TEMPO.CO, Jakarta - Dulu orang mungkin ragu jika ingin menghias halamannya dengan gazebo. Alasannya tak lain karena pertimbangan harga atau gazebo yang harus dibangun secara permanen. Kini, di pasar sedang marak gazebo portabel atau yang bisa dibongkar-pasang. Jadi, memiliki gazebo di halaman rumah tidak lagi sekadar impian.
Bentuk dan ukuran gazebo portabel ini pun bervariasi. Seperti yang dipajang di salah satu gerai perabotan swalayan di Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Harganya dari Rp 600 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp 5 juta untuk ukuran besar.
“Pembelinya memang banyak, ada yang buat dipajang di rumah, ada juga yang untuk vila atau resort mereka,” kata Abdullah, pegawai gerai itu.
Menurut designer interior dari Soseki Design and Build, Iqra Firdausy, tren pemasangan gazebo portabel ini hadir beberapa tahun belakangan. Konsumennya adalah mereka yang ingin menikmati suasana nyaman ala liburan, tapi terhalang oleh keterbatasan lahan di rumah.
“Biasanya mereka tertarik karena melihat gazebo-gazebo di resort atau tempat liburan dan ingin membawa suasana itu ke rumah,” kata Iqra.
Dengan ukuran dan model yang bervariasi, gazebo portabel ini bisa digunakan untuk keperluan apa pun sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, bisa berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, atau ruang makan yang berada di halaman rumah. Tapi, untuk fungsi-fungsi itu tetap harus memperhitungkan proporsi luas halaman dan ukuran gazebo portabelnya.
Untuk kebutuhan yang privasi, misalnya ruang santai di halaman, konsumen bisa memilih gazebo dengan ukuran kecil lalu meletakkan daybed atau sepasang kursi malas dan meja kecil di bawahnya. Peletakannya bisa di halaman belakang atau di tepi kolam renang, jika ada. Gazebo portabel juga bisa dilengkapi dengan tirai untuk melindungi si pengguna dari gigitan nyamuk atau serangga.
Model gazebo portabel bermacam-macam, bergaya klasik maupun model sederhana yang transparan dan berwarna putih. “Yang penting mesti diingat bahannya harus tidak menyerap panas matahari dan antihujan karena iklim di sini yang tropis,” Iqra menambahkan.
Untuk pemanfaatan yang sifatnya lebih terbuka, seperti acara makan malam bersama keluarga, bisa memilih gazebo ukuran sedang--dari ukuran 2 x 2 meter dan 3 x 3 meter--atau gazebo-gazebo kecil yang bisa ditancapkan di meja makan atau bisa juga memakai tiang seperti yang sudah banyak tersedia di toko-toko perkakas rumah tangga.
Sementara itu, jika ingin menggunakan gazebo ukuran besar, seperti 10 x 10 meter, untuk acara besar, saat ini sudah cukup banyak yang menyewakannya. Gazebo besar seperti itu biasanya dirancang dengan bentuk yang lebih terbuka dan bisa menampung kursi komunal atau jumlah tertentu sekaligus. Namun gazebo yang satu ini memang agak sulit dialihfungsikan penggunaannya.
Iqra menyarankan, sebelum membeli gazebo portabel, si pembeli sudah mengetahui akan digunakan untuk apa. Jika untuk dekorasi halaman, bisa memilih gazebo ukuran kecil atau sedang. Ukuran harus proporsional agar tidak membuat halaman terlihat semakin sesak atau sempit.
Paling utama dari itu semua adalah pemilihan bahan. Bahan yang bagus bisa dilihat dari jahitannya yang kuat. Selain itu, pertimbangan faktor antisinar ultraviolet dan anti-air. Untuk rangka, bisa dipilih gazebo portabel dengan rangka besi kualitas tinggi guna menghindari pengeroposan karena penempatannya di luar ruangan.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita terkait
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga
56 hari lalu
Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.
Baca SelengkapnyaButet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan
15 Januari 2024
Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaTak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni
5 Desember 2023
Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.
Baca SelengkapnyaDebat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini
5 Desember 2023
Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu
22 Agustus 2023
Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.
Baca SelengkapnyaSejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat
4 Juli 2023
Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.
Baca SelengkapnyaWM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia
24 Februari 2023
Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.
Baca SelengkapnyaSeniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia
20 Januari 2023
Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.
Baca SelengkapnyaJadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami
17 November 2022
Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar
Baca SelengkapnyaMasyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan
27 Oktober 2022
Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI
Baca Selengkapnya