TBC Superbandel: Gratis Pengobatan Rp 160 Juta (2)

Reporter

Sabtu, 10 Agustus 2013 10:52 WIB

Foto ini diambil pada Oktober lalu dan memperlihatkan seorang penderita TBC dan HIV di sebuah ruang isolasi di Thailand. Pada tahun 2008, sebanyak 800,000 orang dewasa dan anak di Thailand menderita HIV/AIDS. AP Photo/David Longstreath

TEMPO.CO, Jakarta- Oktober 2010. Bulan ini punya makna penting bagi upaya pemberantasan penyakit tuberkulosis di Indonesia. Sebab, saat itulah, untuk pertama kalinya kasus TB XDR (Extensively/Extremely Drug Resistant Tuberculosis) ditemukan di negeri ini. Bukan berarti sebelumnya kasus serupa tidak ada, namun laboratorium di Indonesia baru mampu memeriksa dan menegakkan diagnosis tuberkulosis superbandel tersebut mulai Juni 2010.


“Sebenarnya, TB XDR sudah lama ada, tapi tidak tercatat dan dilaporkan. Ya, karena laboratorium kita saat itu memang belum bisa memeriksa dan mendiagnosis,” kata Dyah Erti Mustikawati, Kepala Sub-Direktorat Tuberkulosis, Kementerian Kesehatan, saat ditemui Tempo di kantornya, Jalan Percetakan Negara, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2013. Diagnosis TB XDR dilakukan dengan pemeriksaan kultur dahak dan dilanjutkan dengan uji kepekaan obat.


Adanya kepastian temuan kasus TB XDR, maka Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Indonesia ke dalam 69 negara yang memiliki kasus tuberkulosis yang kebal terhadap obat antituberkulosis lini kedua ini. Selain Indonesia, negara yang hingga akhir 2010 memiliki sedikitnya satu pasien TB XDR, antara lain, ada Australia, Jepang, India, Italia, Jerman dan Perancis.


TB XDR menyedot perhatian dunia sejak awal 2006. Saat itu, di Afrika Selatan, tercatat 52 dari 53 pasien tuberkulosis jenis ini, yang sekaligus positif mengidap virus perontok kekebalan tubuh (HIV), meninggal dalam waktu relatif singkat setelah didiagnosis. Dengan tingkat kematian yang tinggi tersebut, tak aneh jika pada Oktober 2006, WHO Global Task Force TB-XDR menyerukan tanggapan internasional tentang krisis TB jenis ini. WHO memperkirakan, muncul 25.000 kasus TB XDR saban tahun di seluruh penjuru dunia.


Menurut Dyah, pada 2010, ada 3 kasus baru yang positif TB XDR dan diobati di RS Persahabatan. Yang bikin miris, ada kecenderungan jumlah kasus yang ditemukan tiap tahun terus meningkat. Pada 2011 tercatat menjadi 8 orang, lalu bertambah menjadi 17 orang pada 2012, kemudian tahun ini dilaporkan ada 5 kasus yang sudah dikonfirmasikan positif XDR TB. “Hingga saat ini, total kami menangani 22 kasus TB XDR,” kata Dr Erlina Burhan, Ketua Kelompok Kerja Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS) dan TB-MDR RS Persahabatan, saat ditemui pada kesempatan terpisah.


Advertising
Advertising

Catatan penting lain, menurut Dyah, bila pada 2010, kasus XDR TB hanya dilaporkan di Jakarta, pada tahun-tahun berikutnya kasus tersebut juga ditemukan di Makasar, Bandung, Medan, Malang dan Solo. Bahkan, pada 2012, angka XDR TB tertinggi dilaporkan oleh RS Hasan Sadikin Bandung, yakni 8 kasus.


Temuan di luar Jakarta ini seiring dengan adanya lima laboratorium yang bisa memeriksa kultur dahak dan uji kepekaan yang sudah mendapat sertifikasi penjaminan mutu dari Laboratorium Rujukan Supra Nasional, Institute of Medical & Veterinary Science (IMVS) Adelaide, Australia. Kelima laboratorium itu, menurut Erlina, adalah laboratorium mikrobiologi RS Persahabatan, laboratorium mikrobiologi FKUI, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Jawa Barat, dan Laboratorium Novartis Eijkman Hasanuddin Clinical Research Iniative (NEHCRI), RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam waktu dekat, kata Dyah, akan ada tambahan 4-6 laboratorium yang sedang dalam proses sertifikasi.


Biaya pemeriksaan dan pengobatan TB XDR, Dyah melanjutkan, sangat mahal bila dibandingkan dengan pengobatan kasus TB MDR, apalagi jika dibandingkan dengan kasus TB biasa. Bila TB biasa biayanya sekitar Rp 2 juta, TB MDR sekitar Rp 110 juta, maka biaya untuk TB XDR mencapai kisaran Rp 160 juta. Apabila pasien TB XDR-nya termasuk yang kompleks, artinya sudah pernah diobati TB MDR sebelumnya, maka biaya bisa membengkak di atas Rp 230 juta.


“Biaya pengobatan pasien TB MDR/XDR saat ini masih ditanggung oleh program TB Nasional dengan sumber dana dari Dana Hibah Global Fund ATM komponen TB,” kata Dyah. Walhasil, pasien tidak dipungut biaya alias gratis. Itu sebabnya, jika sampai ogah berobat, ya, kebangetan!


Saat ini, tercatat ada 10 rumah sakit rujukan TB MDR/XDR di 9 Provinsi. Masing-masing adalah RS Persahabatan (DKI Jakarta), RS dr Soetomo, Surabaya, dan RS Syaiful Anwar, Malang (Jawa Timur), RS Moewardi, Solo (Jawa Tengah), RS Sardjito (DIY), RS Hasan Sadikin, Bandung (Jawa Barat), RS Sanglah (Bali), RS Labuang Baji, Makassar (Sulawesi Selatan), RS Adam Malik, Medan (Sumatera Utara), RSUD Jayapura (Papua). DWI WIYANA

TBC

Berita terkait

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

28 hari lalu

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.

Baca Selengkapnya

Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

29 hari lalu

Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

Pasien TB mengalami siklus panjang dalam pengobatan. Sehingga target eliminasi TB pada 2030 sulit diwujudkan

Baca Selengkapnya

Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

29 hari lalu

Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India dengan estimasi 969.000 kasus.

Baca Selengkapnya

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

36 hari lalu

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

36 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

37 hari lalu

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.

Baca Selengkapnya

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

38 hari lalu

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.

Baca Selengkapnya

24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

39 hari lalu

24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

Ilmuwan Robert Koch adalah sosok yang berperan kunci dalam penemuan bakteri penyebab tuberkulosis alias TBC yang tak terpisahkan dari Hari TBC Sedunia

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

39 hari lalu

Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

Bakteri penyebab TBC pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Pada saat itu, TBC membunuh satu dari setiap tujuh orang yang tinggal di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Selengkapnya

Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

42 hari lalu

Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

Google dan sebuah perusahaan India mengembangkan robot berbasis AI yang bisa mendeteksi penyakit dalam. Terobosan di bidang radiologi.

Baca Selengkapnya