TEMPO.CO, London--Brokoli tidak hanya dapat mencegah mutasi sel secara masif penyebab kanker. Sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan, sayuran berwarna hijau ini juga mumpuni memperlambat terjadinya perapuhan tulang. University of East Anglia sudah membuktikan keberhasilan penelitian mereka melalui uji coba laboratorium.
Pengujian yang dilakukan terhadap sel tikus menunjukkan bahwa nutrisi yang terkandung dalam brokoli dapat menambal peluruhan salah satu sel kunci yang dapat mempercepat laju enzim penyebab rusaknya tulang rawan.
Pengujian selanjutnya dilakukan terhadap 20 pasien yang setiap hari mengkonsumsi "Brokoli Dosis Super". Brokoli ini merupakan persilangan khusus antara Brokoli biasa dengan tumbuhan liar Sisilia. Brokoli ini diklaim memiliki nutrisi yang lebih kaya dibanding Brokoli biasa.
"Saya tidak dapat memperkirakan kemungkinan zat dalam brokoli ini dapat menyembuhkan perapuhan, tetapi zat ini dapat memperlambat perapuhan," kata Rose Davidson, Peneliti Utama dari University of East Anglia, seperti yang dikutip dari situs BBC Health, Rabu, 28 Agustus 2013.
Menurut Rose Davidson, tubuh manusia membutuhkan senyawa Glucoraphanin dan kemudian mengubahnya menjadi Sulforaphane untuk melindungi sendi. Berangkat dari anggapan inilah, Rose dan timnya memberikan 20 relawan penelitiannya 100 gram Brokoli setiap hari, selama dua minggu.
Sayangnya, waktu 2 minggu tidak cukup membuat Davidson dan timnya membuktikan keampuhan Brokoli Dosis Super yang dikenal dengan nama Beneforte. Meski begitu, hasil penelitian Davidson dan timnya terhadap sel tikus di laboratorium telah diterbitkan dalam Jurnal Artitis dan Reumatik Inggris.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
9 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.