tidak makan padahal sajian prasmanan begitu menggoda.
Shine berencana tinggal di ‘lingkungan yang terkendali’ selama 4 sampai 6 bulan agar breatharian-nya berhasil. Ia memasang 8 kamera untuk mengevaluasi kemajuannya. Beberapa kamera dipasang di lemari makanan guna menjaga ia tidak menyelinap mengambilnya. Melewati hari-hari laparnya, ia hanya menonton film, berolahraga, dan tidur.
Hari terakhir dia memakan makanan padat adalah tanggal 30 April. Ia membersihkan saluran cernanya dengan meminum jus tiap 3 hari dan menjalani kolonoskopi untuk mempersiapkan rencana jangka panjangnya ini. Dia mengaku, energinya telah menurun dalam beberapa minggu.
Bahkan, di awal minggu ia sempat merasa lemas dan muntah. Sejauh ini, ia telah kehilangan 58 kg bobot tubuhnya. Sebelum menjalani pola hidup ini, Shine telah diperingatkan tentang risiko yang mungkin muncul, yang terburuk adalah kematian. Situs Seattleglobalist.com mencatat bahwa sebanyak 4 breatharian telah meninggal ketika mencoba untuk hidup hanya dengan air dan cahaya.
Shine merasa tidak yakin bahwa ia akan mampu bertahan. Pada hari ke tiga puluh ia menulis, “Saya merasa tubuh saya mencapai titik di mana a telah mengonsumsi semua lemak yang tersimpan dan kini ia sedang mencari-cari kira-kira apa lagi yang bisa didapatka.”
Di seluruh dunia, diperkirajan adan 5.000 breatharianists. Meskipun mereka mengklaim ini adalah cara bertahan hidup yang sehat, tapi nyatanya tak ada satupun bukti medis bahwa kelaparan akan mempertahankan hidup seseorang.
DAILY MAIL | ANINGTIAS JATMIKA
Taufiq Kiemas |Cinta Soeharto Bangkit?| Pemukulan Pramugari Sriwijaya| Penembakan Tito Kei
Baca Juga:
Taufiq Kiemas dan Kacamata Budiman Sudjatmiko
Jokowi 'Diam' Melayat ke Rumah Duka Taufiq Kiemas
Pemukul Pramugari Tidak Dikenakan UU Penerbangan
Perjalanan Politik Taufiq Kiemas
Mega Tunjuk Sulungnya Beri Sambutan untuk Kiemas
Ini Dia Anak Alay yang Ada di Dahsyat