TEMPO.CO, Jakarta - Tren ancaman jajanan anak sekolah, tahun ini bergeser ke arah cemaran mikrobiologi. "Cemaran bahan tambahan ilegal menurun, tapi cemaran mikrobiologi masih tinggi," ujar Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Roy Sparringa dalam konferensi pers di Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jumat, 27 September 2013.
Survei pengawasan jajanan anak pada 2013 dengan 5.668 sampel sekolah menunjukkan terjadi penurunan bahan tambahan pangan berlebih. Penurunan terjadi dari 24 persen di 2012, menjadi 17 persen di 2013. Tapi cemaran mikroba meningkat dari 66 persen di tahun lalu menjadi 76 persen saat ini. "80 persen hasil kajian menunjukkan es tidak memenuhi syarat," ujar Roy. Cemaran mikrobiologi tahun ini yang tertinggi dari survei sejak 2009 silam.
Jajanan es baik dalam rupa es sirup maupun jeli ternyata menggunakan sumber air yang tidak layak. Akibatnya kandungan bakteri pencemar tinggi. "Es-es yang dipakai itu bukan suplai untuk makanan," kata Roy.
Bahkan ia melihat langsung, penggunaan es batu diobok-obok tapi masih digunakan sebagai makanan. "Ini yang belum banyak disadari masyarakat," ujar dia. Cemaran mikrobiologi yang diteliti adalah kandungan e.coli, kapang dan kamir, serta bakteri salmonela.
DIANING SARI
Topik Terhangat
Mobil Murah|Kontroversi Ruhut Sitompul|Mun'im Idris Meninggal|Info Haji
Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas
Berita terkait
Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa
26 Oktober 2023
Studi ini juga dilakukan di Eropa dan Asia untuk mendukung perluasan izin edar obat bagi pasien cuci darah dan non-dialisis.
Baca SelengkapnyaTemuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie
26 April 2023
YLKI berharap BPOM dapat memastikan apakah mi instan yang dijual di Taiwan juga beredar di Indonesia dan mengandung cemaran etilen oksida.
Baca SelengkapnyaBPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG
23 Oktober 2022
BPOM menyatakan selalu melakukan patroli siber karena maraknya penjualan produk obat yang tidak aman.
Baca SelengkapnyaBPOM Catat 133 Obat Sirup Tidak Mengandung EG dan DEG, Aman Sepanjang Sesuai Aturan
23 Oktober 2022
BPOM menduga cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol berasal dari empat bahan tambahan yang digunakan dalam obat sirup.
Baca SelengkapnyaBio Farma Targetkan Vaksin Indovac Lolos Izin BPOM September 2022
22 Agustus 2022
Bio Farma menargetkan vaksin Indovac memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan POM pada awal September 2022.
Baca SelengkapnyaPesan IDI dan BPOM dalam Memilih Kemasan Plastik Makanan
12 Agustus 2022
Masyarakat diminta memperhatikan label pada kemasan plastik makanan dan minuman sebagai investasi kesehatan untuk jangka panjang.
Baca SelengkapnyaTepis Isu MS Glow Produk Abal-Abal dan Repacking, Kosme: Tidak Benar
27 Maret 2022
Produk perawatan kulit MS Glow milik Crazy Rich Malang Gilang Widya Permana dan Shandy Purnamasari belakangan ini ramai dipertanyakan keasliannya.
Baca SelengkapnyaBadan POM Perketat Pengawasan Produk Kosmetik dan Jamu Tak Berstandar Mutu
16 Maret 2022
Badan POM berupaya menekan peredaran produk kosmetik dan jamu yang diproduksi tidak sesuai standar mutu dan keamanan.
Baca SelengkapnyaVaksin Booster Sinopharm Tersedia di 350 Klinik Kimia Farma
16 Februari 2022
Sebanyak 350 klinik Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia siap melaksanakan vaksinasi lanjutan atau booster dengan vaksin Sinopharm,
Baca SelengkapnyaSimak, Ini Efikasi dan Keamanan Vaksin Pfizer di Indonesia
28 Agustus 2021
Vaksin Pfizer yang telah diterbitkan oleh BPOM RI terbukti efektif dan aman digunakan.
Baca Selengkapnya